Kekurangan Toyota Sienta kerap kali menjadi pertanyaan dan diskusi menarik di berbagai forum otomotif.
Sebagai mobil keluarga bejeniskan MPV, Sienta sendiri menganut konsep Multi Activity Vehicle (MAV) yang memberikan kemudahan terhadap setiap penggunanya untuk melakukan beragam aktifitas di dalam mobil saat perjalanan.
Meski punya desain yang stylish dan kepraktisan berkendara terutama untuk keluarga, tetapi tetap ada beberapa kekurangan Toyota Sienta yang dirasakan para pemiliknya.
Sebagai informasi, diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada April 2016, Sienta hadir berhadapan langsung dengan Honda Freed.
Di Tanah Air mobil ini ditawarkan dalam beberapa varian, yakni E, G, V dan Q, serta tipe Welcab yang diluncurkan pada 2020.
Model Welcab sendiri untuk menjawab kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia yang membutuhkan fleksibilitas lebih.
Dimana jok welcab yang terdapat pada varian V ini dapat bergerak keluar-masuk secara otomatis dengan menggunakan Physical Remote dan Remote App.
Sebagai kendaraan keluarga yang praktis, mulai dari tipe G mobil ini telah dibekali fitur power sliding door, yang mana untuk membuka atau menutup pintu dapat dilakukan secara otomaits hanya dengan menarik tuas handle.
Disisi lain, untuk kabinnya Sienta terasa luas berkat lantai yang dibuat rata serta adanya fitur dive-in seat.
Adanya fitur ini pengguna tidak perlu khawatir ketika ingin membawa barang dengan jumlah cukup banyak.
Dari segi kepraktisan lainnya, mobil ini memiliki laci penyimpanan dengan jumlah cukup banyak mulai dari baris pertama hingga paling belakang.
Dari segi keselamatan, mobil ini dilengkapi 3 airbags, ABS dengan Electronic Brake Distribution, Brake Assist, Pre-tensioner Seatbelt with Force Limiter, Parking Sensor, GOA Body, serta Head Impact Mitigating Structure.
Bahkan untuk varian Q, pabrikan melengkapinya dengan Hill Start Assit (HSA) dan Vehicle Stability Control (VSC).
Untuk keamanan berkendara, mobil ini dibekali immobilzer dan alarm, bahkan di varian teratas mendapatkan keyless entry.
Oh iya, Sienta baru kini sudah tidak lagi dijual, namun untuk pasaran harga bekas lansiran 2016 kini ditawarkan mulai dari Rp140 jutaan.
Sebelum membeli, waspadai beberapa kekurangan Toyota Sienta berikut ini.
Baca juga: Harga Bekas Toyota Sienta Setara Ayla Baru, Ketahui Konsumsi BBM dan Fakta Menariknya
Bicara mengenai jantung pacu, Toyota Sienta dibekali mesin bensin berkapasitas 1.497 cc dengan kode 2NR-FE 4-silinder segaris, 16 Valve DOHC Dual VVT-i.
Menurut data pada spesifikasi, mesinnya mampu meletupkan tenaga sebesar 107 PS di 6.000 rpm serta torsi 140 Nm pada putaran 4.200 rpm.
Oh iya, mesin yang digunakan Sienta juga tersematkan pada Yaris joker.
Mesin 2NR-FE secara karakter memiliki durabilitas tinggi serta mudah dalam perawatan.
Untuk membuatnya berjalan, mesinnya dikawinkan menggunakan transmisi CVT with 7-speed sport sequential shiftmatic dan manual 6-percepatan yang selanjutnya ditranslasi ke penggerak roda depan.
Mengenai kekurangannya, untuk tarikannya mobil ini terasa berat kurang begitu cekatan baik itu pada putaran bawah maupun tengah terlebih varian maticnya.
Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, Sienta hadir dengan pilihan transmisi CVT with 7-speed sport sequential shiftmatic.
Transmisi CVT sendiri memiliki beberapa keunggulan, salah satunya ialah memiliki perpindahan gigi otomatis yang terkenal halus, dan mampu menghasilkan bahan bakar yang efisien apabila dapat memanfaatkan momen.
Perlu disadari bahwa untuk kelemahan transmisi CVT terletak pada perawatannya.
Yang mana untuk penggantiannya oli transmisi dan perbaikannya apabila mengalami kerusakan lebih mahal dibandingkan matic konvensional.
Mulai dari G Sienta sudah dilengkapi fitur power sliding door.
Disampaikan sebelumnya, fitur ini dapat membuka maupun menutup pintu tengah secara otomatis dengan cara menekan tombol yang terletak di bagian pengemudi.
Namun tak sedikit pemilik Sienta mengalami masalah pada power sliding door yang macet.
Macetnya power sliding door bisa disebabkan karena kotoran ata debu yang menempel pada rel atau motor listrik.
Selain itu pula air yang menyelinap pada karet pintu sehingga membuat material rusak, dimana mengakibatkan kerja motor listrik menjadi berat.
Guna menjaga fungsi powe sliding door supaya tetap optimal, disampaikan bahwa pemilik diharuskan rajin untuk mengecek dan membersihkan, tak lupa juga melumasi motor listrik dengan grease apabila gerakan pintu melambat dan timbul suara berdencit pada dinamo.
Menggunakan sistem penggerak roda depan atau Front-Wheel Drive (FWD), mobil ini memiliki radius putar yang terbilang besar, tak jauh berbeda dengan Yaris lele atau Kijang Innova.
Untuk varian G, radius putarnya mencapai 5,3 meter, sedangkan tipe V dan Q lebih besar yakni 5,7 meter.
Memiliki radius putar yang besar tentunya sedikit merepotkan pemilik ketika hendak melakukan putar arah atau parkir di tempat sempit.
Baca juga: Harga Bekasnya Cuma Rp180 Jutaan, Toyota Sienta Tipe Q 2017 Apakah Lebih Istimewa Dari Tipe V?
Tak dapat dipungkiri bahwa Sienta memiliki karakter suspensi yang empuk ketika melewati jalanan berkontur.
Bantingan yang terasa empuk ini tentunya mampu memanjakan setiap penggunanya terlebih saat berpergian ke luar kota.
Namun di balik suspensinya yang terasa empuk, ketika melewati jalan yang berkontur tak sedikit pemiliknya mengalami masalah yakni timbulnya suara.
Beberapa masalah munculnya suara saat melintasi jalan yang rusak diantaranya pada bagian sliding door, tutup cover di bawah jok belakang tempat ban serep, serta kaki-kaki depan yang mulai rusak akibat usia pakai.
Pada baris ketiganya, Sienta mempunyai leg room yang terbilang sempit jika disinggahi oleh orang dewasa dengan tinggi di atas 160 cm.
Untuk baris ketiga atau jok paling belakangnya sendiri hanya cocok digunakan oleh anak-anak.
Ketika tidak membutuhkan jok baris belakang, pengguna bisa melipat jok ke arah depan dan bisa merasakan ruang yang luas untuk membawa barang dengan kapasitas cukup banyak.
Berbeda dengan pesaingnya Honda Freed, pada baris kedua untuk bangku tengah Sienta tidak menggunakan jok model captain seat mulai dari tipe terendah hingga flagshipnya.
Padahal jok jenis captain seat ini menjadi pertimbangan utama calon konsumen yang menginginkan sebuah kemewahan, kenyamanan dan mudahnya akses keluar masuk penumpang yang ingin singgah di baris ketiga.
Untuk jok tengah yang dibuat terpisah hanya disematkan pada varian Welcab, karena mengandalkan mekanisme lipat bangku drive in seat guna dapat menggeser atau memutar jok dengan mudah.
Meski tidak ada jok captain seat, sebagai keunggulannya mobil ini dapat menampung 7 orang sekaligus, berbeda dengan Freed yang hanya bisa membawa 6 orang.
Kelemahan berikutnya yang sering dikeluhkan pemiliknya yakni posisi mengemdui yang rendah, sehingga sedikit mengganggu visibilitas pengemudi terlebih jika memiliki postur tinggi di bawah 170 cm.
Selain posisi duduk rendah, dirasakan pemiliknya juga untuk posisi duduk jok baris kedua dan ketiga kurang nyaman.
Di sisi lain, mobil ini memiliki tuas transmisi yang diletakan pada konsol tengahnya.
Dengan peletakan model seperti ini, membuat ruang kabin terasa sempit, tidak seperti Freed yang diletakan di dashboard.
Peletakan tuas tansmisi di dashboard untuk mobil jenis ini juga membuat gaya berkendara terasa lebih nyaman dan ergonomis lantaran letaknya tidak berjauhan dengan tangan kiri yang menggenggam lingkar kemudi.
Oh iya untuk posisi stir Sienta hanya bisa dilakukan secara tilt saja belum telescopic.
Baca juga: Rp180 Jutaan Pilih Toyota Avanza 2021 atau Toyota Sienta 2018? Ini Jawabannya!
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}