Motor tipe matic makin menjamur di Indonesia, produsen sepeda motor pun terus berlomba-lomba merancang motor bertransmisi CVT agar tampil menarik dan memiliki fitur canggih.
Kemudahan berkendara pada motor ini pun sangat terasa, karena penggunanya tidak perlu memikirkan momen pergantian transmisi layaknya motor manual.
Di dalam CVT ini banyak sekali komponen pendukungnya agar proses perpindahan rasio secara otomatis bisa bekerja normal.
Salah satu komponennya adalah v-belt, tugasnya seperti rantai yaitu untuk meneruskan tenaga dari mesin ke kopling dan gigi akhir sebelum akhirnya sampai untuk memutar roda belakang.
Baca juga: Honda BeAT Ditargetkan Terjual 40 Ribuan Unit di Jawa Barat
Nah bedanya v-belt ini punya kerja yang lebih berat karena bukan hanya meneruskan tenaga, tapi juga jadi salah satu penentu karakter tenaga motor.
Ini karena posisinya terus berubah sesuai putaran mesin, akibat gaya sentrifugal yang dihasilkan dari primary sheave.
Seiring berjalannya waktu, v-belt juga memiliki jadwal penggantian, pasalnya kalau sampai pemilik teledor maka bisa sampai putus dan merusak komponen CVT lainnya.
Yamaha mewajibkan penggantian v-belt setiap 25.000 km, kondisinya bisa cek visual seperti saat ditekuk ada retakan atau tidak. Jika retak wajib diganti.
"Kalau dari sisi performa saat v-belt sudah melar, tarikan awal gak responsif,” ujar Ferry Nurul Fajar selaku Technical & Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Banyaknya varian motor matic yang tersebar dengan spesifikasi mesin berbeda, tentunya v-belt yang digunakan akan berbeda.
Baca juga: Jalani Debut, Imoto Vision Jadi Motor Listrik dengan Fast Charging Pertama di Indonesia
Mulai dari lebar, panjang, profil gerigi, sampai material akan berbeda menyesuaikan juga pada spesifikasi primary sheave dan secondary sheave.
Kalau menggunakan spesifikasi yang tidak sesuai dengan standar, tentu saja akan berpengaruh kepada performa mesin hingga umur v-belt itu sendiri.
“Efeknya seperti jadi bergetar, mudah melar, gerigi tergerus, cepat retak atau deform, bahkan sampai bisa putus. Dari sisi performa mesin biasanya v-belt selip dan tenaga ngeden, ini karena gak nempel sempurna pada pulley,” jelasnya.
Namun jika kondisinya memang terpaksa pasang V-belt dengan spesifikasi berbeda karena stok yang kosong, ini masih bisa dilakukan.
Baca juga: Bahaya Motor Masuk Masuk Jalan Tol, Segini Dendanya!
Tapi tetap harus memperhatikan beberapa hal agar motor tetap bisa digunakan secara normal.
Catatan lainnya, penggunaan V-belt dengan spesifikasi berbeda ini hanya bisa digunakan sementara hingga menemukan V-belt yang sesuai.
Jangan sampai digunakan dalam waktu lama karena bisa merusak komponen dan performa mesin.
“Bisa pasang v-belt yang spesifikasinya gak sesuai untuk sementara, asal tidak ganggu proses memasang atau pergerakan CVT. Misal mur pulley jadi gak bisa kencang sempurna atau rasio CVT ketahan,” wanti Ferry.