Suzuki Shogun 125 menjadi bebek andalan dari Suzuki yang kualitasnya cukup menjanjikan.
Bahkan kemampuannya sudah terbukti juga di ajang balap, tidak jarang Shogun memenangi ajang balap road race atau drag race di zamannya.
Generasi pertama hadir di tahun 1997 dimulai dari Shogun 110, Shogun 110R, dan di tahun 2004 ada pembaharuan yang cukup banyak.
Dari desain bodi yang lebih ramping dan sporty hingga penggunaan mesin 125 cc.
Suzuki Shogun 125 hadir pertama kali di tahun 2004 mengikuti trend bebek 125 cc pada saat itu, sedangkan bebek 110 cc digantikan oleh Suzuki Smash.
Suzuki Shogun 125R varian basic menggunakan pelek jeruji dan masih pakai rem tipe tromol di belakang.
Model ini menjadi kompetitor dari Honda Karisma 125, yang jadi motor bebek 125 cc pertama Honda di Indonesia.
Berselang setahun, lahirlah Suzuki Shogun 125SP yang kepanjangan dari Sport Production.
Paling mencolok ada pada penggunaan pelek cast wheel, rem cakram di belakang, kopling tipe manual, dan pengoperasian gigi injak cungkil seperti motor sport.
Baca juga: Dulu Suzuki Shogun, Sekarang Giliran Honda PCX Yang Punya Parkiran Khusus di Mall
Pelek yang digunakan punya model palang seperti Suzuki Satria F150. Begitu juga dengan warna bak magnet dan bak kopling yang pakai warna emas.
Suspensi belakang pakai warna ulir merah untuk memberi kesan yang lebih sporty.
Alhasil motor ini pun menjadi idola anak-anak muda kala itu, karena mewarisi pelek dan kesan asporty dari Satria F150.
Di tahun 2007, Suzuki Shogun mendapatkan ubahan yang cukup besar. Desain bodi jadi lebih banyak lekukan.
Tapi tetap tidak meninggalkan kesan lancip yang sporty. Bahkan lampu sein depannya pindah ke sayap depan.
Sehingga tidak heran kalau varian ini disebut dengan Suzuki Shogun Robot. Ada tiga varian yang disuguhkan dengan beberapa pembeda selain warna dan striping.
Pertama Suzuki Shogun 125R yang menggunakan rem tromol di belakang dan pelek model jari-jari.
Kemudian ada Suzuki Shogun 125RR yang pakai pelek palang dan cakram belakang, tapi koplingnya masih semi manual seperti Suzuki Shogun 125R.
Terakhir ada Suzuki Shogun 125SP, beda dari Shogun 125RR adalah penggunaan kopling manual.
Baca juga: Ngindam Suzuki Shogun 110R? Intip Harga Bekas dan Biaya Restorasinya
Masuk ke tahun 2008, era injeksi mulai diaplikasikan ke segmen roda dua. Suzuki Shogun pun langsung masuk ke era ini dengan nama Suzuki Shogun 125R FI.
Tentu saja dilengkapi dengan sensor IAP, CKP, dan TPS yang membuatnya lebih canggih kala itu.
Sistem injeksinya diberi nama Discharge Pump Fuel Injection (DCP-FI). Teknologi ini punya pompa bensin yang menyatu dengan injector.
Jadi bukan berada di tangki bensin seperti kompetitornya, sehingga tidak perlu tekanan tinggi untuk menyemprotkan bensin ke ruang bakar.
Mulai generasi ketiga , Shogun mendapatkan update yang sudah lebih modern.
Seperti penggunaan lampu utama dengan dua bohlam, lalu ada kombinasi spidometer analog dan digital.
Pembaca kecepatan untuk spidometer juga sudah tidak menggunakan kabel konvensional, tapi sudah dibaca secara digital melalui sensor yang ada di as gir depan.
Baca juga: Sekilas Kiprah Suzuki Shogun 110, Bebek Legendaris Yang Komponennya Kerap Dicuri
Meski bodinya terbilang ramping, tapi ruang penyimpanan di bawah joknya masih cukup dalam dan lebar.
Meski belum bisa memuat helm, tapi menyimpan jas hujan dan sarung tangan rasanya bukan hal yang sulit.
Di tahun 2007 dengan balutan baju baru, Suzuki Shogun 125R tetap mempertahankan lampu utama dua bohlamnya.
Sedangkan lampu rem kini sudah pakai tipe LED yang terkesan lebih modern dan terang.
Kala itu penggunaan lampu LED jadi salah satu barang mewah, makanya motor ini banyak dilirik.
Layar digital kecil pada varian sebelumnya hilang, Suzuki Shogun 125R justru kembali menggunakan spidometer full analog.
Seperti penunjuk kecepatan maupun meteran bensinnya semua menggunakan jarum.
Tidak lupa ada varian RR yang pakai kaki-kaki cast wheel dan rem cakram di belakang dan varian SP yang ada ketambahan kopling manual serta sistem perseneling injak cungkil.
Baca juga: Mengenang Suzuki Shogun SP 125, Motor Bebek Sporty Pesaing Yamaha Jupiter MX 135
Ruang bagasi yang lebih luas juga disuguhkan di varian ini, karakter bagasinya lebih dalam meskipun tidak terlalu lebar dan belum bisa menyimpan helm.
Sejak tahun 2007, generasi Suzuki Shogun mulai menggunakan engine balancer untuk meminimalkan getaran mesin.
Mesin yang diusung sejak tahun 2004 hingga modern punya karakter khas yang dipertahankan, yaitu hentakan torsi yang cukup galak.
Memberi kesan lincah baik untuk menyalip atau menanjak, karena tidak perlu membuka gas terlalu banyak.
Selain itu mesin ini juga khas akan suaranya yang senyap, baik suara yang dihasilkan oleh mesin maupun knalpot.
Yang juga tidak kalah adalah vibrasi mesin yang minim baik di kaki maupun jok, sehingga membuatnya nyaman dikendarai.
Mesin ini juga terkenal akan kekuatannya yang bandel. Tiap komponen mesinnya punya umur pakai yang panjang asalkan pemiliknya tidak lupa dan rajin mengganti oli mesin sesuai ketentuan.
Baca juga: Matic Entry Level Gak Pasaran, Mending Pilih Suzuki Nex II atau Nex Crossover?
Bahkan bisa dikatakan kalau Suzuki Shogun 125R FI jadi sistem injeksi yang sangat lengkap karena dilengkapi tujuh sensor.
Seperti Engine Temperatur Sensor (ET), Intake Air Pressure Sensor (IAP), Intake Air Temperature Sensor (IAT), Throttle Position Sensor (TPS), juga Crank Position Sensor (CPS), dan Tip-Over Sensor (TO).
Tapi memang nikmatnya sensasi mesin Suzuki Shogun ini harus ditebus dengan rata-rata konsumsi bahan bakar yang sedikit lebih boros ketika dibandingkan dengan kompetitornya.
Tapi toh hal itu terbayarkan dengan performanya yang memang lebih menarik dari kompetitor sekelasnya kala itu.
Melihat dari beberapa situs jual beli, Suzuki Shogun 125R tahun 2004 hingga 2005 sudah bisa dimiliki dengan harga di bawah Rp 5 juta.
Bahkan penjualan harga terendah dimulai dari Rp 3 jutaan, namun harga tersebut berbanding lurus dengan kondisi motor ya!
Tentu semakin terawat maka harga jualnya akan semakin tinggi, jadi harus pintar-pintar pilih unit bekasnya.
Kemudian untuk Suzuki Shogun 125R, terlihat harga jualnya mulai di atas Rp 5 jutaan.
Baca juga: Jangan Kaget, Ternyata Dua Motor Suzuki Ini Tak Lagi Dijual di Indonesia
Wajar saja karena lahir di tahun yang lebih muda dan dengan fitur-fitur lebih modern membuat harga jualnya lebih tinggi.
Kondisi motor dengan tahun lebih muda juga cenderung lebih mulus dan masih nyaman digunakan.
Gimana? Mau bernostalgia dengan bebek yang punya jargon ‘Shogun Dilawan?!’ ini?