SPBU pengisian hidrogen pertama di Indonesia untuk kendaraan fuel cell ternyata mulai diuji coba di Jakarta mulai Rabu, 18 Januari 2024.
Lokasinya ada di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) Pertamina di Daan Mogot, Jakarta Barat.
Uji coba pengisian hidrogen ini merupakan langkah Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berkolaborasi dengan Toyota untuk mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar terbarukan bagi kendaraan di Indonesia.
Kerjasama ini juga disahkan secara tertulis melalui Joint Development Agreement tentang pengembangan ekosistem transportasi berbasis hidrogen yang dilakukan oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro dan President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto.
Penandatanganan kerjasama itu disaksikan pula oleh Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.
"Pertamina harus jadi yang terdepan dalam melakukan inovasi, kita jangan jadi followers kalau mau bisnis energi bersih," ujar Basuki Tjahaja Purnama atau yang kerap disapa Ahok.
"Saya harap kerjasama ini terus berlanjut antara Pertamina dan Toyota, agar ekosistem hidrogen ini terus berkembang di Indonesia," tambahnya.
Baca juga: Tak Lagi Tenggak Solar, Toyota Kembangkan Hilux EV Berbahan Bakar Hidrogen
Masih menurut Ahok, saat ini Pertamina merupakan perusahaan penyedia bahan bakar di Indonesia yang memiliki infrastruktur dari hulu ke hilir, sehingga jadi yang paling siap untuk mengembangkan bahan bakar hidrogen demi kebutuhan kendaraan di Tanah AIr.
"Groundbreaking hydrogen refueling station ini menjadi salah satu milestone dalam membangun ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia. Ditambah lagi, kolaborasi dengan Toyota ini menjadi langkah yang sangat tepat untuk mempercepat terciptanya ekosistem ini," jelas Ahok.
Nandi menjelaskan SPBU Daan Mogot, Jakarta, yang sudah memiliki fasilitas pengisian hidrogen, hadir dengan konsep High-Speed Hydrogen Refueling Station (HRS).
HRS ini nantinya akan mampu melakukan pengisian hidrogen dengan skala komersial dengan waktu pengisian kurang dari lima menit.
Baca juga: Toyota Pakai Mobil Bermesin Hidrogen Buat Balapan, Seberapa Hebat?
Sementara itu Dannif Danusaputro menjelaskan, kehadiran SPBU pengisian hidrogen bukan semata-mata demi keuntungan Pertamina, tetapi memberi kebebasan opsi bagi masyarakat.
Menurut dia, hadirnya hidrogen sebagai bahan bakar transportasi akan memperkuat ketahanan energi, dimana masyarakat pengguna kendaraan bermotor ke depannya tidak hanya memiliki pilihan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik (EV) saja tapi juga kendaraan hidrogen sebagai alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan.
"Toyota telah memproduksi fuel cell electric vehicle melalui Toyota Mirai, nantinya kendaraan seperti itu akan melakukan pengisian hidrogen di SPBU kami. Kami sangat menyambut baik kolaborasi strategis ini," ungkap Dannif.
"Kami sangat bangga menjadi bagian untuk menyediakan kendaraan hidrogen dan memastikan kepada masyarakat jika mekanisme pengisian hidrogen bisa cepat, efisien dan aman. Semoga stasiun pengisian hidrogen ini akan menjadi contoh dan menjadi model bagi proyek serupa di masa mendatang," timpal Nandi Julyanto.
Mulai saat ini, SPBU Daan Mogot menjadi integrated energy refueling station pertama di Indonesia di mana akan menyediakan tiga jenis bahan bakar dalam satu stasiun pengisian, yaitu BBM, gas, serta hidrogen.
"Pertamina antusias bila semakin banyak penyedia infrastruktur di sektor ini karena akan semakin cepat dan banyak terbangun infrastruktur sehingga membantu mempercepat penciptaan pasar serta terbentuknya ekosistem di Indonesia," jelas Dannif.
Dirinya bahkan menyebut jika Pertamina bukan hanya ingin menjadi pemain domestik tapi juga melayani pasar ekspor hidrogen pada tahun 2031 – 2040.
Hidrogen menjadi salah satu portofolio bisnis hijau masa depan Pertamina dan Indonesia sangat berpotensi menjadi pemain utama sektor ini di tingkat regional.
Mirai sudah sejak lama dikenal sebagai mobil hidrogen dari Toyota.
Generasi pertamanya hadir di tahun 2014 dan menggunakan teknologi Toyota Fuel Cell System (TFCS) yaitu perpaduan antara teknologi fuel cell dan hybrid sehingga hasil pembakarannya tanpa CO2 sama sekali.
Mobil ini diklaim bisa melaju sejauh 480 kilometer (km) melalui seluruh hidrogen yang ada dalam tangkinya sampai bahan bakar tersebut habis tak tersisa.
Kemudian di akhir tahun 2020, generasi kedua dari Mirai diperkenalkan di Jepang dengan kapasitas hidrogen yang lebih besar.
Dari segi tampilan, mobil hidrogen ini akan mengadopsi gril depan bermulut besar.
Sisi kiri dan kanan dilengkapi dengan lampu utama berbentuk sipit lengkap dengan DRL Lamp.
Selain itu, generasi kedua Mirai lebih panjang, lebar, dan lebih rendah dari generasi sebelumnya.
Mirai terbaru punya dimensi panjang 4.973 mm, lebar 1.884 mm, tinggi 1. 468 mm, dan jarak sumbu roda 2.918 mm.
Dari segi interior, mobil ini dilengkapi dengan instrumen digital 8 inci, serta sudah ada juga fitur Head-up Display (HUD).
Sementara di tengah dasbor ada sistem multimedia 12,3 inci yang tersambung dengan 14 speaker audio JBL.
Jok pengemudi dan penumpang depan juga dilengkapi pemanas serta ventilasi.
Untuk sumber tenaganya, mesin Toyota Mirai 2023 mengandalkan motor penggerak yang mampu memproduksi daya maksimum 182 PS dengan torsi puncak 300 Nm.
Yang istimewa dari Mirai generasi kedua adalah keberadaan 3 tangki penyimpanan hidrogen yang membuat dan daya jelajahnya bisa mencapai 850 kilometer pada pengetesan mode WTLC.
Dengan jarak sejauh itu, kira-kira Anda bisa berkendara dari Jakarta sampai Surabaya via Tol Trans Jawa tanpa perlu mengisi ulang bahan bakar.
Tertarik punya mobil hidrogen seperti Toyota Mirai?
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}