Perbedaan Honda Fit dengan Honda Jazz lama bukan hanya sekedar tulisan di belakang. Fit sendiri merupakan penamaan Honda Jazz untuk pasar Jepang (Japan Domestic Market) dan Australia.
Fit pertama kali diperkenalkan di negara asalnya pada Juni 2001. Selanjutnya pada 2002, Honda Motor Co., Ltd memutuskan untuk memproduksinya secara global.
Kehadiran Fit pada awal dekade 2000 diterima dengan baik di Jepang. Mobil jenis hatchback kompak ini hadir dengan menggabungkan antara performa mesin yang handal di kelasnya serta tingkat konsumsi bahan bakar yang rendah.
Selain itu Fit juga merupakan hatchback kompak dengan tingkat keselamatan tertinggi di kelasnya. Mobil ini berhasil meraih Japan New Car Assessment Program dan meraih rating maksimal; 6 bintang untuk Driver Seat serta Passenger Seat nya.
Rating ini merupakan hasil tertinggi yang pernah dicapai oleh sebuah hatchback kompak di kelasnya saat itu. Tak hanya itu, Fit juga telah melalui tes uji tabrak menyeluruh di fasilitas Honda Motor-Real World Crash Test di Tochigi, Jepang.
Sebagai hatchback kompak, nama Fit kemudian diganti dengan Jazz untuk beberapa negara tujuan pasar ekspor, salah satunya Indonesia.
Baca juga: Bingung Pilih Honda Jazz GD3 i-DSI Vs VTEC? Ini Kelebihan Masing-masing Varian
Honda Jazz pertama kali diluncurkan oleh PT. Honda Prospect Motor (HPM) di Tanah Air pada Februari 2004. Saat itu keberadaannya didatangkan secara utuh dari Thailand, sebagai basis produksi mobil ini untuk kawasan Asia.
Di Indonesia, city car berpenampilan hatchback ini dijual hingga tahun 2007. Sebelum hadirnya Jazz di Indonesia, untuk mobil jenis hatchback kompak pabrikan Jepang berlogo ‘H’ tegak sempat diisi oleh Fit. Tahun 2002-2003, Fit berseliweran di Indonesia. Kehadirannya tak lepas dari tangan para Importir Umum (IU) yang mendatangkannya langsung dari Jepang.
Fit CBU Jepang ini memiliki spesifikasi yang sangat berbeda, meski sekilas secara penampilan terlihat sama dengan Jazz generasi pertama yang dijual oleh HPM. Beberapa fitur Fit untuk Jazz pasar Indonesia dipangkas guna menghadirkan harga yang lebih terjangkau. Agar nilai prestige Fit bisa dirasakan oleh pemilik Jazz, tak sedikit pengguna Jazz lawas mengganti emblem di bagian belakang dengan Fit.
Karena memiliki spesifikasi yang berbeda, pasaran harga bekas Honda Fit lebih tinggi ketimbang Jazz lawas. Apabila pasaran Jazz generasi pertama di kisaran mulai dari Rp60 jutaan, Fit sendiri berada di Rp90 jutaan.
Agar tidak tertipu dengan penampilan Fit dan Jazz lawas, simak perbedaannya berikut ini
Meski umurnya kini sudah lebih dari 10 tahun, baik Honda Fit maupun Honda Jazz lama tetap tidak terlihat ketinggalan zaman. Sama seperti beberapa produk Honda yang memang secara khusus dihadirkan untuk para kaula muda, mobil ini mempunyai bentuk yang sporty dan atraktif dengan bentuk yang sedikit membulat serta garis tajam dibeberapa lekukannya.
Sekilas secara tampilan antara Fit dan Jazz lama terlihat sama. Sebagai informasi, Honda Fit lawas memiliki kode bodi GD1, sedangkan Jazz generasi pertama mempunyai kode GD3. Area wajah, Fit GD1 dengan Jazz GD3 secara bentuk lampu sama. Namun untuk Fit GD1 yang diimpor dari Jepang memiliki aksen hitam di area reflektornya.
Sedangkan di Jazz GD3 untuk headlampnya multi-relfektor, alias serba krom mengkilap untuk bagian dalamnya. Oh iya, untuk Fit memiliki varian sport dengan tambahan bodi kit dari Modulo.
Untuk spion, keduanya sama-sama memiliki pengaturan elektrik, kemudian di belakang dilengkapi dengan wiper serta defogger. Oh iya, Fit juga dilengkapi spoiler dengan bentuk berbeda. Sebagai identitas, tentu versi CBU Jepang ini di bagian pintu bagasi sebelah kanan mendapat emblem Fit, dan Jazz untuk pasar lokal.
Baca juga: Hatchback Bekas Rp60 Jutaan, Pilih Honda Jazz GD3 atau Toyota Yaris Bakpao?
Antara Fit GD1 dengan Jazz GD3 jika dilihat sekilas interiornya terlihat sama. Keduanya sama-sama menggunakan jok dengan bahan fabric berwarna gelap yang dibuat senada dengan door trim.
Apabila kalian lihat lebih teliti keduanya, bentuk setir antara Fit GD1 dengan Jazz GD3 berbeda. Menariknya, Jazz GD3 sudah dilengkapi tombol di sebelah kanan dan kiri yang digunakan untuk menambahkan atau menurunkan gigi secara manual pada varian matic.
Sedangkan pada Fit GD1, head unitnya dibuat menyatu dengan dashboard yang terlihat clean. Sebagai informasi, Fit yang sempat masuk ke Indonesia lewat IU terdapat dua model, 1.3 i-DSI dan 1.5 Vtec.
Untuk Fit 1.5 Vtec sendiri tombol pengaturan AC yang diletakan di bawah sistem hiburannya menggunakan digital serta spion dengan peliptan otomatis. Selain itu pada bagian atapnya sudah tersematkan panormaic sunroof.
Dibandingkan dengan Jazz lokal, Fit memiliki lampu baca di baris pertama yang bisa dinyalakan secara individu untuk kedua sisi. Keduanya untuk jok sudah dilengkapi fitur Ultra seat. Fitur ini mempunyai banyak keunggulan yang mana pengguna bisa dengan bebas mengatur jok mobilnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Bukan cuma memberikan kenyamanan berkendara, dengan adanya fitur ini juga dapat menyuguhkan dimensi kabin yang lebih luas. Ultra seat pada keduanya terdiri dari 4 mode, yaitu; Utility Mode, Long Mode, Tall Mode dan Refresh Mode.
Lipat kedua kursi belakang hingga rata dengan lantai untuk memaksimalkan area kargo. Bahkan barang besar bisa masuk dengan mudah ke dalam kargo.
Lipat kursi depan dan belakang untuk menciptakan ruang simpan yang super panjang
Lipat kursi belakang untuk menciptakan ketinggian ekstra pada ruang simpan, memungkinkan untuk membawa barang berdimensi tinggi seperti furniture atau tanaman.
Lipat penuh kedua kursi depan untuk menghadirkan sebuah kelapangan ruang depan yang maksimal, sangat ideal untuk bersantai sejenak di sela kesibukan aktivitas sehari-hari.
Honda Fit dan Honda Jazz lama menggunakan sasis jenis monokok yang mendukung teknologi Honda G-Force Control Technology (G-CON). Struktur rangka yang digunakan mampu menjaga kestabilan mobil saat melaju dalam kecepatan tinggi.
Bicara akan keselamatan berkendara, Jazz GD3 hanya mengandalkan seatbelt di setiap barisnya. Sedangkan Fit GD1 sudah dilengkapi Anti-lock Braking System (ABS) untuk sistem pengeremannya. Kehadiran ABS sendiri mencegah ban kendaraan terkunci saat pengereman mendadak.
ABS juga menjaga daya cengkram ban sehingga kendaraan tetap bisa dikendalikan. Selain ABS tadi, Fit GD1 berhasil mendapatkan dual SRS airbags di depan yang berfungsi untuk melindungi pengemudi maupun penumpang depan ketika mengalami benturan keras.
Perbedaan lainnya antara Honda Fit dan Honda Jazz lama juga terletak di bagian mesin. Dimana Fit GD1 dibekali mesin 1.339 cc berkodekan L13A 4-silinder segaris SOHC i-DSI (intelligent Dual & Sequential Ignition). Di atas kertas tenaga yang dihasilkan sebesar 86 PS dan torsi 119 Nm dengan transmisi CVT 7-percepatan.
Fit yang masuk ke Indonesia lewat IU untuk varian 1.5 menggunakan mesin L15A VTEC (Variable Valve Timing & Lift Electronic Control), 1.496 cc 4-silinder segaris yang diketahui mampu memeras tenaga hingga 110 PS dengan torsi maksimal 143 Nm. Mesin ini juga dipadukan transmisi CVT 7-percepatan.
Bicara Jazz GD3, mobil ini disematkan mesin L15A 4 silinder SOHC berkubikasi 1.496 cc i-DSI yang mampu menghasilkan tenaga 87 PS dan torsi 128 Nm. Untuk varian Vtec, Jazz GD3 memakai jantung pacu sama seperti yang dipakai Fit Vtec dengan perolehan tenaga serta torsi yang sepadan.
Jika Fit hanya menggunakan transmisi CVT 7-percepatan, Jazz GD3 memiliki opsi transmisi manual 5-percepatan.
Baca juga: Sejarah Honda Jazz di Indonesia, Mobil Bekas yang Banyak Diburu
Di Jepang dan Australia, Honda Jazz dinamakan dengan Honda Fit. Keduanya sebenarnya sama, yang membedakan hanya spesifikasi dan fitur guna menyesuaikan kebutuhan pasar.
Generasi pertama Fit memulai debutnya pada bulan Juni 2001 di Jepang dan kemudian diperkenalkan di Eropa (awal 2002), Australia (akhir 2002), Amerika Selatan (awal 2003), Afrika Selatan dan Asia Tenggara (2003), Cina (September 2004), dan Meksiko (akhir 2005).
Di Indonesia Honda Jazz terakhir kali dijual pada 2021. Generasi ketiga Jazz di Tanah Air dengan kode GK5 ini kemudian digantikan oleh Honda City Hatchback RS.