Pelumas atau oli mesin yang ada di pasaran terbagi atas dua jenis, yakni oli sintetis dan mineral. Untuk jenis oli yang disebutkan pertama itu, sering kali kita mendengarnya di iklan dengan segala kelebihan maupun benefitnya.
Pada dasarnya oli sintetis maupun mineral biasa terdiri dari lapisan-lapisan tipis yang dapat mereduksi terjadinya gesekan antara logam dengan logam komponen mesin. Dengan begitu goresan bisa terhindari untuk mencegah terjadinya pengikisan permukaan komponen.
Baca Juga: Waspada Peredaran Oli Palsu, Begini Cara Ketahui Yang Asli
Lalu yang jadi pertanyaan, sebenarnya apa sih bedanya oli sintetis dengan oli biasa atau mineral itu? Bagaimana cara membedakannya? Apa masing-masing keunggulan dan peruntukkannya?
Kita bahas oli mineral dulu yang tanpa embel-embel sintetis. Jenis oli ini berasal dari penyulingan ekstrak minyak mentah yang bersumber dari pengolahan minyak bumi. Selama pembuatan, kadar kotoran yang ada biasanya cukup tinggi dan kandungan impurities-nya dihilangkan.
Jelas Technical Specialist PT Pertamina Lubricants Brahma Putra Mahayana, oli mineral banyak digunakan pada jenis atau model kendaraan lama, yang umumnya dikembangkan dengan teknologi lawas.
"Struktur molekul oli mineral tidak sebaik sintetis, karena oli mineral memiliki struktur molekul yang lebih tidak seragam sehingga lubrikasinya kurang jika dibandingkan dengan oli sintetis dan dapat mengakibatkan peningkatan konsumsi bahan bakar," terangnya.
Sementara itu oli sintetis dihadirkan menyesuaikan perkembangan teknologi yang ada. Produsen dituntut untuk mengembangkan oli yang lebih berperforma tinggi, sehingga hadirlah oli sintetis yang dibuat dari rekayasa kimia.
Jenis oli ini sudah mengalami proses pemurnian lebih lanjut, atau diformulasikan khusus sesuai kebutuhan aplikasinya di mesin. Maka dari itu, oli sintetis lebih cocok digunakan pada kendaraan bermotor kekinian.
Karena struktur molekulnya yang lebih baik, kinerjanya untuk melindungi dari keausan, tidak mudah teroksidasi, hingga menjanjikan proses pendinginan mesin yang lebih optimal ketimbang oli mineral.
Baca Juga: Gak Cukup Ganti Oli, Ini Pentingnya Servis Motor Secara Rutin
Selain itu, ada juga yang dinamakan oli semi sintetis, yang bisa dibilang adalah bahasa pemasaran yang merujuk pada campuran oli sintetis dan mineral. Karena perpaduan ini, tidak ada aturan resmi terkait rasio komposisi mineral maupun sintetisnya.
Oleh karena itu, kualitas oli semi sintetis di bawah oli sintetis murni. Meski demikian kemampuan juga bisa menjanjikan manfaat seperti oli sintetis seperti peningkatan kinerja mesin dan melindungi komponen ketika bekerja.
Tambah Brahma, cara mudah membedakan oli sintetis dengan mineral dari harganya dulu. Oli sintetis dijual lebih mahal, bahkan harganya bisa sampai empat kali lipat dari oli mineral.
Kemudian bisa dilihat lagi dari kemasannya. Umumnya produsen melabeli jenis oli yang dijual misalnya full synthetic, syntethic technology, syntethic force, semi syntethic, dan mineral. Istilah ini bisa berbeda tergantung produsen.
Masih dari kemasan, cari keterangan detail soal produknya. Biasanya tambah Brahma tipe mineral akan terpampang informasi berupa solvent extraction, hydro processed, dan lainnya. Sedangkan tipe sintetis tercantum informasi PAO atau Ester, Diester, dan lainnya.
"Bisa juga dengan cek typical data sheet melihat indeks viskositas dengan keterangan angka > 120 untuk tipe sintetis, sementara oli mineral antara 90-120. Indek viskositas bukanlah angka SAE seperti 0W-20, 10W-40, biasanya hanya tertera saat konsumen meminta ke produsen, karena tidak dicantumkan di kemasan," tuntasnya.
Baca Juga: Motor Matic Lawas Gak Mesti Pakai Oli Mesin Kental, Ini Alasannya