Memasuki musim penghujan seperti saat ini, para pengendara sebaiknya melakukan persiapan khusus. Untuk pengendara sepeda motor, tentu harus lebih ekstra lagi persiapannya, karena lebih rentan ketimbang pengendara mobil.
Salah satu senjata andalan untuk pengendara sepeda motor menghadapi musim hujan adalah jas hujan. Jas hujan ini bukan hanya melindungi badan supaya tak basah, tapi juga berkaitan dengan keselamatan berkendara.
Karena jika salah pilih jas hujan, bahaya bisa mengintai. Contohnya jika mengenakan jas hujan model ponco, bagian jas hujan yang mudah berkibar terkena angin memungkinkan tersangkut kendaraan lain atau justru motor sendiri.
Agus Sani, salah satu instruktur Safety Riding PT Wahana Makmur Sejati, main dealer sepeda motor Honda Jakarta-Tangerang menceritakan, dirinya melihat sendiri pernah melihat pengendara dengan jas hujan ponco jatuh karena tersangkut kendaraan lain.
"Lagi pula jas hujan jenis ini kurang nyaman dipakai, karena saat bergerak, jas hujan akan berkibar dan badan tidak tertutup seluruhnya," beber pria ramah itu.
Beberapa alasan jas hujan jenis ini masih dipilih karena lebih mudah digunakan, hanya seperti memakai kaos saja. Kemudian harga jualnya relatif murah, sehingga masih banyak dipakai.
Apalagi sekarang ini, ketika mulai turun hujan banyak pedagang jas hujan yang menawarkan jas hujan ponco dengan harga Rp 10 ribu saja. Selain kurang ampuh menahan air karena banyak bagian terbuka, juga buang-buang uang karena hanya bisa sekali pakai.
Yakin mau menggadaikan keselamatan dan kenyamanan dengan membeli jas hujan ponco ini?
Lalu jas hujan seperti apa yang layak digunakan? Tentu saja jas hujan model setelan, layaknya jaket dan celana panjang, karena bisa menutup seluruh bagian badan dengan sempurna.
Jas hujan model setelan sekarang pun sudah banyak variasinya, harganya mulai dari Rp 60 ribu sampai Rp 500 ribu untuk merek ternama. Untuk bahan yang dipakai pun bervariasi, dari karet sampai kain waterproof.
Jas hujan model setelan seperti ini biasanya juga sudah dilengkapi dengan reflektif yang bisa memantulkan cahaya. Ini sangat berguna kala hujan lebat dimalam hari, sehingga lebih mudah terlihat pengendara lain.
Beberapa produsen jas hujan juga sudah melengkapi dengan lubang hawa supaya pengendara tidak pengap. Lubang hawa ini biasanya terletak pada bagian punggung atau ketiak jas hujan.
Nah jika sudah mendapatkan jas hujan yang aman dan nyaman, selalu posisikan jas hujan pada bagasi motor atau tas. Jadi saat tutun hujan, cukup berhenti sejenak untuk memakai, dan melanjutkan perjalanan.
Jangan jadi manusia goa yang meneduh di kolong jembatan sampai hujan reda dan bikin macet lalu lintas ya, hehehe...
Tidak hanya jas hujan, pengendara sepeda motor juga sebaiknya membawa rain cover untuk melindungi tas supaya tidak basah. Ini kasusnya jika bagasi motor tidak bisa menampung tas bawaan.
Kemudian jangan lupakan jas hujan sepatu yang sudah tersedia banyak di pasaran. Masa jas hujan sudah terpakai lengkap, berkendaranya justru pakai sandal atau tanpa alas kaki sama sekali, berbahaya!
Begitu juga dengan sarung tangan, jika memungkinkan bisa membeli sarung tangan tahan air. Atau siapkan sarung tangan cadangan sebagai pengganti sarung tangan yang basah.
Yang tak kalah penting perhatikan kondisi ban motor, sebagai komponen yang bersentuhan langsung dengan jalan, karet bundar ini sebaiknya masih memiliki kedalaman groove yang cukup untuk bisa memecah genangan air.
Untuk mengetahui kedalaman groove ban bisa dengan menarik garis lurus pada indikator TWI (thread wear indicator), yang biasanya berupa logo segitiga pada dinding ban. Jika kedalaman groove sudah menyentuh indikator TWI, sebaiknya segera ganti ban motornya.
Jangan ambil risiko ya bro.