Merek motor asal Inggris yang dimiliki India, yakni Royal Enfield, kembali merilis model Classic 350.
Sebelumnya motor ini sudah disuntik mati pada tahun 2017 silam, namun diproduksi kembali secara terbatas.
Indonesia pun hanya kebagian 100 unit saja, dan dijual dengan nominal Rp 115,1 juta on the road Jakarta.
Lantas apa yang membedakan motor ini dengan generasi dahulu yang diproduksi tahun 2017 lalu?
Sebagai motor yang punya usia produksi nyaris satu abad, atau sejak 1928, tak banyak yang berubah dari bentuknya.
Yup, RE memang kerap mempertahankan desain motor-motor legendaris mereka, sehingga kesan klasiknya kental.
Baca juga : Royal Enfield Bullet 350 2024 Rilis, Pembaruan Untuk Motor Nyaris Satu Abad!
Edisi ini dirancang dengan tangki teardrop 13-liter dan casquette tradisional Royal Enfield yang menjadi tempat untuk headlamp baru.
Serta lampu DRL bergaya 'tiger eyes' yang khas, sebuah fitur yang terus hadir di sepeda motor Royal Enfield sejak tahun 1954.
Motor ini tampil dengan warna hitam emas, emblem 3D warna perunggu dan emas serta garis emas yang dibuat tangan.
Garis ini terdapat pada tangki bergaya tear drop yang memang dibuat menggunakan pin stripe.
Sentuhan lawas masih terlihat pada panel meter yang sangat sederhana, tapi sudah diberi sentuhan modern.
Hal ini karena terdapat layar digital kecil, yang untuk menampilkan odometer.
Dan ciri khas sebuah Classic 350 adalah penggunaan jok terpisah, inilah yang membedakan dengan tipe Bullet 350.
Baca juga : Debut Asia Pasifik di IIMS 2024, BMW R12 Dijual Rp 700 Jutaan
Dan karena edisi spesial, motor ini akan disematkan emblem khusus dengan nomor seri.
Pembeli juga akan mendapatkan sertifikat khusus sebagai tanda eksklusivitas.
Secara dimensi, motor ini memiliki panjang 2.110 mm, lebar 785 mm dan tinggi 1.225 mm.
Tinggi joknya 805 mm, serta memiliki jarak terendah yang 160 mm.
Tapi patut diingat, jika motor ini punya bobot yang lumayan berat, mencapai 195 kg.
Mesinnya juga baru menggunakan seri J 350 cc tapi tetap dengan karakter khas long stroke silinder tunggal.
Lalu SOHC pendingin udara, sistem bahan bakar injeksi, dan tentunya karakter torsi low-end yang kuat dengan irama dentuman khas.
Spesifikasi mesinnya 4-tak, SOHC 2 katup, pendingin udara dengan transmisi manual 5 percepatan.
Dengan kapasitas 349 cc, tenaga maksimalnya mencapai 20,4 PS @ 6.100 rpm dengan torsi 27 Nm di 4.000 rpm.
Kesederhanaan terlihat pada area kaki-kaki motor ini, yang mana masih pakai teleskopik di depan.
Tapi suspensi depannya punya diameter yang besar, serta diberi pelindung batang as dari pelat berdiameter besar.
Baca juga : Murah, Motor Listrik Ala Vespa Primavera Ini Cuma Rp 9 Jutaan
Mengusung pelek lingkar 19 inci terbungkus ban 100/90-19, serta rem cakram solid yang nampak kokoh.
Sementara suspensi belakang pakai model ganda dengan setelan, dikawal lingkar pelek 18 inci berlapis ban 120/80-18.
Rem belakangnya sendiri pun sudah cakram, dengan diameter lebih kecil, serta kaliper satu piston.
Dengan status jumlah yang terbatas hanya 100 unit, maka motor ini layak menjadi koleksi.
Penerapan warna spesial black gold, serta emblem tebal nan kokoh memperkuat kesan klasik pada motor ini.
Yang paling penting adalah jantung pacu generasi terbaru yang dikenal lebih halus, dengan torsi kuat pada putaran bawah-tengah.