Habis Terjebak Macet Panjang, Bagian Motor Ini Harus Dicek!
Fariz · 2 Okt, 2024 14:30
0
0
Area kopling rentan rusak.
Grease CVT menjadi cair.
Macet panjang memang menjadi momok menakutkan bagi pengendara juga kendaraannya, termasuk sepeda motor yang jadi moda transportasi pribadi paling banyak dipakai masyarakat.
Seperti beberapa waktu lalu di Puncak, banyak bikers terjebak macet panjang. Dari pengguna Yamaha NMax, Kawasaki KLX 150 dan sebagainya banyak terjebak di sana.
Nah, yang perlu diperhatikan kalau sering melewati kondisi jalan macet adalah kondisi motor, yang akan pengaruhi kinerja mesin.
Apalagi jika macet tersebut berlangsung cukup lama ditambah dengan kondisi jalur turunan atau tanjakan, tentu perlu ada pengecekan setelahnya untuk menjaga kondisi mesin tetap prima.
Hal yang paling perlu diperhatikan adalah oli mesin, pasalnya oli menjadi pelumasan utama pada bagian dalam kendaraan untuk meminimalisir gesekan juga menjaga suhu mesin tetap stabil.
Bahkan saking pentingnya beberapa kendaraan membuat patokan penggantian oli mesin bukan lagi soal hitungan odometer juga bulan.
Ya karena mesin tetap bekerja meski dalam kondisi macet, jadi baiknya dihitung sejak tiap mesin hidup, contohnya pada motor pacuan special engine atau SE.
Ketika terjebak dalam kondisi macet, motor yang tidak berjalan membuat kinerja oli mesin semakin berat, karena mesin terus hidup tapi tidak terkena hembusan udara segar.
Tentunya ini akan membuat kualitas oli menjadi lebih cepat rusak, karenanya disarankan untuk mengganti oli mesin setelah bermacet-macet ria agar pelumasan mesin tetap terjaga.
Tapi ternyata tak hanya oli mesin saja, karena juga ada beberapa komponen lain yang perlu diperiksa usai terjebak macet panjang.
Cek Kopling Manual
Karena kondisi macet, maka kegiatan stop and go akan sering sekali dilakukan, tentu yang akan terdampak dari kondisi ini ada pada area kopling yang merupakan penghantar tenaga mesin untuk sampai ke roda belakang.
Gejala kopling mulai haus biasanya dirasakan dengan mesin yang terasa menggerung atau ngeden.
Hal tersebut terjadi karena kopling sudah tidak dapat lagi menahan tenaga mesin atau dikenal selip.
Maka perlu dilakukan pengecekan pada pelat kopling dan juga kampas kopling, lakukan penggantian kalau memang sudah terindikasi tipis agar tidak selip kembali.
Cek Area CVT
Untuk motor tipe matic hal yang perlu diperiksa lebih banyak nih, karena memang area CVT memiliki banyak sekali komponen yang saling berkesinambungan.
“Yang paling vital ada di mangkok kopling, biasanya jadi pada peyang karena panas berlebih saat stop and go terus menerus di kemacetan panjang. Kalau sudah peyang bisa bikin gredek,” wanti Ryan Fasha dari bengkel Duta Motorsport.
Selain mangkok kopling, kampas kopling sendiri sifatnya akan berubah ketika terus menerus stop and go terlebih di kondisi jalur menanjak serta membawa beban berat.
“Kampas kopling jadi keras atau jadi gak lunak lagi, sifatnya berubah karena panas berlebih, apalagi kampas kopling matic ini tidak terendam oli. Efeknya tenaga jadi agak selip atau motor jadi gerung," tambahnya.
Komponen lain yang juga akan berubah adalah v-belt sebagai penerus tenaga mesin ke roda belakang dan pengatur rasio pulley depan dan belakang
“V-belt yang bahannya karet juga jadi keras, memang gak akan terasa saat dipakai jadi harus cek fisiknya. Walaupun tetap bisa dipakai, tapi umurnya jadi lebih pendek,” beber pria yang bengkelnya ada di bilangan Jl. Mayor Madmuin Hasibuan, Bekasi.
Yang terakhir lagi-lagi masih dari sektor CVT, tapi kali ini di sisi pelumasan yang mana beberapa bagiannya dilumasi menggunakan grease.
Komponen yang perlu diperhatikan ada pada pin guide sliding yang bentuknya seperti 3 buah tonjolan yang merupakan pin, bergerak mengikuti jalur yang ada pada pulley belakang.
Ketika kualitas grease ini menurun, maka akan terjadi gesekan besar dan membuat pergerakan pulley belakang menjadi tidak normal.
“Grease ini biasanya jadi lumer atau cair, kalau sudah begitu gesekan jadi berlebih merusak pin dan jalurnya. Kalau dipaksakan, harus ganti pulley belakang satu set,” tutupnya.
Mulai menjadi jurnalis otomotif & test rider sejak tahun 2015, ketertarikan terhadap dunia otomotif terutama sepeda motor jadi pemicunya. Berkendara, touring, hingga balap sepeda motor menjadi hal yang melekat dan dilakukan sampai saat ini.
Facebook: Fariz Ibrahim
Instagram: @farizibrahim17