Tak dipungkiri jika dalam waktu satu dekade terakhir pasar sepeda motor di Indonesia dikuasai oleh jenis skuter matic. Bahkan market share saat ini pun mencatatkan dominasi lebih dari 80 persen.
Dari sederet model dan volume mesin yang beredar, motor matic berkapasitas mesin 125 cc terbilang banyak jadi pilihan konsumen nasional.
Ini karena sejumlah nilai lebih yang ditawarkan. Seperti dalam hal akomodasi barang dengan volume bagasi sedang hingga besar seperti Yamaha Freego dan Grand Filano.
Selain itu, konsumsi bahan bakar yang ekonomis ditambah perawatan yang terbilang terjangkau ikut mendorong daya pikat di segmen motor matic bermesin 125 cc.
Baca Juga: Royal Enfield Super Meteor 650 Dikenalkan, Dijual Mulai Rp 242 Jutaan
Baca Juga: Dekati Desain Final, Motor Listrik Ion Mobility M1-S Bisa Melaju Sampai 150 Km!
Soal perawatan yang terjangkau, salah satunya ditunjang dengan pergantian pelumas rutin agar mesin tetap awet.
Panduan mudahnya, penggantian oli setiap 2.000 hingga 3.000 kilometer, bisa juga pakai rentang waktu setiap dua bulan sekali.
Dan memilih oli untuk mesin motor matic bermesin 125 cc bukan hal yang sulit, karena pilihannya banyak di pasaran.
Namun tetap butuh kejelian khusus agar mesin bisa tetap terjaga performanya.
“Hendaknya konsumen memahami semua kode pada kemasan oli, karena setiap kode pada kemasan tidak bisa berlaku secara umum,” buka Hartanto Setiawan selaku Automotive Technical Manager PosXGroup.
Diantaranya, motor matic bermesin 125 cc umumnya punya volume tampung oli mesin 700 sampai 800 ml. Jika diisi berlebihan, tenaga mesin justru tak akan optimal.
Selain itu, oli yang cocok untuk motor matic model ini jamak diberi kode SAE 10W-30.
Salah satu karakternya punya tingkat kekentalan yang terbilang rendah. Dimana secara fisik sedikit lebih kental dibandingkan yang berkode SAE 10W-40.
Hal itu dikarenakan, pada mesin motor matic terkini sebenarnya terdapat komponen yang lebih banyak jumlahnya.
Sehingga membuat celah antar komponen semakin rapat, dengan begitu saluran untuk mengalirnya oli menjadi lebih halus.
Hartanto menambahkan jika penggunaan oli sebaiknya mengacu pada manual book atau buku petunjuk kendaraan.
“Kedua jenis oli itu dibuat untuk memenuhi spesifikasi mesin yang sesuai juga dengan kebutuhan performa serta potensi beban yang akan diterima kendaraan,” lanjutnya.
Secara formulasi pun, pelumas motor matic berbeda dari oli manual. Hal ini bisa diindikasikan dari kode JASO di kemasan pelumas. Serta biasanya ada logo skuter untuk oli khusus motor matic.
“Perlu diingat kembali, karena memilik desain mesin yang berbeda. Tidak bisa bertukar spesifikasi karena transmisi manual memakai kopling basah, sementara motor matic memakai kopling kering,” wanti Hartanto mengingatkan.
Kembali dijelaskan oleh Hartanto, pemakai motor matic 125 cc hendaknya juga rutin melakukan penggantian oli agar performa pelumasan tetap maksimal.
Beberapa oli matic 125 cc non APM yang direkomendasikannya adalah Motul Scooter LE, Repsol MXRMatic, Federal Oil Matic 30, Panaoil SP5, Shell Advance 4T AX5 Scooter, Pertamina Enduro Matic, X-Ten XT-30 Matic, Eneos NXP Scooter 1, Castrol Activ Matic hingga Evalube Scootix HX.
Seluruh pelumas tersebut punya rating API SL dan JASO MB dengan viskositas 10W-30. Serta volume 800 ml yang pas dan bisa langsung dipakai oleh pemilik skuter matic 125 cc.