Terkadang lantaran kondisi tertentu, pengendara motor kerap mencampur jenis bensin pada tangki motornya.
Katakanlah saat sedang touring melewati daerah yang jauh dari kota, dan hanya menemukan bahan bakar jenis lain dengan nilai oktan berbeda.
Untuk satu dua kali hal ini tak ada masalah, namun jika terlalu sering ada banyak efek negatif yang ditimbulkan.
Dilansir dari Mypertamina, setiap jenis mesin pada kendaraan memiliki spesifikasi yang berbeda-beda.
Tidak selalu bahan bakar dengan oktan tinggi akan baik untuk mesin, karenanya lebih baik pakai bensin yang sesuai dengan spesifikasi.
Baca juga : Pertamax Green Cocok Diminum Matic Kompresi Tinggi, Ini Daftarnya
Dampak negatif yang bisa muncul adalah timbulnya deposit atau kerak karbon pada ruang pembakaran dan juga busi.
Jenis bensin yang berbeda memiliki komposisi kimiawi yang berbeda juga, jika sering mengganti jenis BBM maka akan menyebabkan penebalan kerak atau residu di dalam mesin.
Penebalan kerak ini akan menyebabkan ngelitik, hingga lubang klep yang seharusnya tertutup rapat menjadi teganjal oleh kerak.
Penurunan kualitas bensin yang dipakai juga bisa terjadi jika mencampur dua jenis bahan bakar.
Misalnya Pertamax yang dicampur Pertalite, kemampuan membersihkan kerak mesin pada Pertamax jelas akan hilang.
Baca juga : Harga Bensin BP Turun di Pertengahan Juli 2023, Ini Daftarnya
Jika memang ada rencana untuk mencoba jenis bensin baru seperti Pertamax Green yang baru dirilis, ada triknya.
"Utamanya sih sisa bensin sebelumnya ditangki harus sisa sedikit, bagus lagi kalau tangki sampai dikuras dulu," jelas Heri Prasetyawan dari Jaw's Speed di Depok.
Cuma karena hal ini dirasa merepotkan, usahakan menyisakan bensin sampai seminim mungkin, yang dirasa cukup untuk menuju SPBU terdekat.
"Dengan begitu, sisa bensin yang lama tadi tidak akan terlalu mempengaruhi bensin jenis baru yang baru diisikan dan kalau bisa langsung full tank," tambahnya.
Tapi kembali lagi, gunakan jenis bensin sesuai dengan rekomendasi pabrikan ya!