Adu Kenyamanan Toyota Veloz 2022 vs Mitsubishi Xpander Facelift, Siapa yang Unggul?
Karim · 31 Mei, 2022 12:00
0
0
Dari sekian banyak faktor, kenyamanan layak masuk sebagai bahan pertimbangan saat memilih mobil baru. Baik itu sambutan lembut jok kala pertama duduk, kekedapan setelah melaju di jalan, hingga kualitas bantingan suspensi. Penting dalam menetukan mana yang paling sreg saat dibawa wara-wiri.
Nah, kali ini kami berkesempatan membawa Toyota Veloz 2022 dan Mitsubishi Xpander Facelift ke fasilitas pengujian Bridgestone di Karawang. Mencari tahu siapa paling nyaman antara keduanya. Untuk diketahui, unit yang diuji merupakan varian tertinggi yakni Veloz Q CVT TSS dan Xpander Ultimate CVT.
Sedikit berbeda dari biasa, kami sempat coba merasakan tanpa mengetahui mobil mana yang ditumpangi. Duduk sebagai penumpang dengan mata ditutup dan tidak diperkenankan menyentuh apapun lalu dibawa berkeliling. Jadi, siapa lebih nyaman? Berikut ulasan kami.
Postur Jok Keduanya Suportif
Secara dimensi bangku dan postur duduk, kabin keduanya tentu boleh dibilang pas untuk tubuh orang-orang asia. Setidaknya dengan tinggi saya 172 cm, tidak ada yang perlu dikeluhkan baik itu saat duduk di depan maupun baris tengah. Punggung serta area belakang lutut ditopang dengan baik.
Kalau membandingkan sampai hal-hal kecil, harus diakui jok Xpander lebih besar dengan sandaran tinggi. Tidak signifikan memang dan bagian ini tidak membuat Veloz jadi buruk. Sama sekali tidak. Justru hal yang sukses membuat Xpander langsung terasa unggul adalah konstruksi material.
Adalah busa tebal dan empuk di balik bungkusan kain beige. Layaknya steamed cheesecake yang dapat kita temukan di mini market. Ada sensasi tekstur lembut sehingga dalam sisi kenyamanan ia layak disebut di atas ambang moderat. Sedang bawaan Veloz justru ibarat roti tawar pada umumnya dengan konsistensi lebih padat. Well, tetap empuk walau tidak senikmat rival.
Penasaran dengan kualitas bantingan suspensi, masing-masing kami hadapkan dengan simulasi jalan rusak bergelombang di kecepatan 60-70 kpj. Sebagai gambaran, terdapat satu jalur lurus dalam trek dengan undakan zig-zag yang dapat membuat mobil berguncang.
Untuk diketahui, kedua mobil ini memiliki kemiripan aransemen suspensi. Mengusung MacPherson Strut di depan dan torsion beam di belakang. Meski komposisi kaki-kaki cenderung mirip, tentu pada akhirnya dirancang dengan karakteristik tersendiri. Belum lagi ada perbedaan profil ban. Veloz Q CVT mengenakan sepatu 17 inci berukuran 205/50 R17 sementara Xpander Ultimate 205/55 R17 – dari sini dapat dipastikan bahwa dinding ban Veloz lebih tipis.
LMPV Mitsubishi sukses suguhkan kenyamanan lebih baik di pengujian ini. Memang, perubahan kontur terasa gamblang dalam kabin, hanya saja dapat dilalui dengan elegan. Lembut dan cenderung minim hentakan meski tetap ada satu atau dua kali shockbreaker seperti terdengar mentok.
Di lain sisi, cara Veloz menerjemahkan permukaan terbilang cukup kasar. Sedikit lebih kaku dan menghentak tajam walau tidak sampai mengganggu. Karakteristik seperti ini juga kemudian membuat jawara Toyota terasa lebih berguncang ketimbang Xpander. Mungkin, akibat pemakaian ban yang lebih tipis atau memang pada dasarnya suspensi dirancang demikian.
Bukan berarti Veloz buruk sebab logikanya jika ini berasal dari setelan suspensi, karakter keras dapat menjaga jarak ayun roda saat mengangkut beban berat. Tapi yang jelas, bantingan LMPV Toyota di jalan bergelombang tidak lebih nyaman ketimbang Xpander.
Nilai kenyamanan Xpander berakhir lengkap dengan kekedapan kabin impresif. Banyak suara diminimalisir seiring bergulirnya ban berikut tarian suspensi di atas berbagai simulasi permukaan jalan. Baik itu dari jalan beton, aspal mulus, berkerikil, hingga saat menghadapi jalan bergelombang.
Langsung membandingkan, semakin sulit pula untuk merasa terpuaskan oleh Veloz. Sebab dalam hal kekedapan pun ia tidak memberikan yang terbaik. Redaman bising di jalan mulus memang tergolong baik. Hanya saja, semua jadi mengganggu ketika dihadapkan dengan jalan berkerikil atau basah. Di samping itu, ketika duduk di baris tengah, suara luar lebih mudah menerobos masuk seperti sedikit kurang penjagaan.
Bukan sebatas mengandalkan telinga, hasil perhitungan dB meter pun menunjukkan hal yang sama. Kami tes keduanya di kecepatan konstan 100 kpj dalam kondisi gerimis. Angka 66,2 dB dari rentang 65-67 dB merupakan hasil perhitungan di dalam kabin Veloz. Sementara itu, catatan Xpander lebih senyap yakni 64,3 dB pada rentang 63-66 dB.
Bukan Berarti Veloz Sepenuhnya Buruk
Mudah untuk menyimpulkan siapa lebih baik antara keduanya dalam hal kenyamanan. Yep, Xpander menang telak dari segi interior, bantingan suspensi, sampai kekedapan kabin. Soal comfort, Veloz kini memang lebih baik ketimbang pendahulu namun ternyata tetap tidak sampai membuatnya lebih baik daripada rival.
Tapi perlu diingat kembali, ini hanya perbandingan dari satu aspek umum terkait kenyamanan saat ditunggangi. Masih ada hal untuk dipertimbangkan semisal fitur, tenaga mesin, konsumsi BBM, dan lainnya. Tunggu bagian selanjutnya!