Pemerintah memastikan memberikan insentif mobil hybrid pada tahun 2025 mendatang, melalui Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPNBM DTP) sebesar tiga persen.
Informasi kebijakan baru ini diumumkan secara langsung melalui lintas kementerian, mulai dari Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perindustrian, hingga Kementerian Keuangan.
Jumlah insentif yang diberikan untuk mobil hibrid ini memang tergolong masih kecil. Namun begitu, hal ini tetap diharapkan dapat menaikan daya beli masyarakat kelas menengah.
Baca juga: Pemerintah Berikan Insentif Mobil Hybrid 3 Persen, Pabrikan Diharapkan Segera Mendaftarkan Jenisnya
Menanggapi keputusan pemerintah, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto menyatakan, tetap menyambut baik kebijakan pemerintah yang baru disampaikan, termasuk insentif hybrid sebesar tiga persen.
"Kita harus senanglah. Berarti itu menunjukkan bahwa hybrid itu memang dilihat sebagai salah satu teknologi yang juga bisa membantu pemerintah untuk mencapai beberapa hal yang penting," ungkap Hendry saat ditemui di sela acara Media Gathering End Year, di kawasan Kuningan, Jakarta.
Kata Henry, Toyota mengapresiasi pemerintah, karena perusahaan tetap bisa melakukan pengembangan di dunia industri dan menunjukan bahwa hybrid masih bisa ikut berkontribusi di pasar otomotif nasional.
Baca juga: Toyota Veloz Hybrid Sudah Siap Dipasarkan di Indonesia, Harganya Tembus Rp 350 Jutaan?
Dengan adanya insentif pajak, lanjut dia, maka akan ada pengurangan biaya yang dikeluarkan konsumen menjadi lebih berkurang.
Hal ini juga diamini, Direktur Pemasaran PT TAM, Anton Jimmi Suwandy yang menyatakan, kebijakan ditetapkan pemerintah harus tetap disyukuri di tengah berbagai kondisi pajak banyak mengalami kenaikan. "Saya rasa ini langkah positif," kata Anton.
Walau hanya tiga persen, Anton menuturkan, animo masyarakat Indonesia untuk membeli mobil hybrid akan menjadi lebih tinggi.
Baca juga: Biaya Service Toyota Yaris Cross Hybrid Hingga 100.000 Km, Ternyata Nggak Mahal!
Demikian juga disampaikan Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam. Menurutnya, dengan pemberian insentif sebesar tiga persen untuk mobil hybrid, maka hal ini jadi bentuk pemerintah untuk mempercepat ekosistem kendaraan berbasis baterai di Indonesia.
"Kita sih berharap dengan adanya insentif ini semakin cepat lagi terbentuk ekosistemnya, karena sekarang kan sudah 10 persen yah (market share-nya). Hybrid 6 persen dan 4 persen untuk BEV," ujarnya.
Bob menegaskan, dengan adanya insentif PPnBM DTP tiga persen, maka diharapkan konsumen bisa beralih dari mobil konvensional ke elektrifikasi.
Angin segar bagi para pabrikan otomotif jika hybrid mendapatkan insentif, karena mereka bisa menjual produknya dengan harga lebih miring dari sebelumnya.
Bahkan Henry menyebutkan, mobil hybrid mampu menurunkan pemakaian bahan bakar lebih tinggi dari pada mesin Internal Combustion Engine (ICE).
"Misalnya (mesin hybrid) menurunkan pemakaian bahan bakar, karena kan hybrid bisa hampir 50% kan, lebih hemat gitu ya dibandingkan ICE," ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini Toyota jadi salah satu brand yang ada di Indonesia dengan produk hybrid cukup banyak.
Nah, beberapa mobil hybrid saat ini sudah ditawarkan kepada konsumen diantaranya, mulai dari Yaris Cross HEV, Kijang Innova Zenix HEV, Corolla HEV, Corolla Cross HEV, Camry HEV, Alphard HEV, Vellfire HEV, dan Prius HEV.
Untuk mobil hybrid ini Toyota juga punya satu tingkat teknologi lebih tinggi, yaitu Plug in Hybrid (PHEV) yang saat ini dibenamkan pada RAV4
Adanya berbagai kebijakan baru di tahun 2025, membuat Toyota ikut menyiapkan strategi baru. Termasuk menghadirkan mobil anyar di tahun depan.
Dikatakan Henry, pada tahun 2025, Toyota tetap akan memberikan berbagai produk dan pelayanan yang sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia dengan menerapkan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
"Hybrid itu salah satu yang kita juga ada beberapa planning untuk membawa hybrid lebih jauh," ucapnya.
Namun sayang, Henry masih enggan membocorkan, model mobil apa saja yang bakal diluncurkan. Akan tetapi, jika melihat gambar saat presentasi, produk yang akan dibawa Toyota mengusung teknologi Hybrid Electric Vehicle (HEV) dan Battery Electric Vehicle (BEV), serta produk Gazoo Racing (GR) yang masuk kategori balap.
Nah, saat ditanya apakah untuk mobil HEV yang dimaksud adalah Toyota Veloz Hybrid. Henry enggan menjawabnya. Munculnya nama Veloz Hybrid tak lepas dari adanya bocoran file Nilai Jual Kendaraan Bermotor di situs resmi Kemendagri.
File ini juga mencatat Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 8 tahun 2024 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, dan Pajak Alat Berat tahun 2024. Berdasarkan data tersebut, terdapat Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) mobil Toyota, dimana ada kode:
Keberadaan kode huruf HV biasanya dibenamkan Toyota yang berasal dari singkatan Hybrid Vehicle. Jadi benarkah ini Veloz Hybrid?