Rencana pemerintah memberikan insentif mobil hybrid untuk Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar tiga persen pada tahun 2025, akan berdampak langsung pada dua mobil Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid.
Pasalnya, jika melihat Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) 36 Tahun 2021, Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross masuk dalam golongan mobil hybrid yang sudah diproduksi dan dijual di Indonesia. Bahkan di impor ke berbagai negara.
Selain itu, meski tidak disebutkan dalam persyaratan, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) kedua produk Toyota yang diproduksi Toyota Motor Manufactur Indonesia (TMMIN) ini sudah tembus 70 persen.
Hal inilah yang membuat Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menyambut hangat adanya kebijakan dari pemerintah, karena Toyota akan turut andil. "Setiap ada subsidi, setiap ada insentif dari pemerintah kami akan berlaku transparan dan akan kami terjemahkan ke harga," ucap Anton beberapa waktu lalu.
Ia juga memperkirakan harga Toyota Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross berteknologi full hybrid, bakal turun. “Jadi, harga OTR di luar faktor kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan opsen BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) akan turun,” lanjutnya.
Hal ini juga disampaikan Vice President Director PT TAM Henry Tanoto, dimana dirinya sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah tersebut. "Selain memberi dampak positif terhadap daya beli masyarakat, langkah ini diharapkan semakin memperkuat pasar xEV (elektrifikasi) di Indonesia dan memberi kontribusi yang signifikan dalam pencapaian target nett zero emission yang dicanangkan pemerintah pada 2060 mendatang,” kata Henry.
Baca juga: Daftar Harga Mobil Toyota Terbaru Sebelum Naik Akibat PPN 12 Persen
Sebelumnya diketahui, bahwa tarif PPnBM Kijang Innova Zenix Hybrid tembus tujuh persen, dan pada Januari 2025 turun tiga persen menjadi empat persen. Sedangkan tarif PPnBM Yaris Cross turun dari enam persen menjadi tiga persen.
Nah, dengan adanya insentif sebesar tiga persen, bukan tak mungkin, harga mobil Toyota Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross hybrid bisa terdepresiasi hingga antara Rp 10 juta - Rp 13 juta. Kendati memang tidak terlalu besar, penurunan ini tentu akan berdampak positif bagi pelanggan Toyota, karena bisa memicu pertumbuhan pasar otomotif nasional, terutama di segmen kendaraan hybrid.
Selain itu, jika pun ada kenaikan harga di awal Januari 2025, biasanya kenaikan tersebut karena faktor kenaikan ongkos produksi, biaya pengiriman, pajak, suku bunga, dan pelemahan nilai tukar mata uang rupiah.
Baca juga: Rekomendasi Mobil Keluarga 2024: Toyota Yaris Cross HEV Fitur Lengkap Buatan Indonesia
Hal ini terlihat di situs resmi Toyota, namun harga yang ditawarkan belum termasuk insentif tiga persen yang diberikan pemerintah. Berikut daftar harga Toyota Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross Hybrid 2025
Harga Toyota Kijang Innova Zenix Januari 2025
Sementara untuk harga Toyota Yaris Cross Hybrid pada Desember 2024 dan Januari 2025 berdasarkan situs resmi Toyota hingga artikel ini dibuat belum mengalami perubahan.
Harga Toyota Yaris Cross Hybrid Januari 2025
Seperti diketahui, Toyota menjadi brand otomotif di Indonesia yang banyak menawarkan produk mobil hybrid. Selain Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross, ada juga Corolla Altis, Corolla Cross, Camry, Prius, Alphard dan Vellfire.
Bahkan menurut Catatan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sebagian besar penjualan elektrifikasi pada 2024 berasal dari mobil hybrid (HEV) yaitu mencapai 59.903 unit (58,03 persen), sedangkan mobil baterai (BEV) sebesar 43.188 unit (41,84 persen) dan mobil plug-in hybrid (PHEV) sebanyak 136 unit (0,135).
Dari total penjualan elektrifikasi pada 2024 tersebut, kontribusi terbesar berasal dari penjualan Toyota yang mencapai 35.245 unit atau sekitar 35,3 persen. Sementara itu untuk segmen pasar mobil hybrid, Toyota berhasil menguasai pangsa pasar sebesar 62,30 persen.
Kontribusi terbesar terhadap penjualan elektrifikasi Toyota berasal dari Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid sebesar 26.470 unit (75,12 persen), dan Yaris Cross Hybrid sebesar 4.144 unit (11,67 persen). Sementara untuk produk Toyota lainnya berasal dari penjualan Alphard Hybrid 3.838 (10,89 persen), Toyota Vellfire Hybrid 510 unit, Corolla Camry Hybrid 152 unit, Toyota Corolla Cross Hybrid 109 unit, Toyota Corolla Altis Hybrid 41 unit.
Masih menurut data Gaikindo, dalam beberapa tahun terakhir, pasar mobil elektrifikasi di Indonesia terus berkembang. Pada 2021, market share mobil elektrifikasi terhadap total penjualan mobil nasional baru mencapai 0,36 persen, naik menjadi 1,97 persen pada tahun 2022 dan naik lagi menjadi 7,09 persen pada 2023.
Untuk tahun 2024, dengan angka penjualan mencapai sebesar 103.227 unit, market share mobil elektrifikasi kini sudah naik menjadi 11,92 persen.
Seperti disebutkan di atas, jika Toyota memiliki mobil jenis hybrid cukup banyak di Indonesia. Walaupun, untuk mobil listrik perusahaan jenama Jepang tersebut juga punya yaitu Toyota bZ4X. Hanya saja, Toyota menyadari jika mobil listrik di Indonesia belum memiliki fasilitas charging spot di area publik layaknya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Hal inilah yang membuat Toyota lebih memilih opsi mobil hybrid.
Melansir situs resmi Toyota, jika konsumen tidak mau repot urusan range anxiety, Hybrid EV Toyota merupakan opsi terbaik saat ini. "Range anxiety adalah rasa khawatir yang muncul akibat daya baterai sudah mau habis sementara pelanggan belum menemukan charging spot karena belum tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia," tulis Toyota.
Bagi Toyota, mereka sudah cukup konsen dengan teknologi yang mengkombinasikan mesin bensin dan listrik, berupa Toyota Hybrid System (THS) yang mampu memastikan mesin bensin akan langsung mengisi ulang baterai hybrid saat berada di level tertentu sehingga tidak membutuhkan charging spot.
Selain itu, dengan mobil hybrid konsumen dianggap tak perlu khawatir, karena dapat bepergian hingga ke pelosok wilayah tanpa perlu takut tidak ada daya pada baterai penggerak motor listrik. Bahkan mobil hybrid juga memiliki EV Mode, yang dapat memberikan pengalaman unik mengemudi mobil listrik yang nol emisi, senyap, dan tanpa BBM. Bermodalkan baterai dengan kapasitas tinggi dan pengisian cepat, membuat mode EV dapat bekerja lebih lama.
Sepanjang kapasitas baterai hybrid masih memadai, sistem akan memaksimalkan operasional motor listrik, khususnya ketika dalam kondisi stop and go di jalan perkotaan. Sehingga tidak hanya hemat bensin, namun zero emission karena praktis hanya motor listrik yang bekerja.
Sementara itu, mesin bensin baru akan bekerja saat mobil membutuhkan tenaga lebih kuat atau kapasitas baterai berada di titik pengisian. Mesin bensin dan motor listrik bahu-membahu menyalurkan tenaga sehemat mungkin tapi tetap optimal ketika mobil membutuhkan tenaga penuh, seperti saat menyalip atau di tanjakan.