Salah satu sedan legendaris di Tanah Air, kelebihan dan kekurangan Toyota Corolla Twincam menarik untuk diulas.
Generasi keenam Corolla dengan kode body AE92 ini pertama kali meluncur di Indonesia pada tahun 1988.
Kehadiran Corolla Twincam sendiri penerus dari Corolla GL dan SE Saloon atau AE80.
Menurut sejarahnya Corolla Twincam eksis hingga 1991 sebelum digantikan oleh Great Corolla.
Sedan pesaing Honda Grand Civic ini di Indonesia ditawarkan dalam tiga varian, yakni; SE 1.3 karburator, SE Limited 1.6 karburator dan GTi 1.6 injeksi.
Untuk populasinya Corolla Twincam SE Limited paling banyak dibanding dua model lainnya.
Namun saat ini varian GTi paling ramai dicari lantaran mengusung konsep sport dengan mesin legendaris 4AGE yang juga disematkan pada Toyota Levin AE86.
Corolla Twincam saat ini ditwarkan mulai dari Rp25 jutaan hingga Rp70 jutaan tergantung bagaimana kondisi, tahun, dan juga varian.
Jika kalian tertarik membelinya, simak kelebihan dan kekurangannya berikut ini.
Baca juga: Kisah Toyota Corolla Betawi, Sedan yang Laris Dibeli 'Juragan Tanah' di Jakarta
Kelebihan pertama Toyota Corolla Twincam terletak pada perawatannya yang mudah dan murah.
Hal tersebut dikarenakan untuk mesinnya mobil ini terbilang bandel serta memiliki kesamaan dengan Toyota Starlet dan Toyota Corona Ex Saloon.
Mengenai perawatannya, kalian diharuskan untuk melakukan tune up secara berkala, serta penggantian pelumas secara teratur.
Lainnya mengecek kondisi radiator serta ketersediaan platina untuk varian 1.300 cc.
Oh iya, jangan lupa juga untuk memperhatikan kondisi serta jadwal penggantian timing belt supaya tidak putus saat perjalanan.
Sebagai informasi mobil ini untuk suku cadangnya memiliki banyak persamaan dengan mobil Toyota lainnya bukan cuma pada bagian mesin, namun juga kaki-kaki.
Varian 1.300 cc Corolla Twincam menggunakan mesin 2E yang juga disematkan pada Starlet, sedangkan mesin 1.600 cc dengan kode 4AF sama seperti yang digunakan Corona Ex Saloon.
Kedua mesin ini mengusung sistem SOHC 4-silinder segaris dengan kombusi karburator.
Pada varian 1.300 cc nya memiliki tenaga 70 Hp di 6.000 rpm dengan torsi 96 Nm pada 3.600 rpm.
Selanjutnya mesin 1.600 cc pada varian SE Limited mampu menghasilkan tenaga 90 Hp di 6.000 rpm dan torsi 135 Nm pada 3.600 rpm.
Bicara varian GTi, mobil ini dibekali jantung pacu dengan performa tinggi 4AGE 1.600 cc 4-silinder segaris DOHC injeksi yang dapat meletupkan tenaga maksimal 140 Hp di 7.200 rpn serta tosi 149 Nm pada 4.800 rpm.
Pada varian GTi ini mempunyai karakter yang responsif baik itu di putaran bawah dan atasnya.
Karena memiliki performa yang buas, untuk sistem pengereman bagian belakangnya varian GTi sudah menggunakan cakram.
Oh iya, untuk ketiga mesin yang digunakan tersebut mempunyai durabilitas tinggi.
Selain manual 5-percepatan, Corolla Twincam memiliki opsi transmisi matic 4-percepatan di varian SE Limited.
Untuk transmisi yang digunakan juga terbilang tangguh karena masih menggunakan teknologi konvensional.
Varian maticnya ini sangat cocok untuk penggunaan sehari-hari seperti di kota-kota besar.
Saat ini Corolla Twincam banyak dijadikan sebagai mobil hobi dengan mengembalikan nostalgia masa lalu atau sekedar untuk mainan.
Banyak aliran modifikasi yang bisa dilakukan terhadap mobil ini, mulai dari JDM, USDM dan AUDM.
Ingin tampil elegan, cukup mengganti velg berukuran besar jenis monoblock dengan sedikit menceperkan mobil.
Modifikasi lainnya yang juga sering dilakukan yakni racing dan rally look.
Untuk suspensinya Corolla Twincam menggunakan MacPerson Strut di depan dan Multilink di bagian belakang.
Mengenai bantingan yang dihasilkan terbilang cukup empuk serta memberikan pengendalian stabil, terlebih untuk varian GTi yang dilengkapi dengan strut bar.
Baca juga: Kelebihan dan kekurangan Toyota Great Corolla, Sedan Legendaris Primadona Semua Kalangan
Menggunakan penggerak roda depan, Corolla Twincam memiliki kelemahan di sektor kaki-kaki depannya.
Kaki-kaki depan yang gampang rusak ini sebenarnya juga dialami beberapa produk Toyota lainnya seperti Starlet, Corona dan generasi penerus Twincam.
Ciri kaki-kaki depan yang rusak yakni muncul suara ketika melewati jalan yang berkontur.
Munculnya suara bisa disebabkan karet bushing di swing arm sudah mulai mulai getas, karet ball joint pecah, serta karet tie rod yang jebol yang sudah termakan usia.
Mengenai konsumsi bahan bakar, untuk ketiga varian yang ditawarkan dalam kondisi sekarang terbilang boros.
Mengusung sistem kombusi karburator untuk tipe SE dan SE Limited, serta injeksi dengan performa tinggi pada varian GTi, rata-rata pemakaian bahan bakarnya di angka 9-10 km/liter untuk penggunaan dalam kota.
Sedangkan luar kotanya mobil ini dikiasaran angka 12-13 km/liter.
Kekurangan lainnya, untuk tipe terendah mobil ini minim akan fitur.
Seperti yang bisa dilihat mobil ini tidak dilengkapi power steering.
Selain itu juga untuk menaikan atau menurunkan kaca belum menggunakan power window, serta pengturan spion yang dilakukan secara manual dari dalam.
Untuk sistem pengapian, varian ini juga masih menggunakan platina belum CDI.
Kekurangan lain Corolla Twincam yakni power steering mengalami rembes.
Rembes pada bagian power steering biasanya disebabkan karena masa pakai serta jarangnya pemilik melakukan pengecekan atau perawatan terutama di bagian seal.
Semua varian Corolla Twincam yang dipasarkan di Indonesia masih menggunakan timing belt.
Umumnya timing belt pada mobil dilakukan pergantian setiap pemakaian 100.000 km.
Jika lupa melakukan pergantian, gejala yang umumnya terjadi adalah timming belt putus ketika mobil sedang digunakan, yang menyebabkan mesin mobil mati secara tiba-tiba.
Untuk varian GTi, mobil ini memiliki banyak sensor ketimbang dua tipe dibawahnya lantaran sudah mengusung teknologi injeksi.
Masalah yang kerap disampaikan pemilik dalam forum yakni pada sensor.
Akbiat usia pakai, sensor pada mobil ini mulai melemah dan rusak.
Untuk beberapa sensornya jarang dijumpai di pasaran, dan jika pun ada harganya terbilang mahal.
Selain sensor tadi bagian mesin yang kerap bermasalah yakni PCV Valve.
Rusaknya PCV Valve ini bisa menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros serta getaran mesin tidak stabil.
Harga bekas mulai dari Rp25 jutaan, kelebihan dan kekurangan Toyota Corolla Twincam berhasil kami sampaikan melalui ulasan di atas.
Setelah mengulas kelebihan dan kekurangannya, dapat ditarik kesimpulan bahwa mobil ini mudah dimodifikasi dengan berbagai aliran, punya bantingan yang empuk dan stabil, serta performa buas khusunya varian GTi.
Dan menariknya mobil ini terdapat varian matic serta mudah dan murah dari segi perawatan, sehingga cocok bagi kalian yang menginginkan mobil pertama dengan harga terjangkau.
Namun untuk kelemahannya di varian termurah Corolla Twincam minim akan fitur serta masih menggunakan platina.
Selain itu untuk kaki-kaki depan mobil ini rentan rusak terlebih ketika sering melewati jalan berkontur, boros bahan bakar, rembes di bagian power steering, serta masih menggunakan timing belt yang sewaktu-waktu dapat putus jika pemilik jarang melakukan pengecekan dan penggantian.
Untuk varian GTi, mobil ini memiliki banyak sensor yang kini mulai lemah karena masa pakai, serta banyak kasus PCV Valve tersumbat sehingga menyebabkan bensin boros dan mesin tidak stabil.
Kelebihan:
Kekurangan:
Baca juga: Harga Toyota Corolla Liftback Cuma Rp40 Jutaan, Sempat Dianggap Aneh Tapi Kini Jadi Buruan Kolektor
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}