Luhut Rencana Naikkan Pajak Mobil yang Masih Konsumsi Bensin dan Solar

Pajak mobil bermesin bakar internal yang sepenuhnya masih pakai bahan bakar minya jenis gasoline atau diesel.

Rencana ini dianggap langkah pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk terus mempercepat populasi kendaraan elektrik berbasis baterai (BEV) demi mencapai target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060.

Selain membuka peluang investasi kepada semua produsen EV di dunia, pemerintah juga telah memberikan berbagai insentif untuk kendaraan yang tak lagi mengkonsumsi bahan bakar fosil.

Namun kini ada wacana baru yang akan digulirkan pemerintah terkait percepatan populasi mobil listrik maupun motor listrik di Indonesia.

Baca juga: Pemerintah Sahkan Insentif Mobil Listrik CBU dan CKD di Indonesia, Begini Syaratnya

Yaitu adanya rencana untuk menaikkan kembali pajak bagi kendaraan-kendaraan bermotor yang masih menggunakan mesin bakar internal dan mengkonsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

Hal ini diutarakan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan.

Menurut dia, langkah ini demi mempercepat pergeseran kebiasaan masyarakat Indonesia untuk mulai menggunakan kendaraan listrik.

Baca juga: Ini Pilihan Mobil Listrik BYD Yang Siap Tantang Wuling Binguo EV Hingga Hyundai Ioniq 6 di Indonesia

Pajak Mobil ICE Naik Demi Lingkungan yang Lebih Baik

Dalam pemaparannya melalui siaran video saat prosesi BYD Grand Launching di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis (18/01/2024), Luhut menjelaskan ada beberapa langkah yang sudah disiapkan pemerintah RI untuk percepatan pencapaian target zero emission.

"Kendaraan listrik itu penting dan perlu dikedepankan untuk mencapai target zero emmision yang sudah ditetapkan presiden Joko Widodo. Ini juga sejalan dengan rencana pendirian pabrik BYD di Indonesia dan juga produsen-produsen mobil listrik lainnya sehingga mungkin bisa lebih cepat dari target yang sudah direncanakan itu," ucap Luhut.

Namun selain terus mengundang banyak pabrikan dunia demi mendirikan pabrik perakitan kendaraan listrik, pemerintah kata Luhut, juga menyiapkan beberapa strategi lain.

Diantaranya niat untuk menaikkan pajak mobil dan motor yang masih menggunakan sistem pembakaran internal demi memberikan subsidi pajak kepada kendaraan listrik.

"Menaikkan pajak kendaraan non listrik (ICE) untuk mensubsidi industri elektrifikasi termasuk pembangunan LRT atau kereta cepat listrik serta membangun infrastruktur kendaraan listrik, yang semuanya dalam konteks mengurangi emisi gas buang," jelas Luhut.

"Kita juga sudah melakukan rapat dan menemukan apa masalah-masalah yang harus diatasi untuk membuat Jakarta dan kota-kota besar lainnya lebih bersih udaranga dan mengurangi subsidi obat yang semakin tinggi," lanjut Luhut.

Langkah itu kata dia, dengan melihat keadaan ekonomi Indonesia dianggap mengalami pertumbuhan yang positif, termasuk angka ekspor yang juga selalu surplus selama lebih dari 34 bulan belakangan.

Dan bagi pemakai kendaraan listrik, pemerintah akan menyiapkan infrastruktur yang lebih baik dan juga langkah-langkah lain demi mempercepat target emisi nol tadi.

"Dengan begitu masyarakat diharapkan dapat segera mengubah kebiasaan dari penggunaan bahan bakar internal ke kendaraan listrik untuk lingkungan lebih baik dan anak cucu kita yang lebih sehat," ucap Menko Marves.

Baca juga: Ini Daftar Lengkap Pajak Mobil Honda Brio Terbaru Semua Tipe

Indonesia Bakal Naik ke Standar Emisi Euro5

Selain rencana menaikkan pajak untuk kendaraan ICE, hal lain yang disinggung oleh Luhut terkait kendaraan berbahan bakar minyak yaitu soal standar emisi gas buang.

Menurut Luhut, Indonesia sudah saatnya masuk ke standar emisi Euro5 atau bahkan Euro6 seperti yang telah diaplikasikan di negara-negara Eropa.

Langkah yang bakal dilakukan pemerintah demi mencapai hal tersbeut, kata dia, adalah dengan meningkatkan kualitas baan bakar minyak yang masih dijual di Indonesia.

"Selain mobil listrik kami juga akan membuat kualitas BBM yang lebih bagus lagi dengan mengurangi sulfurnya sehingga bisa meningktkan kualitas udara menjadi lebih bagus lagi," kata Luhut.

Seperti diketahui, saat ini Indonesia masih pada tahap standar emisi Euro4 dengan kualitas bahan bakar minyak jenis gasoline paling rendah RON91 bebas Pb dengan kandungan sulfur maksimum 50 ppm dan untuk bahan bakar dieselminimal CN 51 dengan sulfur maksimal 50 ppm.