Transmisi Matic Toyota Agya dan Daihatsu Ayla Kok Gak Ada L, Kalau Mau Nanjak Gimana?
Adit · 20 Sep, 2024 20:01
0
0
Toyota Agya matic sejak pertama kali diperkenalkan sudah menjadi opsi selain Agya bertransmisi manual. Demikian pula dengan Daihatsu Ayla sebagai kembarannya yang hadir dalam pilihan transmisi manual 5 percepatan atau matik 4 percepatan.
Tentunya kehadiran tipe transmisi manual maupun otomatis ini menjadi pilihan bagi masyarakat yang mencari kepraktisan. Mengingat bagik Agya maupun Ayla merupakan dua kendaraan berjenis Low Cost Green Car (LCGC) yang ditujukan buat mobilitas harian para penggunanya.
Bagi mereka yang tiap harinya kerap berjibaku di tengah kemacetan kota-kota besar seperti Jakarta, tentunya memilih Toyota Agya matic akan lebih praktis daripada yang transmisi manual. Namun untuk konsumen yang secara geografis kondisi rute yang dilaluinya banyak turunan atau tanjakan, maka transmisi manual akan lebih tepat dipilih.
Namun buat kalian yang menggunakan Toyota Agya matik, ada beberapa hal yang perlu kalian pahami tentang tipe transmisi di mobil ini. Supaya pengalaman berkendara dengan mobil mungil tersebut tetap nikmat.
Sebelum fokus membahas mengenai transmisi pada Toyota Agya, ada baiknya kita jabarkan dulu mengenai spesifikasi teknis mobil ini.
Sebagai pelopor LCGC di Tanah Air, Agya hadir berbagi platform dan desain dengan Ayla dari Daihatsu. Pabrik perakitan Agya pun bukan dilakukan oleh Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), melainkan di pabriknya Daihatsu yang ada di Karawang, Jawa Barat.
Pertama kali mobil kembar ini lahir di 2012 bertepatan dengan berlangsungnya Indonesia International Motor Show (IIMS). Namun baru setahun berikutnya Agya dan Ayla mulai diproduksi dan dijual ke masyarakat.
Pada awalnya Toyota Agya hadir dalam dua varian mesin, yakni mesin bensin 1.000 cc berkode 1KR-VE 3 silinder, serta mesin 1.200 cc 3NR-VE 4 silinder. Kedua mesin ini hadir dengan tipe transmisi manual 5 percepatan dan otomatis 4-speed. Transmisi otomatisnya pun masih konvensional belum CVT.
Pada 2017, Agya mengalami facelift dengan beberapa perubahan pada bagian grill depan dan bemper belakang. Sementara untuk mesinnya masih tersedia varian 1.000 cc dan juga 1.200 cc. Tapi di tipe 1.200 cc sudah menggunakan teknologi Dual VVT-i seperti yang sama dengan Toyota Calya.
Selanjutnya di Maret 2020, Agya kembali alami facelift juga dengan revisi antara lain di bagian bemper depan, velg 14 inci berdesain baru, serta lampu belakang yang pakai teknologi LED. Adapun spesifikasi mesin dan transmisinya tetap dipertahankan.
Berlanjut setahun berikutnya, Agya TRD S diubah penamaannya menjadi Agya GR Sport, dengan beberapa perubahan ornamen. Lantas mulai Oktober 2022, Agya bermesin 1.000 cc dihentikan penjualannya, sehingga yang tersisa hanya Agya 1.2L.
Setelah mengalami beberapa kali facelift, di Februari 2023, Toyota Agya generasi kedua diperkenalkan. Selain eksterior dan interior yang berubah total, model ini juga pakai platform baru DNGA (Daihatsu New Global Architecture).
Ada tiga tipe yang ditawarkan yakti E, G dan GR Sport. Semuanya menggunakan mesin baru berkode WA-VE 1.200 cc 3 silinder. Mesin ini hadir dengan pilihan transmisi manual 5 percepatan dan otomatis CVT (Continuously Variable Transmission).
Untuk Agya tipe E hanya tersedia dengan transmisi manual (M/T) sementara tipe G dan GR Sport punya dua pilihan transmisi. Namun khusus Agya GR Sport tak lagi dikategorikan LCGC melainkan Small City Car, bersama dengan Honda Brio RS.
Tengok saja langkah transmisinya dimulai dari 2 bukan L atau Low seperti yang ada di Toyota Avanza sebelum generasi ketiganya lahir. Maka dari itu, ketika menanjak tak ada cara lagi selain hanya mengandalkan posisi terendah di 2.
Kemudian bagaimana keadaannya apabila menemukan tanjakan curam, yang sepatutnya hanya bisa dilibas transmisi matic konvensional di posisi L? Kalau diposisikan di 2, dari L secara otomatis bisa pindah ke 2 ketika putaran mesin tinggi, yang bisa mengakibatkan mobil kehilangan momentum menanjak.
Namun sebelum menjawab ini, teknisi ahli yang juga pemilik bengkel spesialis Worner Matic, Hermas Prabowo mengatakan, langkah transmisi yang ringkas tak terlepas dari kegunaan mobil, yang fokusnya di perkotaan.
"Memang enggak dikasi (gigi L) karena dari desain awalnya, LCGC identik dengan mobil perkotaan. Sedangkan di perkotaan tidak banyak tanjakan atau turunan terjal yang butuh low gear atau L," terangnya.
Jadi berbeda dengan matik AT Toyota Avanza maupun Daihatsu Xenia yang punya L, karena peruntukkannya bukan cuma di perkotaan. Banyak pengguna yang mengandalkannya juga di pedalaman, yang tentunya memiliki ragam kontur jalan, bukan cuma tanjakan curam.
"Bedanya dengan Avanza atau Xenia (yang lama) memang bisa untuk dibawa keluar kota karena mobil ini didesain sebagai mobil multiguna atau MPV," pungkasnya.
Sederhananya ujar Hermas, mobil LCGC kurang begitu cocok diajak keluar kota apalagai sampai melewati jalur perbukitan hingga pegunungan, khawatir karena keterbatasan ini tidak kuat menanjak.
Terlebih misalnya mobil diisi penuh penumpang dan barang. Saat menanjak, traksi roda penggerak depan akan berkurang. Yang terjadi selanjutnya ban akan melintir atau berputar di tempat.
Menambahkan penjelasan Hermas, Dealer Technical Support PT Toyota-Astra Motor (TAM), Didi Ahadi menyatakan, transmisi matic Agya dan saudaranya tanpa posisi L sengaja agar lebih efisien ketika diproduksi.
"Secara konstruksi lebih efisien dibanding Avanza yang punya pilihan L. Makanya secara harga juga lebih murah. Tapi dengan hanya gigi rendah 2 yang dimiliki, sebenarnya sudah cukup untuk menanjak yang tidak terlalu terjal," ungkapnya.