1. Mobil Irit BBM, Toyota Avanza Masih Jadi Andalan
Generasi ketiga Toyota Avanza hadir dengan membawa banyak perubahan dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.
Jika generasi pertama dan keduanya dibangun menggunakan struktur sasis berjeniskan U-IMV (Under-IMV), kini Avanza ditopang memakai sasis dengan teknologi DNGA (Daihatsu New Global Architecture).
Seperti diketahui platform DNGA pada Avanza memiliki keunggulan seperti; peningkatan performa, akselerasi, peningkatan tingkat kestabilan kendaraan, keleluasan kabin, teknologi dan fitur kenyamanan dan keselamatan terkini, serta yang terpenting lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.
Bicara mengenai bahan bakar yang efisien pada Avanza generasi ketiga, faktor pendukung lainnya yakni; penggunaan transmisi CVT pada varian matic, serta penggerak roda depan (FWD) yang langsung mendistribusikan tenaga dari mesin ke roda tanpa banyak daya terbuang.
Avanza kini ditawarkan dalam dua varian, yakni E dan G yang mana untuk harga barunya dibandrol mulai dari Rp237,1 juta sampai dengan Rp274,5 juta OTR Jakarta.
Untuk tipe E yang ditawarkan dibekali mesin 1.3L 1NR-VE 1.329 cc DOHC 4 silinder segaris dual VVT-i yang mampu memeras tenaga sebesar 98 PS di 6.000 rpm dan torsi 121 Nm pada 4.200 rpm.
Berbeda dengan tipe terendahnya, varian G nya hadir dengan mesin 1.5L 2NR-VE 1.496 cc DOHC 4 silinder segaris dual VVT-i yang menghasilkan tenaga 106 PS di 6.000 rpm dan torsi puncak 137 Nm pada putaran 4.200 rpm.
Kedua mesin yang digunakan dipadukan transmisi manual 5-percepatan dan matic jenis CVT.
Bicara mengenai konsumsi BBM yang dihasilkan, berdasarkan pengetesan yang kami lakukan untuk penggunaan dalam kota versi 1.5 CVT dapat menempuh jarak 14 km/liter.
Berbeda ketika kami gunakan berpergian ke luar kota yang notabennya melaju secara konstan 100 km/jam dengan putaran mesin di angka 2.000-2.500 rpm, untuk konsumsi BBM-nya di angka 18 km/liter metode full-to-full.
2. Konsumsi BBM Daihatsu Xenia Tak Jauh Berbeda dengan Avanza
Terkait konsumsi BBM Daihatsu Xenia seharusnya tak jauh berbeda dengan Avanza, mengingat keduanya memiliki spesifikasi yang sama hanya berbeda di tampilan dan fitur, dengan menghasilkan bobot kendaraan beda hanya sepersian gram.
Mengenai jantung pacunya, Xenia hadir dengan pilihan mesin 1.300 cc untuk tipe M, X dan R. Sedangkan mesin 1.500 cc hanya tersedia di varian R.
Mesin 1.300 cc dan 1.500 cc menghasilkan tenaga yang sama seperti di Avanza E dan G.
Namun khusus tipe M, mobil ini hanya menggunakan transmisi manual 5 -percepatan, berbeda dengan dua varian diatasnya yang mendapat pilihan transmisi matic CVT.
Mesin 1.300 cc mungkin akan lebih efisien untuk penggunaan di dalam kota.
Akan tetapi, untuk berkendara ke luar kota, mesin berkapasitas 1.500 cc bisa lebih baik konsumsi BBM yang dihasilkan.
Disebutkan beberapa pemiliknya, varian 1.300 cc untuk transmisi CVT mobil ini sanggup berjalan sejauh 15 km/liter.
Namun untuk luar kotanya disebutkan bahwa konsumsi BBM-nya berada di angka 17-18 km/liter.
Bicara mengenai versi manual bermesin 1.300 cc, untuk penggunaan dalam kotanya bisa lebih irit 1-2 km/liter dari varian CVT, namun untuk penggunaan luar kota cenderung lebih boros 1-2 km/liter.
Sebagai informasi, berdasarkan pengetesan yang dilakukan secara internal oleh PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Xenia 1.300 CC
CVT dengan kecepatan sebesar 60 km/jam menghabiskan 29.9 km/liter. Sedangkan melaju pada kecepatan 100 km/jam, penggunaan BBM yang dibutuhkan sekitar 17,7 km/liter.
Pilihan mobil irit BBM jenis LMPV berikutnya adalah Mitsubishi Xpander facelift.
Versi penyegaran Xpander ini diluncurkan pada Agustus 2021 dengan mendapatkan sejumlah improvement pada tampilan wajah dan buritan, serta dashboard.
Dari segi fitur mobil ini juga memperoleh tambahan guna memberikan kenyamanan serta keamanan selama berkendara.
Bicara soal performa, mobil ini dibenamkan mesin 4A91 MIVEC 4-silinder segaris DOHC 16 Valve Euro4 dengan kapasitas 1.499 cc, yang menghasilkan tenaga sebesar 105 PS di 6.000 rpm dan torsi puncak 141 Nm pada 4.000 rpm.
Performa yang dihasilkan terasa sedikit lebih galak pada putaran bawah berkat penggunaan transmisi CVT pada varian maticnya.
Transmisi CVT yang digunakan memiliki teknologi untuk memberikan keseimbangan antara akselerasi yang maksimal dan agresif layaknya transmisi AT 8 percepatan namun hemat bahan bakar.
Selain itu mobil ini memiliki pilihan transmisi manual 5-percepatan dengan tenaga yang dihasilkan selanjutnya diteruskan ke penggerak roda depan.
Menyoal konsumsi BBM yang diraih, Xpander dengan transmisi CVT rata-rata pemakaian dalam kotanya tembus 14-15 km/l dan penggunaan luar kota di angka 17,5- 18 km/l.
4. Andalkan Transmisi Matic Lawas, Suzuki Ertiga Hybrid Lebih Irit dari Avanza-Xenia
Suzuki Ertiga kini hadir dengan mengusung teknologi hybrid yang dinamakan SHVS (Smart Hybrid Vehicle by Suzuki) khusus untuk varian GX dan SS.
Teknologi SHVS sendiri menggabungkan elektrifikasi berupa ISG (Integrated Starter Generator) dan Lithium-Ion Battery 7 AH yang yang dapat memperingan kerja putaran mesin serta memerintahkan mesin mati secara otomatis saat mobil dalam kondisi berhenti sepenuhnya.
Ertiga Hybrid dibekali mesin K15B 4-silinder segaris DOHC 16 valve multipoint injection yang dapat menghasilkan tenaga sebesar 104,7 PS di angka 6.000 rpm serta torsi puncakk 138 Nm di putaran 4.400 rpm.
Untuk transmisnya yang digunakan yanki manual 5-percepatan dan otomatis 4-percepatan torque converter.
Berdasarkan pengetesan yang dilakukan oleh Autofun Indonesia dengan bekendara luar kota kecepatan bekisar 60-80 km/jam, untuk konsumsi BBM yang dihasilkan dari Ertiga Hybrid bertransmisi otomatis mencapai 22,52 km/liter.
Sedangkan Ertiga Hybrid dengan transmisi manual, catatan jarak yang ditempuhnya sejauh 18,77 km/liter.
Mengenai konsumsi BBM Suzuki Ertiga varian non hybrid, berdasarkan ujicoba tes BT2MP pada 2018 untuk gaya berkendara konstan di jalan bebas hambatan, mobil ini mampu mencatat angka konsumsi BBM 16,73 km/liter untuk transmisi automatic dan 18,09 km/liter untuk transmisi manual.
Sedikit menarik kesimpulan, varian matic Suzuki Ertiga Hybrid lebih irit 5,79 km/liter dibandingkan dengan Ertiga non hybrid dengan transmisi AT.
Beda halnya pada model manual, Ertiga Hybrid lebih hemat 0,68 km/liter dari Ertiga non hybrid.
5. Hyundai Stargazer Paling Irit di Kelasnya?
Hyundai Stargazer saat ini menjadi satu-satunya LMPV di luar brand Jepang berpenggerak roda depan yang bersaing secara langsung dengan Avanza, Xenia, Xpander dan juga Ertiga.
Sebagai pendatang baru, Stargazer memiliki desain yang tampil begitu futuristik sekaligus dinamis.
Dari segi performa, Stargazer memiliki tenaga paling besar di kelasnya.
Berbekal mesin Smartstream G1.5L MPI 4-silinder segaris berkapasitas 1.497 cc, di atas kertas tenaga yang dihasilkan sebesar 115 PS di 6.300 rpm dengan torsi puncak 143,8 Nm pada 4.500 rpm.
Mengenai transmisinya mobil ini ditawarkan dalam dua pilihan, yakni manual 6-percepatan dan IVT (CVT).
Berdasarkan pengetesan yang dilakukan beberapa pemiliknya dan disampaikan melalui forum, rata-rata untuk penggunaan dalam kotanya di angka 13,5-14 km/liter dan 18 km/liter pemakaian luar kotanya.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.