Namanya kecelakaan memang tidak bisa diprediksi, tapi bisa dihindari. Misalnya dengan memakai perlengkapan berkendara lengkap. Meski demikian, insiden yang melibatkan kendaraan besar seperti truk atau bus juga kerap terjadi di jalan raya.
Kejadian terbaru adalah tabrakan antara bus Transjakarta dengan pengendara motor di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan pada Selasa (14/12/2021). Belum diketahui kronologi kejadian, tapi satu unit Honda Vario rusak dan pengendaranya luka-luka.
Patut diketahui, jika berjalan berdampingan dengan kendaraan berat merupakan resiko tersendiri. Karena itu wajib mengetahui kondisi dan potensi bahaya disekitarnya. Lalu seperti apa cara berkendara yang aman saat melaju di sekitar kendaraan besar?
Baca Juga: Sudah Dianggap Lumrah, Kebiasaan Bikers Ini Justru Bisa Bikin Celaka Lho!
"Semakin besar ukuran kendaraan, maka blind spot yang dihasilkan juga makin besar," kata Jusri Pulubuhu, Founder and Lead Instructor JDDC mengenai kondisi berkendara di sekitar truk atau bus.
Saat ini, kendaraan besar seperti bus dan truk memang dibekali sederet spion, bahkan kamera yang dapat memantau kondisi di sekitarnya. Tetapi blind spot yang dihasilkan tetaplah besar. Sehingga pandangan pengemudi kendaraan besar terbilang terbatas.
Hal ini patut diketahui pengendara motor. Sehingga posisi blind spot yang tidak terpantau oleh pengemudi bus dan truk bisa dihindari. Saat ini, bodi truk kerap dicantumkan peringatan berupa posisi titik blind spot. Tujuannya agar pengendara motor atau lainnya bisa berpindah ke area yang bisa dipantau.
Jika melintas di kawasan yang banyak dilintasi kendaraan besar, ada baiknya jangan terlalu dekat saat membuntutinya. Karena bagi pengemudi bus atau truk, posisi motor yang berada tepat di belakangnya justru tidak dapat terpantau.
Menjaga jarak aman bukan sekadar memberi ruang gerak bagi truk, namun juga membuat motor mudah terlihat oleh sopir truk. Karena titik tersebut merupakan salah satu blind spot kendaraan besar.
Selain itu, besarnya bodi truk atau bus juga menjadi penghalang pandangan pengendara motor ke arah depan. Sehingga tidak ada cukup pandangan untuk memprediksi kondisi jalan di depan. Sehingga tidak cukup untuk melakukan antisipasi jika ada lubang atau tergenang di depan.
Keuntungan yang didapat dari menjaga jarak aman juga bisa membuat Anda bisa mengantisipasi pergerakan truk. Seperti ketika tiba-tiba truk tersebut mengerem mendadak atau berhenti saat tidak kuat menanjak.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Bodoh yang Sering Terjadi Saat Berkendara, Pernah Melakukannya?
Seperti disebutkan sebelumnya, pengemudi bus dan truk memiliki keterbatasan pandangan di sekitarnya. Sehingga jangan lupa untuk memberi tanda saat ingin mendahului truk atau bus. Tanda yang dimaksud dapat berupa menyalakan lampu dim atau memberi klakson.
Dengan begitu, pengemudi truk dapat menyadari keberadaan posisi motor dan menjaga kewaspadaannya. Serta memberi ruang di jalanan seperti memperlambat laju kendaraannya, sehingga Anda bisa mendahului dengan lebih mudah.
Baca Juga: Tips Mudah Supaya Tak Emosi Saat Ketemu Bikers Pengawal Ambulans
Faktor lintasan terpisah dan posisi bus yang tak disadari oleh pengendara motor sering jadi penyebab kecelakaan di jalur busway. Manuver mendadak seperti memotong jalur bus saat memutar arah kerap membuat celaka.
Kuncinya adalah sabar. Karena itu, sebelum bermanuver ada baiknya memantau kondisi jalur tersebut terlebih dulu. Sebaliknya juga, jangan segan-segan memberikan ruang bila bus di depan memberi isyarat untuk melakukan manuver, seperti berbelok, putar arah, atau parkir. Hentikan kendaraan dan tunggu sampai posisi bus benar-benar terpantau aman.