Baterai mobil listrik adalah komponen vital dari sebuah kendaraan elektrifikasi.
Karenanya seiring populasi mobil listrik yang saat ini terus mengalami lonjakan volume, maka permintaan akan kebutuhan baterai juga ikut merangkak naik.
Mulai dari HEV (Hybrid Electric Vehicle), PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), maupun BEV (Battery Electric Vehicle) terus ditawarkan masing-masing produsen otomotif.
Tak terkecuali Toyota, yang memiliki lini produk HEV antara lain melalui Toyota Innova Zenix hybrid, Corolla Cross hybrid, Camry hybrid, sampai yang terbaru Yaris Cross Hybrid.
Kemuidian pabrikan berlogo tiga oval ini juga memiliki varian Prius PHEV, dan RAV4 PHEV yang berjenis plug-in hybrid.
Sementara dari model BEV, ada Toyota bZ4X, dan untuk kendaraan berbahan bakar hidrogen ada Toyota Mirai.
Baca juga: Hyundai Bangun Pabrik Baterai di Indonesia, Mobil Listrik Bisa Makin Murah?
Nah satu hal yang perlu dipahami, mobil-mobil tersebut menggunakan baterai listrik sebagai salah satu komponennya, namun tipe-tipe baterai yang digunakan ternyata berbeda-beda.
Berdasarkan informasi saat Autofun Indonesia mengunjungi Toyota XEV Center di Karawang, Jawa Barat, untuk mobil jenis HEV misalnya, menggunakan baterai yang memiliki spesifikas khusus.
Baterai tersebut harus punya kepadatan daya tinggi (High Power Density Battery), daya tahannya juga tinggi, sanggup bertahan di suhu lembab dan berdebu, memiliki jalur aliran udara dengan sistem pendingin, tetapi berukuran kompak dan ringan.
Kemudian untuk baterai PHEV punya karakteristik daya volumetrik tinggi dengan kepadatan energi, tahan lama, dilengkapi sistem pendingin, dan juga tetap compact dan ringan.
Sedangan untuk baterai kendaraan tipe BEV, biasanya dibuat dengan ukuran lebih besar dan sanggup memiliki jarak tempuh yang jauh.
Baca juga: Sudah Bertemu Jokowi, VW Niat Bangun Industri Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
Dari segi kapasitas juga masing-masing baterai ini berbeda.
Untuk HEV biasanya berkapasitas maksimal 1,5 kWh menggunakan 56 cell baterai, untuk PHEV maksimal 18 kWh dengan 96 cells, dan bisa lebih dari 100 kWh untuk mobil BEV alias mobil listrik murni.
Lantas tipe baterai juga berbada, misalnya tipe nickel metal hybrid atau nickel metal hybrid bipolar dipakai untuk mobil-mobil pekerja keras atau yang umumnya memiliki daya angkut berat.
Mobil seperti Toyota Innova Zenix hybrid menggunakan tipe nickel metal tersebut, sementara kendaran ukuran compact seperti Yaris Cross, pakai baterai jenis Lithium Ion yang ukurannya lebih compact.
Baca juga: Solusi Cerdas, Mercedes-Benz Bikin Pabrik Daur Ulang Baterai Mobil Listrik Pertama di Jerman
Namun seiring makin banyaknya populasi kendaraan elektrifikasi, maka pertanyaan yang mungkin ada di banyak benak masyarakat adalah, kemana baterai-baterai untuk mobil ini jika sudah tak lagi bisa digunakan.
Ternyata Toyota pun telah memikirkan hal tersebut dengan menjalankan siklus baterai 3R (Rebuild, Reuse, dan Recycle).
Untuk baterai-baterai yang masih berkualitas tinggi akan digunakan pada kendaraan elektrifikasi Toyota yang telah disebutkan di awal tadi.
Sementara untuk baterai dengan kualitas sedang, akan disimpan dalam sebuah energy storage.
Adapun untuk baterai yang telah tak dapat lagi digunakan lantaran kualitasnya jelas, akan masuk ke fasilitas insinerasi.
Di fasilitas ini nantinya dipisahkan antara bahan baku pembuat baterai seperti nikel dan besi yang kemudian bisa dipakai buat peralatan elektronik lainnya, seperti pembuatan baterai peralatan elektronik, atau powerbank.
Baca juga: Mobil Listrik yang Ideal Bukan Hanya Soal Kapasitas Baterai, Tapi Pikirkan Juga Keselamatannya
Bagi Toyota, fasilitas insinerasi ini sudah ada antara lain di Eropa, untuk mengantisipasi "sampah" baterai mobil listrik yang tak terpakai lagi.
Sayangnya, di Indonesia fasilitas tersbeut belum ada.
Namun bagi pemilik mobil elektrifikasi Toyota, pabrikan Jepang tersbeut tetap bertanggung jawab atas sampah chemical ini.
Mengingat mobil hybrid Toyota seperti Prius sudah dipasarkan sejak tahun 2000-an, sehingga konsumen tak perlu khawatir tentang hal tersebut.
Jadi ketika pihak bengkel resmi menemukan kondisi baterai EV yang sudah tak lagi sehat, maka nantinya pabrikan akan mengurus proses daur ulang baterai tersbeut, dan konsumen tinggal menikmati paberai pengganti yang baru buat kendaraannya.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2021 Toyota RAIZE S 1.0
15.274 km
2 tahun
Jawa Barat
2021 Kia SONET DYNAMIC 1.5
12.742 km
2 tahun
Java East
2021 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.465 km
2,5 tahun
Banten
2021 Toyota RAIZE GR SPORT TSS 1.0
14.811 km
2 tahun
Banten