Dianggap Sepele, Hal Ini Justru Buat Transmisi CVT Cepat Rusak
Enda · 14 Des, 2021 08:00
0
0
Hal spele mengakibatkan transmisi CVT cepat rusak
Salah pakai oli bisa merusak transmisi CVT
Pengoperasian transmisi CVT tidak bisa sembarangan
Hampir setiap mobil baru yang dijajakan kini banyak yang menggunakan transmisi CVT. Tingkat percepatan otomatis ini merupakan teknologi terbaru yang merupakan pengembangan dari transmisi matic konvensional, dengan menghasilkan perpindahan gigi secara otomatis lebih halus dan hemat bahan bakar.
Bicara akan kelebihannya, transmisi ini mampu menggeser rasio gigi tanpa batas, tidak seperti transmisi matic konvensional. Selain itu, CVT juga bisa dioperasikan dalam jumlah RPM yang konstan.
Sama seperti transmisi mobil lainnya, CVT juga harus dirawat dengan baik agar tidak terjadi kerusakan yang besar. Disisi lain, CVT juga memiliki komponen yang rumit didalamnya harus diperlakukan secara lembut serta mendapatkan perhatian.
Ingin tahu hal spele apa yang bisa menyebabkan transmisi CVT mobil cepet rusak? Berikut ulasannya.
Salah mengoperasikan gear ratio saat lampu merah atau berhenti bisa mengakibatkan CVT mobil menjadi cepat rusak. Kebiasaan tersebut bisa berisiko pada CVT mobil tidak awet.
Seperti ketika ingin melaju di lampu lalu lintas. Pengemudi seharusnya memasukkan gigi D terlebih dulu, kemudian melepas rem tangan. Tindakan ini harus mulai dibiasakan, karena metode ini bisa membantu mempersiapkan kinerja transmisi sebelum berkendara.
2. Berkendara dengan Cara Kasar
Hindari gaya mengemudi agresif yang dapat memperpendek usia transmisi CVT. Berbeda dengan matic konvensional, CVT ini terdiri dari belt dan pulley sehingga dalam menginjak gas harus lebih diurut guna memperpanjang usia pakai.
“Mobil Toyota yang kerap dibawa dengan gaya mengemudi kasar, agresif atau bahkan dipakai untuk balapan maka sistem transmisi CVT-nya sangat rentan bermasalah,”ujar Dani Muhammad Sidik, Kepala Bengkel Auto2000 Indramayu, Jawa Barat.
Mobil dengan transmisi CVT menggunakan oli khusus yang berguna untuk melumasi komponen didalamnya, dan tidak lagi menggunakan oli untuk mesin matic konvensional. Jadi, jangan sampai keliru dengan oli ATF (automatic transmission fluid) atau oli untuk transmisi matic konvensional.
Jenis cairan dan tingkat kekentalan antara CVTF dan ATF jelas tidak serupa. Tentu dalam penggantiannya, wajib dilakukan secara berkala mengikuti buku pedoman pemilik kendaraan. Kesalahan dalam menggunakan jenis oli dapat berujung pada kerusakan.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.