Kejuaraan nasional atau kejurnas balap sepeda motor Mandalika Racing Series (MRS) telah sukses melaksanakan seri pertamanya pada 2-3 Maret 2024 lalu.
Salah satu yang menarik adalah antusiasme para penonton live streaming selama MRS berlangsung.
Menjelang seri kedua yang akan dilaksanakan pada 11-12 Mei 2024, MRS pun melakukan buka puasa bersama yang bertempat di Ohlins, Cikini, Jakpus.
Buka puasa bersama ini pun dihadiri oleh MGPA, Pride, kementerian pariwisata, para sponsor, para pembalap, dan juga para tim balap yang turut andil selama gelaran MRS.
Banyaknya pencapaian positif pada seri 1 MRS pun dijabarkan oleh Arif Syahbani selaku Ketua Penyelenggara Mandalika Racing Series 2024 dari PRIDE Club.
Pencapaian balap MRS di tahun keduanya ini ternyata tidak hanya menarik bagi para pembalap nasional.
Tapi tidak jarang ada tim dari luar Indonesia yang ingin merasakan euforia balap kejurnas ini.
Baca juga: Tiket MotoGP 2024 Mandalika Resmi Dijual, Paling Mahal Rp20 Juta!
Eddy Saputra, Deputi Olahraga Sepeda Motor IMI Pusat ikut menjelaskan, jika ajang balap ini mulai diserbu rider luar negeri, terutama dari negara-negara Asean.
Namun hal itu justru ditolaknya karena pihaknya ingin lebih menguntungkan pembalap lokal, dan apalagi mereka disebut mau ikut jelang seri ARRC Mandalika juga.
"Kalau mereka ikut izin eventnya juga bukan nasional lagi, tapi udah jadi internasional, kan lebih mahal lagi gitu," rinci Eddy Saputra selaku Deputi Olahraga Sepeda Motor IMI Pusat.
Jadi yang dikhawatirkan kalau para pembalap dari luar Indonesia ini ikut MRS, akan jadi benefit bagi mereka untuk melakukan setup motor menjelang ARRC seri Mandalika di bulan Juli 2024.
MRS sendiri sudah memiliki empat kelas perlombaan yaitu Kejurnas Sport 150 cc, Sport 250 Cc, Supersport 250 cc, dan Superbike 1.000 cc Community.
Baca juga: Gak Hanya Balapan, Ini Beragam Kegiatan Menarik di Sirkuit Mandalika Untuk Umum
Di seri 2 MRS yang akan digelar di bulan Mei 2024 nanti akan dibuka kelas baru untuk pembibitan pembalap muda masa depan Indonesia.
“Jadi di seri 2 akan kita bukan kelas Sport 150 di bawah 15 tahun. Sudah banyak orang tua yang mau anaknya balap di sini, sudah ada 6 pendaftar," kata Eddy.
Motor yang digunakan pun sama seperti yang dipakai profesional sport 150 cc, jadi dirinya tak perlu membuat regulasi baru lagi.
Jalannya balap pun akan dilepas berbarengan dengan kejurnas 150, tapi dengan podium atau juara terpisah.
Dipilih sport 150 cc karena ini untuk pembibitan, menurutnya rider Indonesia banyak kalah dengan negara eropa karena di sana pembibitan dari kecil sudah pakai motor tipe sport.
"Bukan lagi bebek seperti di sini. Jadi nanti calon pembalap masa depan ini sudah sangat terbiasa dengan gaya balap dan riding position motor tipe sport,” rinci Eddy.
Untuk menambah serta memuaskan para penonton juga pecinta balap sepeda motor di Indonesia, MRS pun terus melakukan penyempurnaan pada tayangan live streaming.
Baca juga: Sirkuit Mandalika Bisa Buat Track Day, Segini Tarif Sewanya
Kurang lebih terdapat 12 titik kamera yang siap menangkap segala pergerakan pembalap selama balap berlangsung, dengan ada peningkatan di beberapa hal.
Utamanya pada kemampuan kameraman dalam mengambil gambar, terlebih tenaga kameramen berasal dari warga lokal.
"Baru kali pertama juga, lalu hari kedua lebih bagus dan hari ketiga sih lebih bagus. Kemudian ada juga beberapa update update alat untuk seri 2 nanti,” tambahnya.
Marshal pada gelaran MRS yang menjadi garda terdepan dalam menangani pembalap yang terjatuh pun tidak main-main.
Karena kurang lebih ada 170 marshal yang tersebar dan ini sama seperti saat gelaran World Superbike kala itu.
"Satu kita mikir keselamatan, sudah gitu kan jauh dari pos ke tracknya. Satu hari aja bisa Rp 200 juta untuk marshal doang," tutup pria ramah ini.