Oli mesin untuk Toyota Kijang Innova dan Fortuner diesel diharapkan memakia spesifikasi yang sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan agar dapat menjaga performa selalu optimal.
Memilah oli mesin untuk mobil diesel bukanlah perkara yang mudah.
Berbeda dengan oli untuk mobil bermesin bensin, oli mesin diesel mempunyai karakteristik dan kebutuhan khusus, guna memastikan mesin supaya dapat berkerja secara optimal dan tahan lama.
Terlebih pada Kijang Innova dan Fortuner diesel, oli mesin yang digunakan tidak boleh asal sembarang.
Lantaran kedua mobil ini menggunakan mesin diesel dengan teknologi common-rail yang disokong menggunakan turbo, serta memiliki kompresi yang sangat tinggi.
Baca juga: Toyota Fortuner Hybrid Ternyata Sudah Dijual, Harganya Mulai dari Rp700 Jutaan
Sebelum bicara lebih jauh mengenai spesifikasi oli mesin apa yang cocok untuk Toyota Kijang Innova dan Fortuner diesel, ketahui lebih dulu fungsi penting dari oli mesin.
Seperti dikteahui, oli mesin bertugas melindungi komponen mesin yang saling bergesekan saat mesin tersebut bekerja, supaya tidak cepat aus, tahan lama, dan tidak turun performanya.
Kondisi saling bergesekan antar komponen mesin tidak dapat dihindarkan sehingga oli mesin memegang peran sangat krusial untuk melindunginya.
Kemudian sembari melumasi komponen mesin, oli juga bekerja membawa kotoran yang larut dari dalam mesin menuju filter oli untuk disaring.
Kotoran tidak dapat dihindarkan karena adanya serpihan logam hasil gesekan antar komponen mesin ditambah debu yang masuk lewat celah seal atau terbawa ke ruang bakar melalui filter udara.
Kemudian fungsi lain dari oli mesin adalah membantu menjaga suhu dari setiap komponen di ruang mesin itu tetap ideal.
Karena pada saat mesin bekerja, gesekan antar komponen di ruang mesin pasti menimbulkan panas yang cukup tinggi.
Hawa panas inilah yang kemudian diteruskan oleh oli ke dinding blok mesin dan selanjutnya dilepaskan keluar.
Memang melepaskan hawa panas merupakan tugas radiator, namun oli mesin membantu tugas radiator dalam mendinginkan mesin.
Lantas oli mesin juga umumnya memiliki formula yang mencegah timbulnya karat pada komponen dalam mesin supaya tetap sehat.
Sehingga usia komponen mesin akan semakin panjang dan tahan lama karena kondisinya selalu prima.
Pada generasi kedua Kijang Innova dan Fortuner diesel, mobil ini menggunakan mesin dengan kode 2GD-FTV 4 silinder segaris 16 valve DOHC with VNT Intercooler berkapasitas 2.393 cc.
Sedangkan pada Fortuner diesel 2.8, mesinnya memiliki kode 1GD-FTV 4 silinder segaris 16 valve DOHC with VNT Intercooler dengan kubikasi 2.755 cc.
Mengetahui jenis oli yang direkomendasikan oleh pabrikan untuk kedua mesin ini memiliki viskositas 5W-30 atau 5W-40 dengan kekentalan oli yang encer, yang berfungsi sekaligus melumasi turbo secara maksimal.
Viskositas oli sendiri mengacu pada kekentalan oli di suhu tertentu.
Mesin menggunakan oli dengan viskositas yang tepat, dapat melumasi mesin dengan baik di berbagai kondisi temperatur.
Selain viskositas 5W-30 atau 5W-40, oli mesin yang direkomendasikan untuk mobil bermesin diesel modern yaitu menggunakan material oli sintetis.
Oli sintetis dapat memberikan performa dan perlindungan yang lebih baik ketimbang oli mineral.
Keunggulan oli sintetis sendiri memiliki ketahanan tenperatur yang lebih tinggi, stabilitas oksidasi yang lebih baik, serta mempunyai kemampuan membersihkan mesin secara lebih optimal.
Hal ini lah mengapa oli sintetis lebih cocok digunakan mesin diesel yang memiliki cara kerja lebih berat.
Pada mesin diesel modern seperti yang digunakan Kijang Innova dan Fortuner, pilihlan oli mesin yang memiliki sertifikasi API (American Petroleum Institute) atau ACEA (Association des Constructeurs Europeens d’Automobiles).
Kedua sertifikasi ini sebagai penanda bahwa oli memenuhi standar aman digunakan untuk kendaraan bermesin diesel.
Oli mesin diesel dan bensin memiliki perbedaan yang signifikan dari segi formulasi dan fungsi.
Baca juga: Menghitung Biaya Servis Toyota Fortuner 2.8 Hingga 100.000 Km, Tak Semahal yang Dibayangkan
Menurut buku pedoman pemilik, Kijang Innova dan Fortuner diesel bermesin 2GD 2.4L membutuhkan oli sebanyak 7 liter setiap kali melakukan penggantian.
Dengan filter oli, maka oli mesin yang dibutuhkan sebanyak 7,5 liter.
Berbeda dengan mesin 2GD, Fortuner 2.8 dengan kode mesin 1GD, oli mesin yang dibutuhkan setiap kali melakukan penggantian sebanyak 6,6 liter atau lebih sedikit 400 ml ketimbang mesin 2GD.
Apabila penggantian oli dibarengi dengan pemakaian filter oli baru, maka oli mesin yang diperlukan sebanyak 7,1 liter.
Untuk diketahui penggantian oli mesin mobil diesel modern seperti Kijang Innova dan Fortuner dilakukan setiap pemakaian 5.000 km atau 6 bulan sekali guna menjaga performa mesin agar tetap optimal.
Kalian pengguna Kijang Innova dan Fortuner diesel dengan harapan supaya lebih hemat dengan cara menggunakan biosolar, sebaiknya berfikir berkali-kali.
Karenanya penggunaan biosolar secara terus menerus tanpa mendapat perawatan khusus seperti penggantian filter solar serta pembersihan dan pengecekan pompa solar secara teratur, dapat menyebabkan endapan lumpur yang terkandung di dalam solar masuk ke ruang bakar.
Apabila gejala endapan lumpur dibiarkan masuk, dampak yang bisa ditimbulkan dapat mengalami sumbatan pada injector.
Injector yang tersumbat tidak bisa menyemprotkan solar secara maksimal di dalam ruang bakar.
Dengan begitu mengakibatkan mesin menjadi pincang saat menyala serta tenaga yang dihasilkan jadi lebih tidak maksimal.
Supaya mesin hidup, Kijang Innova dan Fortuner diesel membutuhkan timing belt guna menggerakan crankshaft dan camshaft secara selaras.
Timing belt sendiri menggunakan material utama yang terbuat dari karet.
Sabuk karet ini sewaktu-waktu dapat putus apabila pemilik tidak rajin melakukan pengecekan maupun perawatan.
Apabila timing belt putus secara tiba-tiba disaat mesin menyala, tentu dapat mengakibatkan mesin mati serta dengan menimbulkan berbagai kerusakan pada komponen mesin.
Menghindari putusnya timing belt saat pemakaian, sebaiknya lakukan penggantian timing belt setiap mobil menempuh jarak 100.000 Km.
Baca juga: 5 Alasan Tidak Memilih Toyota Kijang Innova Diesel Saat Ini, Pikir Lagi Sebelum Membeli
Berbeda dengan mobil Toyota umumnya lansiran tahun 2000 ke atas yang sudah menggunakan Electronic Power Steering (EPS), untuk sistem kemudi Kijang Innova diesel masih mengandalkan power steering hidrolik dengan memanfaatkan tekanan fluida.
Power steering dengan sistem hidrolik sendiri rentan mengalami kebocoran di bagian seal, rack steer dan pompa setelah beberapa tahun pemakaian jika jarang dilakukan pengecekan atau perawatan secara berkala.
Kelemahan lainnya, power steering hidrolik lebih membebani kinerja mesin sehingga tenaga yang dihasilkan berkurang.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}