Berkat Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross Hybrid, Jualan Toyota di Indonesia Tetap di Atas Angin
Herdi · 26 Apr, 2024 08:01
0
0
Keberadaan Toyota Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross hybrid dianggap jadi berkah bagi PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku agen pemegang merek Toyota di Tanah Air.
Ya, ini dikarenakan kedua mobil dengan teknologi hybrid tersebut sangat membantu penjualan Toyota di kuartal pertama tahun 2024.
Berdasarkan catat Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) 2024, penjualan Toyota Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross hybrid di kuartal pertama 2024 tetap mencapai penjualan cukup tinggi di kelas hybrid. Berikut datanya.
Angka positif Toyota Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross hybrid juga diakui Vice President Director PT TAM Henry Tanoto, dimana keduanya berhasil menyumbangkan penjualan mobil hybrid secara nasional di kuartal pertama 2024.
"Komposisi hybrid 72 persen tahun lalu, dan tahun ini Q1 76 persen, jadi hybrid itu memang masih cukup diterima oleh masyarakat, pasti ini hasil dari edukasi," ungkap Henry saat ditemui awak media beberapa waktu lalu.
Keberadaan Toyota Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross hybrid ikut menyubangkan total penjualan Toyota secara di kuartal pertama 2024, dimana segmen xEV Toyota berkontribusi hingga 9,7 persen, naik dibandingkan periode tahun 2023 yang hanya 6,5 persen.
"Rasanya Electric Vehicle memang akan terus berkembang ditahun ini baik hybrid maupun BEV, karena memang jumlah pemainya saja sudah bertambah, modelnya juga bertambah. Jadi rasanya elektrifikasi hybrid, BEV akan terus maju," tuturnya.
Bagi Henry, kuartal pertama tahun 2024 merupakan cukup berat, karena penjualan ritel Toyota turun hampir 15 persen dibandingkan periode sama tahun 2023.
Seperti diketahui, menurut data Gaikindo, retail sales Toyota di kuartal pertama 2024 tercatat hanya laku 72.970 unit.
Angka ini turun 9,7 persen, jika dibandingkan Januari-Maret 2023, yang tembus 80.813 persen.
Kendati jumlah penjualan menurun, namun Toyota tetap mempertahankan market share di Indonesia dengan perolehan lebih dari 30 persen.
"Penyebab (turun) apa? Memang ekonomi jadi faktor utama," ucap Henry.
Akan tetapi selain ekonomi, Henry menyebutkan, penurunan penjualan mobil ikut dipengaruhi karena daya beli masyarakat menurun.
"Terindikasi seperti disebut teman-teman leasing menginformasikan NPL (Non Performing Loan) yang meningkat, jadi ini merupakan indikasi, disamping Q1 juga ada Januari-Februari 2024 ada depresiasi terkait dengan situasi politik," katanya.
Untuk pengaruh lainnya, Henry menyatakan, kondisi global seperti geopolitik alias adanya konflik di Timur Tengah tidak dipungkiri ikut mempengaruhi perekonomian di Tanah Air.
"Tapi kita lihat tetap ada optimisme, di Maret lebih tinggi dari Februari, dan juga harapannya di semester kedua market lebih baik. Kita harapkan ekonomi kita cukup baik, dan beberapa negara lain juga bisa jadi modal buat pertumbuhan di market kita di semester dua, sehingga harapannya tidak lebih rendah dari tahun lalu," tutupnya.
Mengawali karir sebagai jurnalis sejak tahun 2011 di salah satu media massa Nasional Tanah Air. Memiliki ketertarikan untuk membahas bidang otomotif, mulai dari sepeda motor, mobil, hingga bus dan truk.