Menuangkan kreatifitas dalam modifikasi sepeda motor memang tidak ada larangan atau batasannya. Namun itu berlaku selama motor yang dimodifikasi tersebut fokus untuk ajang kontes modifikasi saja.
Lain hal ketika berbicara tentang modifikasi motor untuk pemakaian sehari-hari. Ada hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dengan maksud agar motor tetap nyaman dan aman bagi pengguna maupun pengendara di sekitarnya.
Karena namanya berkendara di jalan umum itu berarti kita sharing dengan pengendara lain, sehingga tidak boleh egois agar tidak mengganggu kenyamanan pengendara sekitar dan tidak terjadi perselisihan.
Maka dari itu, ada beberapa poin yang rasanya tidak perlu dilakukan dalam memodifikasi sepeda motor untuk harian. Jadi jangan sampai modifikasinya salah kaprah ya!
Sejatinya sepatbor punya tugas untuk menghalau cipratan air maupun debu kotoran yang dilontarkan oleh ban. Sayangnya, beberapa pengguna sepeda motor coba mengganti atau memotong sepatbor dengan bentuk sangat pendek atau bahkan melepasnya.
Baca juga: Tembus Rp40 Juta, Ini Cicilan Honda ADV 160 ABS Termurah
Memang sih memotong atau melepas sepatbor belakang bisa membuat tampilan sepeda motor menjadi lebih sporty. Namun, semakin pendeknya dimensi sepatbor tentu membuat kemampuannya untuk menahan cipratan air jadi berkurang.
Tentu ini akan membuat pengendara di belakang berpotensi terkena cipratan tersebut. Hal ini semakin memburuk ketika sudah memasuki musim penghujan, di mana sebagian besar jalanan dalam kondisi basah.
Sebagai penghenti laju kendaraan piranti pengereman tentu punya tugas yang cukup krusial bagi keselamatan pengendara. Komponen modifikasi di sektor pengereman juga cukup banyak macamnya.
Selain untuk sekadar gaya, komponen aftermarket di sektor pengereman ini juga dapat memberi responns pengereman lebih kuat dibandingkan komponen rem original.
Baca juga: Galeri Foto Motor Listrik Honda EM1 e: yang Dijual Rp 33 Jutaan
Seperti slang rem berbahan stainless steel yang dirajut atau biasa disebut braided, cakram dengan diameter lebar dan gaya gesek tinggi, master rem yang punya diameter piston lebih besar, sampai kaliper dengan jumlah piston lebih banyak.
Penggantian piranti pengereman karena hanya untuk tampil lebih keren tentu sangat berbahaya, menggunakan diameter cakram besar lengkap dengan kaliper besar akan membuat performa rem cukup overkill, bahkan ada yang membuat rem depan menjadi ganda.
Tentunya ini jadi berlebihan ketika dipasangkan pada motor di bawah 160 cc, pasalnya motor dengan kapasitas mesin tersebut tidak akan melaju cepat dan bobotnya masih tergolong ringan sehingga tidak membutuhkan performa rem tinggi.
Contoh kasusnya tentu saja ketika pengendara melakukan pengereman secara keras karena ada sesuatu yang menyebrang, tentu saja ini akan membuat roda mengunci karena pengendara mengerem dalam keadaan panik sehingga dapat berujung kecelakaan.
Beberapa pengendara melakukan modifikasi di sektor spion dengan dimensi yang lebih kecil atau mengubah posisinya menjadi di ujung setang, alasannya karena terlalu besar atau agar tampil lebih keren.
Baca juga: Cuma Ada 300 Pcs di Dunia, Harga Helm Arai Ini Tembus Rp 25 Juta!
Padahal diameter spion yang dibuat lebih kecil akan memperbesar area blind spot, terlebih jika spion tersebut diletakan di ujung setang atau model bar end, maka pengendara akan semakin kesulitan untuk melihat kondisi di belakang.
Tidak heran pula kalau modifikasi ini dianggap salah kaprah, karena tidak jarang ada kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan pengendara tidak sadar dengan kondisi sekitar saat ingin berbelok atau sekadar berpindah jalur.
Setiap kendaraan di Indonesia wajib dilengkapi dengan pelat nomor depan dan belakang, ini sesuai dengan Undang-Undang (UU) No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ditegaskan setiap kendaraan wajib dipasang plat nomor.
Jadi menghilangkan atau tidak memasang pelat nomor baik depan saja atau belakang saja tentu tidak dapat dibenarkan dari segi peraturan tenaga, sehingga baiknya kedua pelat nomor tetap terpasang dengan baik.
Menghias area CVT bisa dilakukan dengan berbagai cara, ada yang melakukan repaint atau pewarnaan ulang agar tampilannya lebih menarik dan sesuai dengan konsep modifikasi.
Baca juga: Yamaha XMax Connected dan Alva Cervo Motor Terbaik 2023 Versi Wartawan Otomotif
Bahkan ada juga yang membalut cover CVT tersebut dengan carbon fiber untuk memberikan kesan sporty atau racy, namun tidak jarang juga ada yang melepas cover air duct dan menggantinya dengan mika akrilik.
Penggunaan akrilik ini memang seolah membuat tampilan area CVT lebih unik karena bisa langsung melihat pulley depan berputar selama mesin hidup, tapi secara tidak langsung penggunaan akrilik ini menghilangkan fungsi utama air duct.
Padahal fungsi air duct ini cukup penting karena tugasnya menjadi jalur masuknya udara ke ruang CVT yang dihisap oleh kipas pulley, dengan begitu akan ada sirkulasi udara yang baik pada area CVT sehingga suhu komponen lebih terjaga.
Lalu jika diganti dengan variasi mika tersebut maka lubang menjadi hilang karena serba rapat, jadi tidak ada sirkulasi udara yang baik pada area CVT, efek terburuknya tentu saja bisa membuat komponen overheat hingga kopling selip.