Mengemudi saat puasa memang bukan perkara mudah, pasalnya selain menahan lapar dan haus, kita juga harus tahan emosi karena saat di jalan banyak kemungkinan terjadi.
Ya, selama bulan Ramadan, banyak pengemudi di seluruh dunia menghadapi tantangan baru saat menjalankan ibadah puasa tapi masih tetap harus beraktivitas sehari-hari layaknya kondisi bulan-bulan sebelumnya.
Mengemudi saat puasa memerlukan kewaspadaan ekstra dan pemahaman akan dampaknya terhadap konsentrasi dan reaksi pengemudi.
Kurangnya asupan cairan dan makanan selama berjam-jam bisa menyebabkan penurunan energi dan peningkatan risiko kelelahan, yang dapat memengaruhi kemampuan pengemudi untuk tetap fokus dan responsif di jalan raya.
Selain itu, mengemudi dengan kondisi lapar juga bisa membuat tubuh menjadi lebih mudah lelah, kemudian mengantuk yang tentu saja akan sangat berbahaya.
Selain itu, pengemudi yang tengak menjalankan ibadah puasa juga perlu memperhatikan waktu terbaik untuk bepergian, menghindari jam-jam sibuk seperti saat menjelang berbuka puasa atau saat perjalanan jarak jauh.
Dengan pengaturan waktu yang tepat dan disiplin ini, pengemudi dapat tetap aman dan nyaman selama berkendara di jalan raya sambil tetap menjalankan ibadah.
Apalagi di kota besar seperti di Jakarta, dimana menurut studi TomTom Traffic pada tahun 2022, untuk mengemudi di jalan Ibu Kota pengendara membutuhkan waktu 22 menit 40 detik dengan jarak tempuh 10 km atau kecepatan kendaraan jika dirata-rata maksimal hanya 22 km per jam.
Maka dari itu, Aftersales Business Division Head Auto2000, Nur Imansyah Tara menyatakan, aktivitas berkendara sambil berpuasa harus dikelola dengan tepat, dan harus disiapkan tidak hanya secara fisik tapi juga mental.
"Ketika berkendara tetap fokus, sehingga aman dan nyaman. Begitu pula mobil yang dikendarai, pastikan performanya terjaga dengan rutin melakukan servis di bengkel,” ungkap Nur Imansyah, dalam keterangannya.
Lebih lanjut Nur Imansyah mengatakan, selama berpuasa dan beraktivitas dengan mengendarai mobil, apalagi jarak yang cukup jauh, maka ada beberapa masalah yang kerap muncul.
Nah berikut ini adalah sejumlah hambatan yang bisa mempengaruhi konsentrasi ketika mengemudi saat puasa.
Baca juga: 7 Cara Aman Berkendaran Melewati Underpass, Hati-Hati Ada yang Parkir Seperti di Depok
Puasa membuat tubuh dapat mengubah jam biologis, karena mengurangi waktu tidur di malam hari akibat adanya anjuran untuk melakukan makan sahur.
Maka dari itu, resiko mengemudi saat puasa yang paling sering dialami adalah terjadinya microsleep.
Microsleep sendiri kerap menyerang pengemudi mobil, yang tanpa sadar sangat membahayakan.
Pasalnya, pengemudi mobil tanpa sadar tertidur meskipun hanya dalam hitungan 1-3 detik saja.
Dan itu sudah cukup untuk memicu kecelakaan fatal.
Karenanya, apabila dirasa tubuh terlalu mengantuk, sebaiknya jangan paksakan mengemudi, terutama untuk jarak jauh.
Gunakan alat transportasi umum, atau minta anggota keluarga yang lain atau teman untuk gantian mengemudi, sementara kalian istirahat dalam perjalanan.
Mengemudi mobil saat bulan suci Ramadan kenapa tidak? Tentu saja itu sah-sah saja.
Namun, bagi kalian yang memiliki penyakit kambuhan, maka wajib mengatur pola makan yang baik, karena di bulan puasa tidak makan dan minum di siang hari.
Ya, penyakit kambuhan biasanya menyerang mereka yang kerap mengalami masalah pada tubuh.
Biasanya, ada sebagian orang yang bisa tiba-tiba kambuh penyakitnya, seperti maag atau asam lambung.
Hal ini terjadi bukan karena kalian berpuasa, melainkan akibat kesalahan pola makan ketika waktunya berbuka atau makan sahur.
Misalnya lebih memilih minum-minuman bersoda daripada air putih ketika berbuka, dan mengkonsumsi makanan pedas atau mie instan saat sahur.
Baca juga: Mau Tetap Puasa Saat Mudik? Perhatikan 7 Hal Ini Biar Perjalanan Lancar
Mengemudi mobil saat menjalankan ibadah puasa memang harus ekstra sabar.
Karena tidak dipungkiri, saat puasa ditambah harus mengemudi, maka masalah yang sering muncul adalah merasa cepat lelah.
Ya, ini karena cairan tubuh kita pasti berkurang drastis karena tidak dapat digantikan di siang hari sementara aktifitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti mengemudi, cukup mengurasi cairan tubuh.
Jika kondisi tersebut menyerang, maka sebaiknya kalian berisitrahat sejenak untuk mengembalikan kondisi tubuh seperti semula.
Caranya bisa dengan tidur beberapa saat, atau mencuci muka supaya tubuh kembali bugar.
Seperti disebutkan di atas, mengemudi saat puasa juga bisa menyebabkan kantuk.
Nah, jika itu terjadi maka biasanya pengemudi jadi tidak fokus dan waspada.
Ya, ini karena selain harus menghadapi kemacetan, perut juga sangat lapar sehingga butuh asupan.
Alhasil saat pikiran tersebut bercampur aduk, maka pengemudi dapat kurang memperhatikan kondisi jalan.
Keadaan ini sangat mungkin terjadi karena saat puasa tubuh jadi mudah lelah dan mengantuk, padahal ada pekerjaan yang harus dipikirkan sehingga menguras tenaga.
Baca juga: 5 Penyakit Ringan Ini Sering Disepelekan, Padahal Ganggu Konsentrasi Berkendara
Jika Anda mengalami hal-hal seperti yang disebutkan di atas, seperti mengantuk, penyakit kambuhan, kelelahan hingga kurang fokus saat mengemudi maka solusi yang tepat adalah melakukan Power Nap di siang hari atau tidur sejenak sekitar 30 menit.
Nur Imansyah, Power Nap akan menambah kebugaran tubuh dan membuat pikiran lebih tenang sehingga dapat mengendalikan emosi.
Pasalnya, mengemudi mobil antara jam 2-4 siang perlu hati-hati, karena tubuh biasanya sangat mengantuk di jam tersebut.
Maka dari itu, pastikan tidur yang cukup di malam hari, setidaknya selama 6-7 jam supaya tubuh tetap bugar dan bisa melakukan perjalanan di kemudian hari.
Selain itu, menurut beberapa sumber, pengendara wajib beristirahat maksimum setelah melakukan perjalanan 2 jam.
Hal ini dipercaya agar otak dan otot tidak tegang serta lebih rileks, sehingga setelah beristirahat tubuh akan semangat kembali.
Adapun jika Anda memiliki penyakit kambuhan dan cukup kronis, maka perhatikan denga baik setiap makanan yang dikonsumsi selama bulan puasa.
Usahakan baik saat sahur maupun berbuka, wajib menyantap makan dan minuman bergizi atau setidaknya menghindari makanan yang tidak baik untuk tubuh.
Maka dari itu, hindari makanan dan minuman yang bisa memicu terjadinya penyakit kambuhan, misalnya minuman bersoda, terlalu banyak makan gorengan, terlalu banyak konsumsi kafein atau makanan pedas.
Jangan sampai akibat makanan-makanan tadi yang dikonsumsi secara berlebihan, bulan puasa kalian jadi terganggu.
Apalagi jika kambuhnya saat sedang mengemudi, tentu saja itu akan sangat berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain.
Sementatra itu, agar tidak cepat mudah lelah saat mengemudi, sebaiknya istirahat sejenak di pinggir jalan, rest area, atau tempat yang aman dan nyaman.
Lakukan peregangan otot kaki, tangan, dan punggung dengan cara-cara yang sederhana, sesederhana kalian berjalan ke arah toilet atau tempat ibadah sehingga membiarkan otot tubuh bergerak dari posisi duduk mengemudi.
Selain itu, ada baiknya juga menyetel ulang posisi mengemudi supaya lekuk tubuh tidak monoton di satu bentuk tertentu dalam waktu yang relatif lama.
Terakhir tidak ada salahnya menggunakan kacamata hitam selama berkendara jika diras kondisi cuaca saat itu sangat terik.
Lantas jangan sampai lupa nyalakan AC mobil untuk mengurangi rasa lelah dan tubuh mengeluarkan keringat secara berlebihan akibat suhu kabin yang panas.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}