Konsumsi BBM Toyota Fortuner Bensin Gen 1 dan 2 Ternyata Beda Meski Pakai Mesin Serupa
Prasetyo · 14 Agu, 2024 15:07
0
0
Konsumsi BBM Toyota Fortuner bensin merupakan hal yang cukup sering ditanyakan para peminat SUV ini. Wajar saja mengingat Fortuner varian mesin diesel kerap dianggap jauh lebih irit ketimbang yang pakai mesin bensin.
Tapi benarkah demikian? Sebenarnya tidak salah 100% namun juga tak seluruhnya benar. Ada beberapa parameter yang menyebabkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dari sebuah kendaraan jadi boros atau irit. Termasuk jenis mesin dan teknologinya yang digunakan.
Nah biar gak penasaran dengan seberapa boros konsumsi BBM Toyota Fortuner bensin dari generasi ke generasi, mari kita kulik lebih detil.
Melihat Sejarah Munculnya Toyota Fortuner di Indonesia
Kalau mau sedikit kilas balik tentang waktu kelahiran Fortuner di dalam negeri, maka semua bermulai di event Jakarta International Motor Show 2025, ketika pertama kali Toyota Indonesia memperkenalkan SUV ladder frame ini.
Namun di awal kemunculannya, Toyota Fortuner masuk ke Tanah Air diimpor dari Thailand. Selain itu, pada fase awal, mobil ini ditawarkan dalam dua varian, yakni 2.7 G dan 2.7 V, yang semuanya bermesin bensin 2.7-liter.
Kalau kalian paham tentang kode atau silsilah mesin Toyota, Fortuner bensin generasi pertama ini memakai mesin berkode 2TR-FE dengan kapasitas 2.694 cc 4 silinder DOHC VVT-i itu merupakan turunan dari Toyota Kijang Innova bensin 2.7 yang pernah diperkenalkan pada 2005.
Berkat kesamaan kode dan teknologinya, hasil produksi tenaga dari mesin bensin Fortuner pun ada kemiripan dengan Innova bensin 2.7. Yakni punya daya puncak 161 PS pada 5.200 rpm dengan torsi maksimum 244 Nm di 3.800 rpm.
Akibat respon pasar di dalam negeri yang cukup baik, membuat Toyota Indonesia dua tahun berselang sejak kemunculannya memutuskan untuk merakit Fortuner secara Completely Knock Down (CKD) di Indonesia menggunakan fasilitas milik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Di saat yang bersamana juga Fortuner generasi pertama ini mendapat tambahan varian yang bermesin diesel. Kode mesinnya 2KD-FTV dengan teknologi D-4D Common Rail Injection Turbo berkapasitas 2.5-liter, namun cuma disediakan dalam transmisi manual.
Permintaan yang semakin tinggi membuat Fortuner menambah opsi transmisi otomatis pada varian mesin diesel di 2009. Tak berselang lama, Toyota juga mengumumkan memproduksi secara utuh Fortuner di Indonesia, namun hanya untuk yang varian mesin bensin.
Berlanjut ke 2011, Toyota memoles Fortuner dengan beberapa perubahan minor, terutama di bagian eksteriornya. Ciri khasnya antara lin dibuat air scoop pada kap mesin khusus varian Fortuner diesel
Setahun berikutnya diperkenalkan pula teknologi baru untuk varian mesin diesel berupa Variable Geometry Turbocharger (VNT) yang menggantikan sistem D-4D Turbo sebelumnya. Teknologi baru ini membuat Fortuner diesel mampu menghasilkan tenaga maksimum 142 PS dengan torsi 343 Nm.
Lantas di 2013, Fortuner kembali mendapatkan facelift dengan penambahan fitur khususnya di ruang kabin, serta muncul varian 4x4 untuk tipe mesin bensin, yangs ebelumnya cuma disediakan pada Fortuner bensin 2.7 V.
Setelah mengalami beberapa kali facelift, PT Toyota Astra Motor (TAM) akhirnya merilis Fortuner generasi kedua pada Januari 2016 dengan tiga varian tipe, yaitu G, VRZ, dan SRZ. Tipe G dan VRZ menggunakan mesin diesel baru berkode 2GD-FTV, sementara tipe SRZ pakai mesin bensin 2TR-FE mengikuti generasi sebelumnya.
Mesin diesel baru berkapasitas 2.4-liter itu diklaim sanggup menghasilkan tenaga 150 PS dengan torsi 400 Nm. Adapun untuk mesin bensinnya masih menyimpan tenaga dan torsi serupa generasi pendahulu.
Lanjut ke 2020, Toyota memoles lagi Fortuner dengan beberapa sentuhan minor, baik di eksterior khususnya bagian depan, serta tambahan kelengkapan fitur entertainment. Setahun berikutnya, Toyota juga mengumumkan penggantian nama varian Fortuner TRD Sportivo menjadi GR Sport mengikuti kebijakan global dari pabrikan berlogo tiga elips ini.
Pada 2022, Toyota lagi-lagi mengumumkan model baru untuk Fortuner. Namun kali ini yang disentuh adalah bagian mesinnya. Khusus tipe diesel, Fortuner kedapatan mesin baru berkode 1GD-FTV VNT Intercooler berkapasitas 2.8-liter.
Mesin baru ini di atas kertas sanggup menyemburkan tenaga hingga 204 PS dan torsi 500 Nm. Tersedia dengan sistem penggerak roda belakang dan 4x4, varian Fortuner pun makin lengkap. Yaitu ada yang pakai mesin diesel 2.4-liter, mesin diesel 2.8-liter, dan Fortuner bensin 2.7-liter.
Dari silsilah keluarga besar Toyota Fortuner yang sudah kita jabarkan tadi, maka terlihat kalau khusus Fortuner bensin hanya menggunakan satu jenis mesin yang sudah digunakan selama dua generasi.
Mesin tersebut adalah 2TR-FE 4 silinder DOHC. Bedanya, di Fortuner bensin generasi pertama menggunakan teknologi DOHC VVT-i, sementara pada generasi kedua, Toyota menyematkan teknologi Dual VVT-i.
Kalau kita bandingkan spesifikasi di atas kertas, untuk mesin Fortuner bensin generasi pertama, sanggup memproduksi daya maksimum 158 PS di 5.500 rpm dengan torsi puncak 241 Nm pada 3.800 rpm. Sementara untuk Fortuner bensin generasi kedua, lecutan daya maksimumnya ada di 163 PS pada 3.400 rpm dengan torsi 242 Nm di 4.000 rpm.
Soal transmisi yang terpasang juga berbeda. Pada Fortuner bensin generasi pertama menggunakan transmisi manual 5 percepatan dengan opsi transmisi otomatis konvensional 4-percepatan. Adapun di generasi kedua pakai transmisi otomatis 6-percepatan dengan tambahan Sport Sequential Switchmatic.
Spesifikasi Toyota Fortuner Bensin
Gen 1
Gen 2
Tipe mesin
2TR-FE DOHC VVT-i
2TR-FE DOHC Dual VVT-i
Kapasitas silinder
2.693 cc
2.694 cc
Jumlah silinder
4
4
Daya maksimum
158 PS @5.500 rpm
163 PS @3.400 rpm
Torsi maksimum
241 Nm @3.800 rpm
242 Nm @4.000 rpm
Transmisi
Manual 5-percepatan
Otomatis 6-percepatan with Sport Sequential Switchmatic
Walau menggunakan mesin yang setara dengan Innova bensin 2.7 jelas memiliki feel berkendara yang berbeda. Saat dijebloskan pada ruang bonet Fortuner, dengan mempertimbangkan bobot dan dimensi kendaraan yang lebih besar dibanding Kijang Innova, maka mesin bensin tersebut terasa moderat.
Akselerasinya juga tidak terlalu istimewa meski tak bisa dibilang buruk. Wajar saja mengingat kalau dibandingkan varian mesin diesel 2GD-FTV yang bisa memproduksi torsi hingga 400 Nm, Fortuner bensin jelas lebih lamban soal akselerasi.
Akibatnya, konsumsi BBM untuk pemakaian di dalam kota dengan kondisi lebih banyak stop and go memnbuat konsumsi BBM Toyota Fortuner bensin gen 1 ini jadi merosot tajam. Berdasarkan pengujian sejumlah pemakainya dan juga beberapa media Nasional, konsumsi BBM Fortuner ini di rute dalam kota hanya mencatatkan 7-8 km/liter.
Sementara itu, ketika melewati jalur tol yang rata dengan kecepatan konstan untuk waktu lama, Fortuner bensin masih cukup bisa diandalkan. Mesin bensin yang memberikan nuansa lebih hening juga menambah kenyamanan berkendara. Adapun konsumsi BBM di rute luar kota ini tercatat mencapai 11-12 km/liter.
Pada generasi keduanya, biarpun masih memakai kode mesin yang sama, namun secara kapasitas isi silinder sedikit lebih tinggi. Selain itu teknologi Dual VVT-i juga terbukti mampu memberikan efisiensi lebih baik pada penggunaan bahan bakar, tanpa mengurangi tenaga dan torsinya.
Selain itu, pengemudi juga dibekali dua pilihan mode berkendara, yakni eco Mode dan Power Mode. Dengan Eco Mode, maka sistem akan memperingatkan pengemudi untuk bisa lebih menekan pemakaian bahan bakar dengan gaya berkendara yang eco driving.
Alhasil, dari sejumlah pengujian, konsumsi BBM Fortuner bensin Gen 2 ini untuk rute dalam kota bisa mencapai 9-10 km/liter. Sementara pengujian rute tol, hasilnya tidak jauh berbeda dari Gen 1, yaitu 11-12 km/liter.
Dilihat dari hasil pengujian tersebut, konsumsi BBM Fortuner bensin 2.7 sebenarnya tidak terlalu boros terutama untuk rute perjalanan luar kota.
Memang dari segi akselerasi yang didapat, Fortuner bensin harus menyerah dengan Fortuner diesel. Tetapi dengan suara mesin yang lebih halus, getarannya minim, serta tanpa ada asap knalpot hitam layaknya varian mesin diesel, berkendara dengan Fortuner bensin juga jadi lebih nyaman.
Selain itu irit atau tidaknya konsumsi BBM suatu mobil tetap tergantung dari banyak faktor, seperti kondisi lalu lintas, kondisi cuaca, kondisi mesin, gaya berkendara, tekanan udara pada ban, dan lainnya.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.