Oli pada motor tipe matic terbagi menjadi 2, ada oli mesin yang fokus melumasi setiap komponen mesin. Mulai dari crankshaft, blok silinder juga piston, hingga ke kepala silinder di mana banyak komponen seperti rantai keteng juga noken as.
Oli kedua ada pada sisi belakang yang biasa dikenal oli transmisi atau oli gearbox. Sesuai dengan namanya, oli ini berfokus untuk melumasi gigi transmisi akhir yang tersambung dari as pulley belakang ke roda belakang.
Sedangkan untuk area CVT tidak ada oli, karena memang perangkat di dalam CVT bekerja dalam kondisi kering. Lantas bagaimana jika suatu ketika ada rembesan oli pada bagian bawah CVT?
Karena area CVT bekerja dalam kondisi kering, maka jika menemukan rembesan oli pada sisi bawah CVT itu berarti sebuah masalah. Ada 2 sumber kerusakan yang bisa dipastikan ketika ada oli masuk ke ruang CVT.
Pertama adalah seal oli pada kruk as kiri yang terhubung dengan pulley depan atau seal oli gearbox pada as pulley belakang yang terhubung dengan as gearbox. Jika seal oli ini sobek atau getas, maka bisa dipastikan oli mesin atau oli transmisi akan masuk ke ruang CVT.
Baca juga: Oli Sinexo Uji Kualitas di Ajang Balap, Pakai Bahan Tumbuhan dan Dilengkapi Catalyst
Masuknya oli ke ruang CVT ini diakibatkan dari seal oli yang sudah tidak bisa lagi menahan tekanan oli saat mesin berjalan. Kalau sampai dibiarkan dalam waktu yang lama, efeknya bisa bahaya!
Karena oli masuk ke ruang CVT, dengan begitu kapasitas oli di mesin atau di transmisi akan berkurang dan tidak sesuai dengan kapasitasnya. Jika dibiarkan berlama-lama maka kapasitas oli akan terus berkurang.
Efek terparahnya bisa sampai membuat mesin jebol. Ini terjadi karena kurangnya oli di mesin membuat pelumasan tidak maksimal, dengan begitu gesekan antar komponen mesin akan tinggi hingga berakibat komponen mesin baret hingga macet.
Baca juga: Ducati Panigale V4 R 2023 Layaknya Pacuan MotoGP, Pakai Piston FI dan Bantuan Oli Khusus!
Untuk efek di sektor transmisi juga sama, kapasitas oli yang terus berkurang akan membuat gesekan antar gerigi jadi lebih besar. Jangka panjangnya bisa membuat gerigi terkikis, bearing pada transmisi juga bisa seret hingga rontok.
Gak sampai di situ, oli yang ada di area CVT juga bisa membuat debu kotoran mudah menempel. Yang terparahnya bisa bikin kerja CVT selip karena pulley, V-belt, juga kampas kopling terkena oli yang licin.
Waduh!
Rusaknya seal oli ini bisa disebabkan oleh beberapa penyebab. Pertama bisa diakibatkan dari umur pakai yang sudah cukup lama, ini membuat kualitas karet pada seal mulai mengeras karena terus menerus kena tekanan oli dan terus menerus kena panas mesin, sehingga memberi celah oli untuk menembus seal.
Penyebab kedua bisa diakibatkan oleh tidak sesuainya pengisian oli mesin atau oli transmisi. Misal kapasitas oli mesin 650 ml diisi menjadi 1 liter atau kapasitas oli transmisi 90 ml diisi 120 ml.
Baca juga: Serupa Tapi Tak Sama, Jangan Pakai Oli Mesin Mobil Buat Motor Matic
Kapasitas oli yang berlebihan ini membuat putaran mesin menjadi berat, kemudian berlanjut dengan membuat tekanan pada seal oli lebih kuat dari sebelumnya. Karena dirancang untuk tidak menahan tekanan sekuat itu, maka karet seal oli bisa jebol.
Jika menemukan kasus ini, langsung segera ditangani ya!