Bensin di Indonesia semakin beragam berkat hadirnya para merek dari luar Indonesia yang mulai membuka outlet pengisian bahan bakar di kota-kota besar dengan ragam pilihan RON.
Untuk RON 90 sendiri, Pertamina dengan Pertalite tentu jadi yang paling terjangkau dengan harga Rp 10.000 per liter. Di Segmen ini tidak banyak merek yang bermain, hanya ada Vivo dengan Revvo 90 yang dibanderol Rp 12.000 per liter, harga mengacu di bulan Desember 2022.
Dengan beda harga Rp 2.000 per liter, kira-kira bahan bakar mana yang lebih irit? Apakah harga yang mahal bisa menjamin efisiensi bahan bakar dan juga sebaliknya? Untuk itu kami langsung tes kedua merek tersebut.
Dengan harapan pengetesan dapat akurat, maka pengujian menggunakan motor dengan tipe yang sama dan dalam kondisi segar. Kami menggunakan Yamaha Fazzio yang dipinjam langsung dari Yamaha Indonesia dengan kondisi odometer tidak berbeda jauh.
Baca juga: Ganti Filter Bensin Yamaha NMax, Sering Dicuekin Meski Jam Terbang Tinggi
Keadaan kedua motor full original tanpa adanya modifikasi. Langkah selanjutnya dengan menyamakan tekanan angin pada kedua motor dan memberikan sedikit beban pada pengendara yang lebih ringan agar bobotnya setara.
Barulah menguras kedua tangki tersebut hingga motor benar-benar tidak bisa dihidupkan. Oiya sebelumnya masing-masing motor juga sudah menggunakan bahan bakar yang akan digunakan, jadi tidak perlu adaptasi kembali.
Setelah itu kedua tangki bensin diisi dengan masing-masing bensin yang akan digunakan, di sini bensin diukur dan hanya menggunakan 250 ml saja agar pengetesan tidak terlalu jauh. Pasalnya Yamaha Fazzio sendiri punya rata-rata konsumsi bahan bakar mencapai 50,4 km/liter.
Setelah masing-masing Yamaha Fazzio diisi bensin 250 ml, berikutnya motor diajak berkendara dengan gaya berkendara normal, tidak dibuat seirit mungkin agar hasilnya bisa mencerminkan penggunaan harian.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun Tapi Bensin di Indonesia Malah Naik, Ini Updatenya
Tidak lupa trip pada spidometer direset untuk mengetahui seberapa jauh jarak yang bisa ditempuh. Motor dihidupkan berbarengan dan melaju beriringan dengan kondisi jalan yang relatif mulus dan minim tanjakan.
Setelah beberapa saat berkendara di sekitaran BSD, Tangerang kemudian kedua mesin mulai terasa sedikit tersendat saat mencapai jarak 10 km. Namun bisa berjalan kembali hingga akhirnya unit yang menggunakan Revvo 90 mati total.
Tercatat motor ini mati total hingga tidak bisa menyala kembali di jarak 10,7 km. Sedangkan Yamaha Fazzio dengan Pertalite masih bisa melaju dan terus melanjutkan perjalanannya.
Tidak lama berselang, Yamaha Fazzio yang menggunakan Pertalite juga mulai kehabisan bensin hingga mati total pada jarak 11,8 km. Itu berarti Pertalite bisa membawa lebih jauh 1,1 km dibandingkan dengan Revvo 90.
Usai dengan pengujian efisiensi bahan bakar, selanjutnya ada pengujian performa dari kedua bahan bakar tersebut. Pengujian dilakukan di atas mesin dyno Dynomite milik Ultraspeed Racing.
Baca juga: Jangan Kebawa Nafsu, Ini Efek Buruk Isi Bensin Sampai Meluber
Kedua motor digeber habis-habisan sampai mendapatkan tenaga serta torsi terbaik di atas mesin dyno. Ternyata hasilnya lagi-lagi dimenangi oleh unit yang menggunakan Pertalite.
Yamaha Fazzio yang menggunakan Pertalite bisa menghasilkan tenaga 5,96 ps pada 4.515 rpm dengan torsi 9,4 Nm di putaran mesin yang sama. Sedangkan Fazzio denga Revvo 90 menghasilkan tenaga 5,77 ps di 4.807 rpm serta torsi 8,6 Nm di 4.644 rpm.
Memang sih selisih dari tenaga dan torsinya sangat sedikit, hanya ada perbedaan tenaga 0,19 ps dan beda torsi 0,8 Nm yang mana perbedaan tenaganya tidak akan terlalu terasa saat dibawa berkendara.
Meski ada perbedaan tenaga dan konsumsi yang sangat tipis, tapi rasanya Revvo 90 tetap bisa menjadi pilihan selain Pertalite. Terutama ketika antrian Pertalite mengular, Revvo 90 bisa menjadi solusi karena tidak terlalu antre sehingga lebih efisien waktu.