Pada dekade 2010-an, segmen motor bebek 'super' masih menggeliat di Indonesia. Setelah bebek 2-tak punah, giliran motor bebek 4-tak bermesin tegak yang mengisi segmen tersebut.
Saat itu, pengisinya ada Suzuki Satria FU150 dan Yamaha Jupiter MX 135LC, juga produk crossover, Honda CS-1. Namun pada 2011, ada pendatang baru dari pabrikan asal India, TVS yang masuk ke segmen ini. Modal bersaingnya adalah jagoan berjuluk TVS Tormax 150.
Secara desain, motor tersebut bakal head to head melawan Jupiter MX 135LC yang sama-sama bersosok bebek. Bukan ayam jago dengan suspensi teleskopik panjang seperti Suzuki Satria FU150.
Baca Juga: Yamaha Grand Filano Hybrid-Connected 2023 Resmi Mengaspal di Indonesia, Harga Mulai Rp 27 Juta
Saat ini, motor bebek dengan mesin tegak cukup mudah ditemui. Diantaranya lewat model Yamaha MX King hingga Honda Supra GTR 150. Nah, TVS Tormax 150 sejatinya mengincar desain serupa.
Di bagian depan, terdapat sepakbor model sport yang tak menempel ke segitiga atas seperti bebek umumnya. Lalu ada dengan bodi serba tajam dan leg shield berlapis.
Di bagian belakang, bodinya terlihat ramping berpadu dengan besi behel model tanduk kerbau yang sporty. Menariknya, ada celah di bawah jok untuk mengekspos suspensi monosok horizontalnya.
Rem cakramnya pun sudah hadir di kedua roda dengan model gelombang. Untuk cakram depan bergaya lebar seperti milik Suzuki Satria FU150 dan Kawasaki Athlete 125.
Secara keseluruhan, desainnya memang terkesan sporty. Namun tak bisa disebut gagah, karena malah mirip motor bebek Kymco Spike 120 yang lebih dulu hadir.
Baca Juga: Yuk, Tengok Pilihan Warna Yamaha Grand Filano Hybrid-Connected 2023
Hadir untuk melawan pendahulunya, TVS Tormax 150 sebenarnya punya modal yang terbilang sangat kompetitif. Misalnya dari segi fitur yang melimpah.
Sebut saja penggunaan panel spidometer digital yang saat itu baru disajikan oleh Honda CS-1. Tapi informasi yang disajikan TVS Tormax 150 lebih komplet.
Fungsinya ada speedometer, tachometer, posisi gigi, sisa bensin, trip A-B, indikator pengingat helm, indikator status aki, pengingat waktu servis, time per lap hingga rekor top speed.
Lalu ada knalpot dengan dual exit yang menghadirkan dua suara berbeda. Pengaturan suara bisa dilakukan dengan tuas di bawah handle bar kiri. Bahkan ada port charger 12v yang jauh lebih dulu dikenalkan ketimbang motor-motor Jepang.
Mesin TVS Tormax 150 terbilang inovatif dan bertenaga. Memang, konfigurasinya masih 'tidur' bukan mesin tegak seperti pesaingnya. Tapi volumenya cukup besar, yakni 148 cc, karburator, SOHC dan berpendingin cair dengan radiator di balik tebeng depan.
Karakternya pun overbore lewat ukuran bore x stroke yakni 59,5 x 53,5 mm. Ditunjang dengan rasio kompresi cukup tinggi 11,3:1, TVS Tormax 150 sanggup menghela daya 13,5 PS di 8.000 rpm dan torsi 12,5 Nm di 5.500 rpm.
Di era tersebut, mesin TVS Tormax 150 pun terbilang canggih dengan mengaplikasi teknologi 3 katup variable. Detailnya ada 2 katup in dan satu out.
Oleh TVS, teknologi berjuluk Controlled Combustion Variable Timing Intelligent (CCVTi). Semacam VVA di motor-motor Yamaha saat ini.
Beredar lebih dari 10 tahun dan tak lama diproduksi membuat spare parts TVS Tormax 150 terbilang langka. Meski demikian, masih banyak cara yang bisa dilakukan pemiliknya.
Salah satunya diunggah oleh Lanafidz Al Saniba di akun grup Facebook TVS Motor Indonesia. Dirinya mengaku perlu mengganti satu set piston dan klep dari TVS Tormax 150 miliknya.
Namun karena langka, dirinya mengganti dengan kepunyaan Yamaha Byson yang dibubut ulang untuk penyesuaian. Pergantian ini berlaku untuk klepnya yang juga diambil dari Yamaha Byson.
Bukan hanya mesin, berbagai komponen fast moving di TVS Tormax 150 juga serupa dengan motor-motor merek Jepang. Semisal kampas rem depan yang bisa memakai milik Honda Supra X 125. Serta bohlam lampu dengan ukuran standar.
Masih mudah ya.