3 MPV Gagal Laku di Indonesia, Seberapa Murah Harga Bekasnya?
Yongki Sanjaya · 23 Feb, 2024 12:02
0
0
MPV gagal laku di Indonesia ternyata ada cukup banyak daftarnya, padahal kalau kita lihat segmen Multi Purpose Vehicle (MPV) dengan kapasitas tujuh penumpang ini begitu tinggi di dalam negeri.
Apalagi, dari sekian panjang daftar MPV gagal laku di Tanah Air, rupanya juga diisi nama-nama populer di segmen tersebut, yang di produk lainnya punya nasib 180 derajat berbeda dari model-model ini.
Memang kalau bicara mobil gagal, banyak parameter yang membuat suatu model tidak diminati oleh konsumen di Indonesia.
Khusus untuk MPV dan minibus, syarat utama bisa laris yaitu harga murah dengan sparepart melimpah, dan pastinya irit kalau minum BBM murah.
Sebuah MPV atau minibus dikatakan gagal laku bisa karena model atau spesifikasinya kurang sesuai selera, mesin cengeng, harga kemahalan tapi harga jual kembali rendah, dan masih banyak faktor lainnya.
Walau punya spesifikasi yang baik, nyatanya ada banyak mobil yang akhirnya mengibarkan bendera putih dari pasar otomotif nasional.
Ini lantaran konsumen mobil di Indonesia juga karakternya cukup unik, karena tidak cuma mengandalkan mobil dengan desain menawan dan spesifikasi jempolan, tetapi faktor jaringan purna jual yang mudah ditemui juga sebagai dasar menentukan pilihan mobil.
Kadang, mobil jadi tidak laku karena masyarakat takut dengan merek tersebut, atau model yang dijual punya kinerja yang boros BBM.
Lebih lanjut, untuk sebuah MPV gagal laku juga sering kali akibat mempertimbangkan apakah mobil itu memakai penggerak roda belakang (FWD) atau RWD).
Selanjutnya nilai prestise suatu model, durabilitas untuk bepergian jauh, mutu produk, kenyamanan, dan masih banyak lagi.
Namun sebaliknya, mobil gagal laku ini jadi potensi menarik di pasar mobil bekas.
Pasalnya harga yang ditawarkan relatif lebih terjangkau dan juga bila dinaungi merek ternama tentu sparepart mobilnya masih mudah didapat.
Lantas, apa saja MPV gagal laku yang bisa kita jadikan preferensi ketika berburu mobil bekas? Berikut ini uraiannya dari setiap model.
1. Toyota NAV1, MPV Gagal Laku di Indonesia Karena Desain Kurang Mewah
Kalian yang mencari MPV boxy yang nyaman dan kaya fitur, bisa melirik produk ini, tapi tentu saja unit yang bisa ditemui saat ini cuma versi bekasnya.
Sebab NAV1 ini jadi produk yang life cycle-nya sangat singkat.
Pendek kata, Toyota NAV1 kalah saing dengan Nissan Serena dan Mazda Biante, kemudian "dosa" NAV1 berikutnya adalah Toyota menggantikan posisi NAV1 dengan Voxy generasi terbaru yang desain dan fiturnya lebih premium.
Alhasil, dengan perawakan yang mirip, banyak keluarga mapan yang lebih memilih Voxy dengan alasan lebih terlihat prestisius dibanding NAV1 yang lekuk tubuhnya masih terlihat sederhana.
Agak unik memang melihat kondisi Toyota NAV1 ini, karena semestinya bisa jadi MPV mewah yang cukup laris saat itu.
Desain fascia dan aksen garnish yang minimalis malah membuatnya seperti APV versi mahal.
Hal lain yang membuat NAV1 kalah peminat, karena dari kenyamanan masih kalah dibanding Serena C26, fitur masih kalah dengan Mitsubishi Delica, dan mesinnya belum mampu mengalahkan Skyactiv Mazda Biante.
Masuk ke bagian fitur interiornya, Toyota NAV1 dilengkapi New Touch Screen Audio System, VIP Seat Entertainment di kursi belakang, Dual Zone Air Conditioner, LCD TFT 5.8 inci dan sunroof.
Hadirnya penyejuk kabin otomatis dua zona dan layar monitor menggantung pada plafon untuk hiburan penumpang jelas memperkuat kesan premium dan cozy di kabin yang lega.
Agak unik memang melihat kondisi Toyota NAV1 ini, karena semestinya bisa jadi MPV mewah yang cukup laris saat itu.
Untuk ukuran mobil mewah, harganya sudah relatif murah lho mengingat ini adalah mobil tahun muda.
Kini Toyota NAV1 harganya berkisar Rp165 juta sampai dengan Rp240 juta.
2. Nissan Evalia, 'Angkot' dengan Teknologi Modern
Tidak berlebihan sebenarnya bila menyebut Evalia seperti angkot dengan teknologi modern.
Sebab, publik Indonesia sudah tahu kalau NV200 sebagai basis utama Evalia adalah mobil angkutan barang sebagai blind van di banyak negara.
Tidak seperti Grand Livina dan Serena, Evalia sulit laris karena memang mobil ini adalah minibus seperti Daihatsu GranMax dan masuk daftar MPV gagal laku di Indonesia.
Nissan Evalia merupakan mobil yang sangat bagus untuk sebuah mobil barang, namun tidak sebagai mobil penumpang.
Harganya kemahalan tidak sebanding dengan kenyamanan yang ditawarkan dan desain yang wagu atau aneh bagi konsumen kita.
Lantai kabin mobil ini dibuat rata yang mana dapat memberikan ruang kabin lebih luas, dimana Nissan Evalia bisa membawa 8 penumpang sekaligus.
Bicara soal fitur, kalian bisa menemukan Head Unit with DVD, AM/FM Radio, USB, and AUX, layar LCD 10" Roof Monitor, 4 Speakers, Color MID, Power Door Lock, Front Power Windows, Tray Table with Cup Holders, Lower and Upper Glovebox, Center Console Box, 2nd Row Center Arm Rest.
Ada juga 1st Row and 2nd Row Seat Folding and Reclining, 3rd Row Tip-Up Foldable Seat, Leather Seat, Rear AC vent, Rear Parking Sensors, EPS, Driver Airbag, ABS, EBD, Brake Assist, Keyless Entry, Alarm System dan terakhir I-Key System.
Kiprahnya cuma mampu bertahan hingga 2017 dengan penjualan di tahun tersebut hanya 17 unit.
Lantas bagaimana dengan pasaran mobil bekas dari Nissan Evalia ini?
Harga cukup bersahabat bagi kalian yang mencari mobil keluarga berukuran besar.
Nissan Evalia dijual mulai dari Rp85 juta sampai dengan Rp115 juta untuk tipe Highway Star.
Sebagian dari kalian mungkin tidak terlalu familiar dengan sosok Daihatsu Luxio.
Bisa dibilang, Luxio adalah produk pengembangan Daihatsu untuk minibus dengan fitur yang jauh lebih oke dan komplit.
Sama seperti Evalia dan NAV1, Luxio juga sudah mengadopsi pintu geser (sliding door), yang membuat akses keluar masuk penumpang makin mudah.
Nasib Luxio masih kalah mujur dengan GranMax minibus, dimana penjualan Luxio dan Sirion bila ditotal selama 2022 ini secara wholesales hanya 3.084 unit.
Sementara itu GranMax minibus bisa terjual secara wholesales hingga 14.928 unit dalam periode 11 bulan.
Interior Daihatsu Luxio dirancang cukup luas sehingga mampu mengangkut hingga 8 orang penumpang.
Tapi sayangnya soal fitur di interior Luxio ini biasa saja. Bahkan Luxio tidak punya opsi captain seat yang membuat penumpang lebih nyaman, padahal sering digunakan sebagai kendaraan travel antar kota.
Pasaran Daihatsu Luxio bekas mulai dari Rp95 juta sampai dengan Rp191 juta.
Fitur menarik di Luxio tipe X atau tipe tertinggi hanyalah head unit layar sentuh yang dilengkapi pemutar CD, MP3, dan DVD dan juga input USB dan AUX.
Sementara penyejuk udara dilengkapi dengan AC double blower.
Hal inilah yang lantas membuat Luxio jadi MPV yang gagal laku bila dibandingkan dengan GranMax.
Ketidaknyamanan berkendara juga muncul dari handling yang limbung karena postur mobil yang cukup tinggi.
Sementara bagi penumpang, mobil ini kerap dikritik karena karakter suspensi yang cukup keras bila hanya pengemudi dan seorang penumpang di depan.
Padahal, Luxio ini dibangun sebagai mobil penumpang, tapi masih terasa seperti mobil barang.
Kesimpulan
Pasar otomotif Indonesia merupakan salah satu yang paling dinamis di Asia Tenggara, dengan kebutuhan dan preferensi konsumen yang terus berubah.
Dalam konteks ini, beberapa model kendaraan di kelas MPV yang sejatinya pasar teramai di negara ini, namun ada model-model seperti Toyota NAV1, Nissan Evalia, dan Daihatsu Luxio yang ternyata mengalami kesulitan dalam menarik minat konsumen di Indonesia dan masuk daftar MPV gagal laku di Indonesia.
Salah satu alasan utama kegagalan penjualan ketiga model MPV ini adalah desain yang kurang menarik.
Meskipun fungsionalitas dan ruang interior yang luas adalah faktor penting dalam kendaraan keluarga, konsumen di Indonesia juga sangat memperhatikan aspek estetika.
Selain itu, ketiga model MPV ini juga menghadapi persaingan ketat dari model lain di kelas yang sama.
Berpengalaman di beberapa media online. Bermula menjadi reporter otomotif di situs yang lain hingga kini menjadi Editor di Autofun Indonesia. Penghobi mobil lawas dan anak 90-an banget.
FB:Yongki Sanjaya Putra