Honda memiliki sejarah panjang di dunia sepeda motor. Berbagai model dan bentuk motor sudah diciptakan. Tak sedikit juga yang bentuknya unik. Salah satunya adalah Monkey. Motor mungil dengan desain yang unik ini juga punya sejarah yang panjang di dunia. Jika menarik kembali sejarah Monkey di dunia, generasi pertama motor ini meluncur pada tahun 1961. Sudah 59 tahun berjalan, motor ini masih diminati konsumen. Bahkan, sudah menjadi motor hobi dan motor koleksi.
Di Indonesia, Monkey juga sudah hadir generasi terbarunya. PT Astra Honda Motor (AHM) merilis motor ini ke pasaran pada Juli 2019 di ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang.
Perkembangan zaman dan teknologi membuat Monkey sekarang ini dibekali dengan fitur yang canggih dan modern tentunya. Dengan desain yang khas yang tetap dipertahankan Honda, motor ini sudah menggunakan suspense depan upside down, spidometer full digital, system pencahayaan LED, system pengereman Anti-lock Braking System (ABS), Answer Back System, dan Anti Theft Alarm.
Motor mungil ini meggendong mesin SOHC, 4-tak, berkapasitas 125 cc, dan berpendingin udara. Mesin ini dikombinasikan dengan transmisi manual 4-percepatan. Sistem pembakarannya sudah menganut teknologi Programmed Fuel Injection (PGM-FI). Dengan ukuran bore 52,4 mm dan stroke 57,9 mm, tenaga maksimum yang dihasilkan mencapai 6,9 kW pada 7.000 rpm dan torsi maksimum hingga 11 Nm pada 5.250 rpm.
Mesinnya sudah menggunakan teknologi terkini, sehingga penggunaan kick starter pun sudah ditinggalkan. Untuk menghidupkan mesinnya, cukup dengan menekan tombol electric starter. Sistem pengeremannya juga sangat mumpuni, karena sudah menggunakan rem cakram untuk bagian depan dan belakang. Tapi, ABS yang digunakan hanya satu channel alias rem depan saja.
Motor mungil ini memiliki Panjang 1.710 mm, lebar 755 mm, dan tinggi 1.029 mm. Tinggi tempat duduknya hanya 776 mm. Jarak terendah ke tanah 160 mm. Dengan dimensi yang mini, bobot keseluruhannya hanya 107 kg.
Honda Monkey yang dipasarkan di Indonesia adalah generasi terbaru. Ada banyak perubahan disbandingkan Monkey generasi sebelumnya. Perubahan paling signifikan ada di sector mesinnya. Pada generasi sebelumnya, mesin yang digunakan hanya 50 cc kapasitasnya. Sementara generasi terkini, sudah naik menjadi 125 cc, mengandalkan mesin yang sama dengan MSX 125 alias Grom. Setelah itu, perbedaan lainnya ada di fitur dan teknologi yang digunakan tentunya.
Ada beberapa faktor yang menjadi keunggulan Monkey yang bisa digunaka untuk dijadikan alasan meminang motor berukuran kecil ini. Alasan pertama, Monkey sudah diminati berbagai konsumen dari berbagai generasi hingga puluhan tahun lamanya. Desainnya juga tidak berubah drastis atau signifikan. Sehingga, terbukti juga desainnya mampu bertahan lama.
Kedua, fiturnya yang canggih dan modern. Panel instrumennya sudah sepenuhnya digital. Selain itu, tak hanya informatif, tapi juga mudah dilihat oleh pengendaranya. Sistem pencahayaannya sudah LED semuanya, baik lampu depan maupun lampu belakangnya.
Untuk menunjang kenyamanan berkendara, bagian suspensinya juga ditingkatkan. Suspensi depan sudah menggunakan sokbreker upside down. Sementara suspense belakang, dibekali dengan Double RR Suspension. Lalu, untuk keamanan saat berkendara, system pengeremannya sudah ABS, meskipun hanya satu channel alias rem depan saja. Tapi, rem depan dan rem belakangnya sudah dibekali dengan cakram. Rem ABS ini juga dikombinasikan dengan Inertial Measurement Unit (IMU) untuk mencegah ban belakang terangkat saat pengereman mendadak.
Fitur keamanan pada motornya juga tak dilupakan. Honda membekali Monkey dengan remote. Pada remote tersebut disematkan Anti Theft Alarm untuk mengurangi risiko motor dicuri maling. Selain itu, ada juga tombol Answer Back System untuk mencari posisi motor di lokasi parkir.
Monkey yang sekarang termasuk motor hobi yang juga bisa dibilang motor koleksi. Dengan begitu, membeli Monkey bisa menjadi barang investasi untuk masa depan, karena termasuk collector's item juga.
Meski memiliki banyak kelebihan, tapi Monkey juga tetap mempunyai beberapa kekurangan. Ada beberapa alasan untuk tidak membeli Monkey, dan salah satunya adalah kapasitas mesin yang dianggap sebagian orang terlalu kecil. Meskipun, dimensi motornya juga kecil, tapi sepertinya lebih banyak konsumen yang menginginkan kapasitas mesin yang lebih besar.
Alasan berikutnya adalah karena Monkey terkenal dengan motor egois alias hanya bisa untuk satu orang. Motor ini tidak didesain untuk berboncengan. Selain joknya yang kecil, Monkey juga tidak dibekali dengan footstep belakang.
Terakhir, jelas faktor harga yang sangat berpengaruh. AHM memboyong motor ini ke Tanah Air dengan status Completely Built Up (CBU) dari Jepang. Awal dipasarkan, Monkey sudah dibanderol dengan harga yang lumayan tinggi, yakni Rp 65.000.000 (OTR Jakarta). Pada Oktober 2020, harganya sudah menginjak angka Rp 77.700.000 (OTR Jakarta). Harga yang sangat tinggi untuk ukuran motor mungil dengan kapasitas mesin 125 cc.
Hadirnya Honda Monkey di Indonesia dengan status CBU Jepang memberikan perlawanan pada Kawasaki Z125 Pro yang sudah mengaspal lebih dulu. Keduanya sama-sama berada di segmen motor mini yang menggendong mesin 125 cc. Tapi, dari segi tampilan, Monkey dengan Z125 Pro berbeda cukup jauh. Monkey memiliki tampilan retro, sementara Z125 Pro lebih sporty dan agresif.
Dibandingkan dengan Z125 Pro, Monkey memiliki kelebihan di bagian panel instrumen yang sudah full digital. Sementara Kawasaki, masih mengombinasikan analog dengan digital untuk panel instrumen Z125 Pro. Tapi, lampu depannya masih memgandalkan bohlam. Hanya lampu belakangnya saja yang LED.
Meski demikian, dari segi harga Z125 Pro jauh lebih murah. Motor ini hanya dibanderol Rp 34.100.000 (OTR Jakarta). Sebab, sudah diproduksi secara lokal oleh PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).
Jika dibandingkan mesinnya, Honda Monkey sedikit lebih unggul. Tenaga yang dimiliki mesinnya sama, tapi torsi lebih unggul Monkey dengan 11 Nm, sementara Z125 Pro hanya 9,5 Nm.
Honda Monkey yang dipasarkan di Indonesia oleh AHM hanya ada satu tipe saja, yakni tipe ABS. Sebab, di beberapa negara lainnya, ada tipe Standard yang tidak dibekali dengan system pengereman ABS. Untuk harganya sendiri, Honda Monkey dibanderol Rp 77.700.000 (OTR Jakarta). Ada tiga warna yang ditawarkan, antara lain Pearl Shining Black (hitam), Pearl Nebula Red (merah), dan Banana Yellow (kuning).
Dengan harga yang tinggi, tak banyak jumlahnya di Indonesia, Monkey bisa menjadi motor koleksi atau bahkan investasi. Fitur yang ditawarkan juga tak kalah dengan Z125 Pro. Untuk digunakan sebagai kendaraan harian juga masih cukup nyaman. Hanya kekurangannya tidak bisa digunakan untuk berboncengan.
Tipe Mesin: Air Cooled, 4 Stroke, SOHC
Kapasitas Mesin: 125 cc
Sistem Suplai Bahan Bakar: PGM-FI (Programmed Fuel Injection System)
Diameter X Langkah: 52,4 x 57,9 mm
Tipe Tranmisi: Manual, 4 Speed
Rasio Kompresi: 9,3 : 1
Daya Maksimum: 6,9 kW / 7.000 rpm
Torsi Maksimum: 11 Nm / 5.250 rpm
Tipe Starter: Electric
Tipe Kopling: Wet, Multiple Clutch
Rangka dan Kaki-kaki
Tipe Rangka: Backbone, Steel
Tipe Suspensi Depan: Showa, 31 mm Inverted Telescopic Fork
Tipe Suspensi Belakang: Showa, Twin Shock
Ukuran Ban Depan: 120/80-12 65J
Ukuran Ban Belakang: 130/80-12 69J
Rem Depan: Hydraulic, Single 220 mm disc with ABS
Rem Belakang: Hydraulic, Single 190 mm disc
Sistem Pengereman: ABS 1 Channel
Panjang X Lebar X Tinggi: 1.710 x 755 x 1.029 mm
Tinggi Tempat Duduk: 776 mm
Jarak Sumbu Roda: 1.155 mm
Jarak Terendah Ke Tanah: 160 mm
Curb Weight: 107 kg
Kapasitas Tangki Bahan Bakar: 5,6 liter
Kapasitas Minyak Pelumas: 0,9 liter (Periodic Exchange)
Sistem Pengapian: Full Transistorized, Battery
Tipe Busi: NGK CPR6EA-9 / DENSO U20EPR9
Lampu Depan: Hi 10,1 W x 1 LED - Low 5,1 W x 1 LED