Beberapa hari belakangan viral video filter bensin mobil yang mampet usai mengisi Pertamax disebuah SPBU Pertamina.
Pada video tersebut diketahui lokasi berada di Cibinong, Kabupaten Bogor dengan hasil filter bensin tertutup kerak.
Seperti diunggah akun Instagram Infonetizone, video yang diambil disalah satu bengkel resmi Daihatsu.
Disebutkan terdapat 18 mobil yang mengalami kelihan serupa, dengan kerusakan pada filter bensin serta pompa bensin.
Meski pada video tersebut terjadi pada mobil, bukan tak mungkin juga bisa berimbas pada pengguna motor.
Apalagi motor-motor keluaran terbaru seperti Honda Scoopy, Yamaha Grand Filano disarankan pakai BBM oktan 92.
Umumnya sepeda motor injeksi memiliki pompa bensin yang menyatu dengan filter bensin, dan terpasang di dalam tangki.
Baca juga : Pertamax Termasuk BBM Kotor Karena Tinggi Sulfur, Ini Efeknya Buat Mesin
Atas viralnya video tersebut, pihak Pertamina pun telah melakukan investigasi.
Heppy Wulandari, Corporate Secretary PT Pertamina Parta Niaga, Sub Holding Pertamina Commercial & Trading menyebut kualitas Pertamax sesuai standar.
Hal ini usai dilakukan uji lab oleh Lemigas dengan menganbil sampel-sampel Pertamax dari SPBU di Cibinong dan beberapa wilayah lainnya.
Hasilnya kualitas Pertamax memenuhi standar teknis yang dipersyaratkan oleh Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM.
"Hasil uji lab dari Lemigas menyatakan bahwa produk Pertamax on spec sesuai ketentuan Dirjen Migas. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas Pertamax," tegas Heppy
Adapun terkait kendaraan-kendaraan yang dilaporkan mengalami kendala mesin, Heppy menyatakan bahwa pihaknya terus memonitor kondisi tersebut dan masih melanjutkan kajian bersama LAPI ITB.
"Kami masih melakukan kajian mengingat kendala mesin hanya terjadi di merek dan jenis kendaraan tertentu serta di lokasi - lokasi tertentu, jadi kami perlu mempelajari detail penyebab gangguan pada mesin-mesin kendaraan di lokasi - lokasi tersebut," ujar Heppy.
Heppy juga mengatakan Pertamina akan terus memantau kualitas BBM dan bertanggung jawab terhadap produk yang kami salurkan.
Pada bulan September 2024 kemarin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin menyebut jika Pertamax termasuk BBM kotor.
Ia menyatakan, pada dasarnya kualitas BBM bukan hanya dilihat dari kadar nilai oktan atau RON, melainkan sulfurnya.
Alhasil, jika sulfurnya lebih tinggi maka hal itu bisa dikatakan BBM kotor. Sebaliknya, jika sulfurnya rendah, maka masuk kategori BBM bersih.
Spesifikasi Pertamax dan juga Pertalite sendiri masih memiliki kandungan sulfur maksimal 500 ppm.
Ppm sendiri singkatan dari part per million atau juta dalam bahasa Indonesia.
Jika kalau 1 ppm berarti 1/1.000.000 atau mudahnya disetiap 1.000.000 partikel ada 1 kandungan partikel dimaksud.
Maka jika Pertamax punya kandungan sulfur maksimal 500 ppm, artinya 0,05% dari kandungannya adalah sulfur.
Kemudian massa jenis bensin itu 0,7g/cm, maka hitungan mudahnya jika beli 10 liter bensin, total beratnya 7 kg.
Dan secara hitung-hitungan ada 3,5 gram sulfur disetiap 7 kg atau 10 liter bensin yang dibeli.
Mayoritas sulfur tadi akan tersaring oleh filter bensin sehingga filter bensin akan lebih cepat kotor.
Jika dibiarkan, kondisi buruknya akan membuat aliran bensin mampat dan pompa bensin rusak, yang berujung pada mogok.
Baca juga : Ganti Filter Bensin Yamaha NMax, Sering Dicuekin Meski Jam Terbang Tinggi
Motor-motor keluaran baru saat ini sudah berstandar emisi Euro 3, sedangkan untuk mobil sudah Euro 4.
Pertamina pun merespon pernyataan Rachmat kala itu dengan menyebut kandungan sulfur Pertamax jauh di bawah 400 ppm.
Saat ini BBM berkualitas dengan kandungan sulfur maksimal 50 ppm terdapat pada jenis Pertamax Green dan Pertamax Turbo.
Tapi sayangnya penjualan bensin tersebut masih sangat terbatas, baru tersedia di Jakarta dan Surabaya.