Toyota Lebih Tertarik Hybrid dan Hidrogen Dibanding EV, Kijang Innova Listrik Batal?
Prasetyo · 21 Jun, 2022 09:08
0
0
Toyota Kijang Innova EV sempat dipamerkan di Indonesia.
Tapi prinsipal Toyota menekankan saat ini lebih tertarik memproduksi mobil hybrid dan hidrogen daripada EV.
Lantas bagaimana nasib pengembangan Innova listrik?
Toyota Kijang Innova listrik sukses menghebohkan saat hari pertama perhelatan IIMS 2022, Maret lalu. Bagaimana tidak, Toyota Indonesia memang begitu sukses dengan Kijang Innova, namun tak pernah ada hembusan kabar jika pabrikan tengah mempersiapkan Kijang Innova EV.
Berbasis Toyota Kijang Innova Venturer, mobil tersebut benar-benar dikonversi menggunakan baterai dan motor listrik. Sayangnya Innova listrik itu hanya dipajang satu hari dan itu pun dalam kondisi tertutup sehingga tak bisa dilihat lebih detil seperti apa interior dan sistem teknisnya.
Nah kini ada kabar kalau Toyota Morot Corp. malah enggan buru-buru melahirkan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV/Battery Electric Vehicle). Produsen mobil asal Jepang ini melihat kendaraan hibrida masih lebih masuk akal untuk diproduksi lebih banyak. Bahkan menurut mereka kendaraan hidrogen layak untuk dikembangkan makin serius.
Beberapa pihak menilai jika Toyota terlihat menahan diri untuk beralih ke mobil full elektrik. Itu karena mobil listrik Toyota sangat minim modelnya hingga saat ini. Adapun yang satu-satunya sudah diproduksi massal hanyalah Toyota bZ4X. Tapi ternyata pemilikannya cuma bisa sistem sewa melalui Kinto.
Padahal selama ini Toyota memiliki mobil hybrid yang penjualannya moncer diseluruh dunia, yaitu Prius. Namun banyak pihak yang menilai perkembangan Prius lambat serta kendaraan-kendaraan EV lain dari Toyota tak kunjung muncul.
Saat hal tersebut ditanyakan, direksi Toyota menolak jika mereka lamban dalam produksi kendaraan listrik murni (BEV). Menurut raksasa pabrikan otomotif itu, pihaknya terus mengambil langkah untuk menciptakan banyak opsi tentang kendaraan yang ramah lingkungan.
"Tujuannya tetap netralitas karbon, tapi konsumen harus memilih. Berbagai pilihan harus tersedia sehingga pihak produsen tak boleh mempersempitnya" ucap Masahiko Maeda, Chief Technology Officer Toyota dikutip dari Reuters, Selasa (21/06/2022).
Toyota berdalih kalau saat ini mobil hybrid masih masuk akal untuk melakukan penetrasi pasar lebih besar. Apalagi infrastruktur mobil listrik di sejumlah negara juga belum mencukupi guna peralihan kepada full EV. Bahkan Toyota mengaku lebih tertarik menjajaki mobil ramah lingkungan yang tetap menggunakan mesin bakar tapi bahan bakarnya hidrogen.
Sebenarnya tahun lalu Toyota sudah mengumumkan jika mereka berkomitmen untuk makin banyak memproduksi mobil listrik. Bahkan dana sebesar 8 triliun Yen sudah disiapkan untuk sejumlah proyek mobil listrik Toyota sampai tahun 2030. Dan setengah dari modal itu untuk pengembangan serta produksi mobil full electric.
Namun Toyota memprediksi penjualan mobil listrik dalam setahun hanya akan menyentuh 3,5 juta. Angka ini menurut pabrikan cuma sepertiga dari total penjualan mobil global. Sehinga mobil bensin atau hibdrida yang tetap menggunakan mesin bakar internal masih dominan.
Kalau prinsipal Toyota bilang hybrid lebih menarik, apakah Innova listrik akan berubah jadi hybrid terlebih dulu? Atau malah Indonesia yang akan pertama kali mencetus mobil listirk Toyota berharga terjangkau?
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.