Nama lengkap modelnya adalah Suzuki Shogun Axelo. Karena secara silsilahnya, Suzuki Axelo merupakan generasi terakhir Shogun series, motor bebek andalan pabrikan berlambang S besar. Axelo, merupakan singkatan dari Axeleration dan Low emission.
Suzuki Shogun Axelo 125 lahir pada 2011 lalu menggantikan new Suzuki Shogun 125 R bermesin injeksi.
Pabrikan merilisnya sebagai upaya agar produknya tetap kompetitif meramaikan segmen moped (bebek) kelas 115-125 cc yang diisi Honda Supra X 125 dan Yamaha Jupiter Z kala itu.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Yamaha Jupiter MX 135, Motor Bebek Sport Impian di Masanya
Sayangnya umur motor ini tak bertahan lama. Sekitar 2014 lalu motor bebek tersebut harus dihentikan produksinya dan menyisakan sisa unit yang ludes terjual semuanya pada 2016.
Setelah itu Suzuki cuma menyediakan Smash untuk bertarung di segmen moped, yang menyasar segmen konsumen kelas entry level.
Banyak yang bilang motor tersebut kalah saing dari rivalnya. Maklum pada saat itu, Astra Honda Motor (AHM) terbilang agresif menggelontorkan banyak motor bebek.
Selain Supra X 125 yang jadi lawan Axelo, juga ada Supra X 125 Helm-in dan Blade 125 yang sudah mengadopsi mesin 125 cc.
Padahal harga Suzuki Axelo saat itu termasuk yang terjangkau di kisaran Rp 15,9 jutaan. Tetap saja tak bisa melawan dominasi produk Honda yang dilepas di atas Rp 16 juta.
Pamornya cenderung turun karena beberapa hal. Meskipun keturunan Shogun, banyak pecinta Suzuki yang menyayangkan Axelo tidak seistimewa Shogun.
Suzuki Axelo justru boleh dibilang mengalami downgrade meliputi penggunaan velg model kipas yang jauh dari kata sporty, penyematan cakram non floating, dan kaliper rem cuma satu piston.
Lanjut ke shockbreaker belakang yang lagi-lagi tak mencirikan motor yang sporty, karena menggunakan ulir berwarna hitam seperti motor kebanyakan.
Bila ingat dulu, Suzuki Shogun punya daya tarik seperti velg sporty palang 10, cakram floating dengan kaliper 2 piston, serta shockbreaker berwarna emas.
Jadi bukan menyajikan produk yang lebih baik, Suzuki Shogun Axelo 125 ini justru terkesan produk yang lebih buruk dari pendahulunya.
Tak heran kalau popularitas Suzuki Shogun masih naik daun sampai sekarang, masih banyak yang mencarinya ketimbang Suzuki Axelo.
Desain lampu belakangnya juga kurang mencirikan motor bebek sporty, tak seperti Shogun yang melancip. Meskipun rem belakang cakram, tetap saja tak bisa menaikkan pamornya.
Baca Juga: Kenalan Sama Mbahnya Satria F-150, Suzuki RK-Cool yang Hampir Dilupakan
Soal data teknis, motor bebek tersebut memiliki panjang 1.895 mm, lebar 715 mm, tinggi 1.075 mm, serta jarak sumbu roda 1.220 mm.
Kapasitas bagasinya 7 liter dan berat kosong sekitar 108 kilogram. Lanjut ke kaki-kaki pakai suspensi teleskopik untuk depan dan belakang dual shockbreaker.
Semua pengereman Suzuki Axelo sudah cakram, dan menggunakan velg racing berdiameter 17 inci.
Profil ban depannya 70/90 dan belakang 80/90. Ukurannya kecil dan ramping memang, karena dulu penggunaan ban berukuran besar belum tenar seperti sekarang.
Spesifikasi mesinnya menggunakan mesin sebelumnya dengan penyesuaian sistem pengabut injeksi berkapasitas 124 cc 4-tak, SOHC.
Dengan ukuran diameter silinder 53,5 mm dan langkah piston 55,2 mm. Output mesinnya 9,6 PS dan 10 Nm untuk tipe S dan 10 PS serta 9,9 Nm untuk tipe R.
Oh iya sesuai nama Suzuki Axelo yang diambil dari Axeleration dan kata Low Emission, mesinnya menggunakan teknologi PAIR (Pulsed Secondary Air Injection).
Teknologi ini bisa memberikan udara segar dari pembersih udara ke dalam knalpot, sehingga kadar hidrokrabon dan emisi karbonnya berkurang.
Sementara fiturnya menggunakan panel meter analog, transmisi semi otomatis, dan utamanya punya automatic headlamp on atau AHO yang bisa menyala secara otomatis ketika mesin dihidupkan.
Ini mengikuti aturan terbaru bahwa semua motor wajib menyala lampunya pada siang hari.
Tak cuma itu, bila ingat iklan Suzuki Axelo ini menampilkan Andre Taulany, yang mengendarai Axelo di lintasan untuk merepresentasikan akselereasinya seperti motor balap.
Kemudian berubah menjadi pemakaian di dalam kota dengan emisi rendah. Terakhir Andre mengatakan jargon: Tunjukin Aksi Lo!
Baca Juga: Suzuki Skywave Bekas Lagi Naik Daun, Jadi Incaran Bapak-Bapak Muda
Dengan tahun produk 2011 hingga 2014 dan pamor yang kurang apik, maka populasinya tentu sedikit.
Pun begitu kala ingin berburu unit bekasnya, perlu ekstra waktu dan kesabaran untuk mendapatkan incaran.
Tapi sebagai gambaran, harga bekasnya disitus jual beli online mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 7 juta.
Untuk keluaran 2011, ada yang melepas Rp 3 juta ada pula yang melepas Rp 7 juta.
Tapi menariknya keluaran tahun 2014 juga dilabeli dengan harga Rp 7 juta, setara keluaran 2011.
Yup, motor bekas apalagi tahun yang sudah cukup tua memang tak bisa diprediksi harganya.
Alhasil penjual berpatokan pada kondisi motor dan kelengkapan surat-suratnya.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan spare part, terutama untuk part body yang cukup langka.
Bagaimana, tertantang untuk memelihara motor bebek Suzuki ini?