Tenaga maksimalnya 15,3 PS di 8.000 rpm, sama dengan generasi sebelumnya, namun torsi maksimal naik 0,3 Nm menjadi 14,2 Nm di 6.500 rpm.
Bedanya pada Yamaha NMax "Turbo" terdapat fitur Yamaha Electronic Continuous Variable Transmission (YECVT).
Fitur ini mengatur gerak pulley depan (Primary Sheave) secara otomatis, dengan adanya motor penggerak.
Motor penggerak ini akan mengatur sudut pulley depan dengan perintah dari Transmission Control Unit (TCU).
Tidak hanya pada Primary Sheave, sensor speed juga terpasang pada pulley belakang (Secondary Sheave), yang mengirim data ke TCU.
Karena pengaturan sudut pulley sudah otomatis, makan tak ada roller lagi pada Nmax "Turbo".
Dengan fitur ini pula, memungkinkan pengendara melakukan perpindahan gigi rasio CVT saat dibutuhkan.
Ada tombol Swift pada setang kiri, yang bisa dipilih dengan 3 tingkatan berbeda.
Shift 1 baru bisa dipakai saat putaran mesin sekitar 3.500 rpm karena harus nunggu kampas ngembang, agar torsi lebih dapat.
Shift 2 sekitar 5.000 rpm, karena pengendara butuh torsi tambahan, jadi rasio turun maka rpm makin tinggi.
"Shift 3 di 8.000 rpm ke atas, inilah rasio paling ringan dan rpm paling tinggi,” ujar Ferry Nurul Fajar dari tim Technical & Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.
Sementara itu untuk tipe non "Turbo" maka komponen CVT masih seperti motor matic pada umumnya, dengan roller.
Kemudian basis mesin yang dipakai sudah mirip dengan Yamaha LexiLX 155, yang disebut generasi ketiga 155 cc Blue Core.
Meski output tenaga dan torsi sama antara tipe Turbo" dan non Turbo", namun akselerasi lebih cepat tipe Turbo".
Mulai menyukai dunia otomotif sejak masih duduk di bangku SMA. Kecintaannya dimulai dengan mengoprek sepeda motor yang diberikan orangtuanya, dan terus mencintai dunia otomotif khususnya roda dua. Kecintaannya membuat dirinya berkecimpung dalam industri media otomotif sampai saat ini.
Facebook : Ainto Harry Budiawan
Instagram : harrykriwil