Honda, siapa yang tak kenal dengan merek otomotif tersebut. Selain dikenal sebagai pabrikan mobil, jenama ini juga eksis di segmen sepeda motor.
Di dunia termasuk Indonesia, sepeda motor Honda termasuk yang laris manis lewat model-model yang ditawarkannya.
Baca juga: Motor Listrik Honda Siap Dapat Subsidi, Lanjut Model Baru Akhir Tahun!
Bahkan di beberapa wilayah di Sumatera, saking familiarnya nama brand berlogo sayap kepak tersebut, setiap sepeda motor apapun mereknya disebut Honda.
Di Indonesia, penjualan Honda memang jadi mayoritas, dengan menguasai lebih dari 70 persen pangsa pasar.
Jadi nggak heran kalau di jalanan selalu ada motor Honda yang seliweran, baik itu jenis skuter matik, bebek maupun sport.
Baca juga: Sejarah Honda Scoopy Dari Generasi ke Generasi, Sukses Jadi Matic Idola Anak Muda
Honda Motor Co.,Ltd merupakan kantor pusat yang cukup dikenal di Minato, Tokyo, Jepang.
Perusahaan multinasional ini bukan kaleng-kaleng, karena jadi salah satu produsen otomotif terbesar di dunia hingga saat ini.
Namun begitu, jika Anda hanya mengetahui bagaimana kondisi Honda sekarang, tentu kurang seru.
Pasalnya, Honda juga pernah jatuh bangun sebelum jadi seperti sekarang ini.
Awal mula munculnya sepeda motor Honda, tak lepas dari seorang pria bernama Soichiro Honda.
Ya, dia ada orang pendiri, founder atau bapak Honda, yang lahir pada tahun 17 November 1906 di desa Komyo, Distrik Iwata, Shizuoka. Honda berpulang pada umur 84 tahun, atau tepatnya 5 Agustus 1991.
Sebelum menciptakan sepeda motor, Honda kecil kerap membantu sang ayah, Gihei Honda yang merupakan seorang pandai besi, dan sanggup mengurusi urusan reparasi sepeda.
Sementara sang ibu, Mika Honda, dikenal sebagai seorang penenun.
Perkenalan dengan dunia otomotif diketahui sejak Honda masih balita, di mana kala itu dia dianggap sangat menyukai mobil.
Jangan membayangkan bentuk mobil seperti Hotwheels atau Tomika, karena mobil jaman dulu, termasuk mainnnya, sudah pasti beda wujudnya.
Baca juga: Mengupas Sejarah Honda Megapro di Indonesia, Motor Favorit Penyuka Herex
Honda kecil disebut-sebut pernah menyatakan, bahwa dirinya tidak akan pernah lupa bagaimana bau sebuah minyak, yang dianggapnya justru sebagai parfum.
Seiring perjalanan, Honda semakin rajin membantu ayahnya menangani sepeda. Dia pun mantap meneruskan ilmunya untuk magang di sebuah bengkel beberapa tahun lamanya di kota lain.
Perlu dicatat, meski otaknya encer untuk menggarap sebuah produk otomotif, namun Honda diketahui tidak mengenyam pendidikan formal seprti jenjang perguruan tinggi.
Hingga akhirnya pada tahun 1922, Honda meninggalkan sekolah dan pergi ke Tokyo untuk magang sebagai mekanik peserta pelatihan.
Pada tahun 1928, Soichiro yang kala itu berusia 22 tahun, memutuskan pulang kampung lantaran ingin menggeluti usaha bengkel reparasi mobil sendiri.
Kecintaannya terhadap dunia otomotif, membuat Honda mengembangkan mobil cepat, karena dirinya memang sangat terobsesi dengan balapan.
Akhirnya, dia membuat mobil balapnya sendiri dan ikut serta di sebuah ajang balapan. Kala itu, Honda bahkan sempat menciptakan rekor tepatnya pada tahun 1936.
Hanya saja, saat balapan mobil di Tamagawa Speedway, Honda kecelakaan dan mengalami beberapa tulang patah dan mata kirinya terluka parah.
Sontak saja, Soichiro yang sudah menikah dengan perempuan bernama Sachi Honda, diminta untuk tidak balapan lagi lantaran beresiko.
Hal inilah yang membuat Soichiro pensiun di kancah balap.
Honda memang cukup yakin dengan pencapaian yang dialami. Hal ini terlihat pada tahun 1937, di mana Honda mendirikan sebuah perusahaan bernama Tokai Seiki.
Perusahaan ini memanfaatkan momen via pengembangan ring piston yang kemudian disuplainya ke pabrikan Toyota.
Meski awalnya sempat ditolak, namun Honda dianggap supplier penting untuk brand Toyota.
Namun apes, pada tahun 1944 saat pemesanan piston sedang tinggi-tingginya, pabrik milik Honda terkena bom B-29 milik Amerika Serikat. Selang setahun atau pada tahun 1945, pabriknya mengalami kerusakan karena gempa bumi.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Honda menyadari bahwa perlu adanya transportasi yang terjangkau.
Terbesit lah dari benaknya untuk membuat sepeda yang dibenamkan sebuah generator atau mesin.
Mengandalkan sisa-sisa tanah dan bangunan yang rusak, Honda menjual berbagai aset miliknya ke Toyota seharga 400.000 Yen.
Secara nominal kala itu cukup tinggi. Dan setelah uang terkumpul, pada 1946, Honda mendirikan Honda Technical Research Institute, tepatnya Oktober 1946.
Kemudian pada tahun 1948, Honda Motor Company didirikan, dan Honda mengembangkan sepeda motor pertamanya yang disebut A-Type. Motor pertamanya benar-benar unik, karena sepeda kayuh dan ditambah mesin.
Lalu, pada tahun 1949, Honda menyempurnakan sepeda motor tersebut dengan nama D-Type. Secara rancang bangun motor ini lebih kokoh karena menggunakan rangka baja, mesin 2-tak, berkapasitas 98 cc yang menghasilkan tenaga 3 HP.
Ada pula yang mengartikan D pada motor ini adalah Dream atau mimpi. Dengan kata lain, ini adalah wujud nyata dari mimpi seorang Soichiro Honda, yang kini namanya melambung tinggi.