Yamaha XMax jadi salah satu motor matic 250 cc yang ada di Indonesia, dan penjualannya terhitung banyak.
Tentunya lebih sering melihat motor ini di jalanan, ketimbang para kompetitornya, macam Honda Forza 250.
Dengan banderol harga Rp 60 jutaan, motor ini menjadi model yang diincar, baik keluaran terbaru atau unit bekasnya.
Dibekali mesin 250 cc, SOHC 4 katup, berpendingin cairan, menyajikan performa yang pas untuk sekelasnya.
Selain untuk dipakai harian, motor ini juga kerap dipakai touring bahkan jadi bahan mainan untuk dioprek mesinnya.
Tapi yang namanya motor, tentu ada saja penyakit khasnya, termasuk untuk Yamaha XMax ini.
Penyakit khasnya disebut-sebut adalah dekompresi Yamaha XMax, yang kerap tidak berbalik alias nyangkut, sehingga menimbulkan suara kasar.
"Penyakitnya sepele, tapi suaranya yang bikin risih dan banyak ngira tensioner yang kena karena suaranya mirip," buka Heri Prasetyawan, dari bengkel Jaw's Speed.
Kalau sudah begini, mau tak mau harus langsung diperbaiki, karena suaranya mengganggu, khawatir komponen mesin lain juga terdampak.
Baca juga : 8 Perkakas Wajib Buat Bikers, Biar Bisa Perbaikan Ringan di Rumah
Lalu dekompresi itu apa sih? Dekompresi secara umum berfungsi untuk membocorkan sedikit kompresi pada ruang bakar.
Sehingga saat hendak menyalakan motor, dengan cara starter elektrik atau manual, bisa lebih ringan.
Pada motor yang mesinnya sudah dioprek, termasuk menambah kompresi mesin, alat ini punya peran yang vital.
"Starter tetap normal, jadi beban kerja dinamo starter gak terlalu berat, enggak nahan," sambung Wawan, sapaan akrabnya.
Dan dekompresi juga bisa mengurangi tekanan pada komponen mesin, sehingga meminimalisir keausan yang diakibatkan oleh tekanan.
Yang saat ini umum digunakan adalah dekompresi otomatis, karena komponennya sudah terpasang di dalam dan tidak perlu perawatan ekstra.
Mekanisme kerjanya, terdapat tuas kecil yang mengangkat katup buang sedikit pada langkah kompresi awal.
Bandulan ini akan sedikit menekan katup, untuk sedikit membocorkan kompresi mesin.
Lalu tuas dekompresi akan berbalik pada posisi sebelumnya, karena gaya sentripetal seiring meningginya putaran mesin, sehingga mesin bisa bekerja normal.
Nah, kejadian dekompresi nyangkut adalah tuas tadi tidak bisa kembali pada posisi semula.
"Biasanya nyangkut karena terganjal nih, dan posisi bagian ini (yang ditunjuk) bergeser," bebernya.
Dan selain suara mesin yang kasar, efek lainnya adalah kompresi mesin yang jadi ikutan bocor dan membuat performa mesin drop.
Solusinya bisa dikasih las titik supaya tidak bergeser, atau malah dilepas sekalian kalau memang motornya belum ada kenaikan kompresi.
Baca juga : Jangan Salah, Segini Takaran Oli Mesin Honda BeAT dkk Sekarang
Untuk mesin yang masih standar, komponen dekompresi sejatinya relatif bebas perawatan.
Terlebih lagi karena saat ini sudah menggunakan dekompresi otomatis, yang komponennya berada di dalam mesin.
Berbeda dengan dekompresi manual yang masih ada komponen mekanikal, berupa kabel atau tuas.
Maka dari itu pemilik motor hanya perlu melakukan servis berkala dengan mengganti oli mesin secara rutin.
Pasalnya debu dan kotoran bisa mengganggu kinerja dekompresi, yang akan membuat motor bersuara berisik atau malah sulit dinyalakan.
Dekompresi nyangkut yang kerap terjadi pada Yamaha XMax sejatinya adalah masalah yang cukup mudah diatasi.
Untuk solusi permanen hanya dengan dilas titik saja, dengan biaya yang sangat terjangkau, tak sampai Rp 50 ribu.
Namun proses pengerjaannya butuh mekanik ahli karena harus membuka cover head mesin, throttle body, tensioner rantai keteng juga bodi sisi kiri.
Jika sudah teratasi, maka cukup mengganti oli secara rutin agar menjaga komponen internal mesin termasuk sistem dekompresi bisa bekerja optimal.