Suzuki Shogun SP 125 merupakan motor bebek yang menawarkan sensasi berkendara lebih sporty.
Motor tersebut hadir dengan penggunaan kopling manual, serta memiliki sejumlah detail berbeda dari versi reguler.
Motor ini disiapkan untuk menghadapi Yamaha Jupiter MX 135 yang dulu merupakan pionir motor bebek sporty sejak pertama kali muncul pada 2005.
Model yang kami bahas kali ini adalah generasi keduanya, dengan kode bodi FL125.
Untuk versi kedua ini dirilis pada 2005. Pabrikan mengeluarkannya lantaran Yamaha menetaskan bebek baru lewat Jupiter MX.
Baca Juga: Suzuki Axelo Jadi Motor Bebek yang Terlupakan, Kalah Saing dari Honda Supra X 125
Boleh dibilang inilah awal mula generasi Shogun hadir dalam konsep dinamis dan bentuk melancip.
Ini tentunya menyesuaikan perkembangan zaman dan minat konsumen yang kala itu mendambakan motor sporty.
Desain panel bodi, kombinasi warna, dan striping sengaja membuatnya berkarakter balap.
Ditambah penggunaan pelek berpalang Y dan cakram depan model floating seperti Suzuki Satria F150.
Tak cuma satu, roda belakangnya juga disematkan rem cakram. Sehingga secara fitur lebih baik dari beberapa motor bebek yang ada kala itu.
Peminatnya juga terbilang luas, banyak yang suka karena bentuknya, performanya serta kombinasi warnanya yang menarik.
Maka dari itu new Suzuki Shogun SP dan Yamaha Jupiter MX 135 dulu merupakan 2 motor bebek alternatif yang berkarakter balap selain Honda Supra X series.
Pabrikan menyediakannya dalam versi SP dengan kopling atau juga R untuk model semi manual.
Sebenarnya tak banyak fitur yang bisa dijelaskan pada motor-motor keluaran 2005 hingga 2010.
Namun begitu motor ini coba terlahir lebih modern daripada para rivalnya. Tengok saja lampu belakangnya yang sudah LED.
Sementara pencahayaan utama masih halogen biasa, dan lampu sein tersemat pada bodi depannya.
Kemudian untuk panel meternya memiliki desain yang simpel. Tampilannya pakai 2 analog, satu sebagai penunjuk kecepatan dan sisanya untuk mengetahui volume bensin.
Indikator lain yang ada seperti lampu sein terpisah, lampu jauh, odometer, dan posisi gigi. Belum ada power outlet.
Adapun kapasitas bagasi Suzuki Shogun SP adalah 7 liter. Ruangnya cukup dalam, tapi tidak begitu luas.
Dan itu pun cuma muat untuk jas hujan, sarung tangan, maupun jaket dalam sekali penyimpanan. Selebihnya bisa pakai hook atau cantelan pada bagian dek tengahnya.
Baca Juga: Mengenal Suzuki Satria F115 Young Star, Motor yang Umurnya Cuma Setahun di Indonesia
Urusan kaki-kaki ditopang ban berukuran 90/90 dan 80/90 ring 17. Kemudian ditambatkan pada suspensi belakang dual shockbreaker ulir merah dan depan teleskopik biasa.
Kemudian tinggi joknya 770 mm, tak begitu tinggi juga rendah, pas untuk orang Indonesia.
Karena begitu duduk, suspensinya yang empuk bisa mereduksi ketinggian joknya. Lalu tangki bahan bakarnya sanggup menenggak 4,3 liter bensin dalam sekali pengisian penuh.
Bukan yang terbesar memang karena desain motornya kompak, ramping, tapi bertenaga.
Rangka underbone-nya menggendong mesin 124 cc berpendingin udara, satu silinder, 4-tak, SOHC dan memiliki ukuran bore x stroke: 53,5 x 55,2 mm.
Profil tersebut menjanjikan tenaga yang besar pada putaran rendah hingga menengah, sehingga cocok pada kondisi stop and go di kemacetan.
Di atas kertas bisa mengeluarkan tenaga hingga 10 PS pada 8.000 rpm dan torsi puncak 9,6 Nm yang dicapai pada 6.000 rpm.
Daya tersebut dikawinkan pada transmisi manual 4-percepatan. Oh iya teknologi pengabutnya masih pakai karburator, besutan Mikuni. Namun ada juga varian yang sudah injeksi.
Adakah salah satu dari kalian masih memiliki Suzuki Shogun SP series?
Atau malah ada yang punya versi Suzuki Shogun 125 Night Rider (NR) yang sekarang lagi naik daun dicari banyak orang?
Baca Juga: Kenalan Sama Mbahnya Satria F-150, Suzuki RK-Cool yang Hampir Dilupakan
Dikenalkan sejak tahun 2005, tentu populasinya kini semakin menipis, terlebih pamor motor bebek yang kian tergerus motor matic.
Alhasil untuk Anda yang mau bernostalgia bisa melirik unit bekasnya, yang kini harga jualnya sudah semakin terjangkau.
Memantau situs jual beli online, rata-rata melepasnya dengan harga di bawah Rp 10 juta, tergantung daerahnya.
Harga tersebut pun juga berdasarkan kondisi unit motor, dari kerapihan bodi, kondisi mesin serta kelengkapan surat-suratnya.
Tapi yang harus dipikirkan juga adalah ketersediaan suku cadang terutama slow moving yang akan lebih menantang untuk dicari.