Mitra 2000 tidak ingin tertinggal soal maraknya motor listrik yang mulai bermunculan di Indonesia. Mereka pun mendatangkan Alrendo TS Bravo yang memiliki desain sangat khas.
Pasalnya Alrendo TS Bravo terlihat layaknya moge alias motor gede dengan desain ala motor cruiser, sekilas mirip Ducati Diavel namun sedikit lebih kecil. Motor ini dibanderol Rp 250 juta off the road dan Rp 275 juta on the road.
Beberapa pekan lalu, kami diundang untuk mencicipi langsung Alrendo TS Bravo di tempat tertutup di sirkuit Sentul, Bogor. Lantas bagaimana impresi berkendara dari motor listrik ini?
Sudah bukan lagi rahasia umum kalau kendaraan bertenaga listrik pasti memiliki bobot yang lebih berat dan penyumbang bobot terberat adalah baterai. Begitu pula yang ada pada Alrendo TS Bravo ini yang punya berat 245 kg.
Baca juga: Yamaha Uji Coba Motor Listrik Sampai Inden Honda BeAT, Jadi Artikel Favorit Pekan Lalu
Punya berat baterai mencapai 84 kg tentunya membuat motor ini cukup berat. Sangat terasa ketika sedang menegakan dari standar tengah dan saat mendorong-dorong di parkiran.
Meski terasa berat saat posisi berhenti, tapi ketika sudah dikendarai ternyata Alrendo TS Bravo masih terasa lincah. Ini karena beban terberatnya dipusatkan di tengah.
Selain di tengah, posisi baterai juga rendah semakin memusatkan titik berat motor ini. Dengan begitu Center of Gravity atau CG yang dimiliki Alrendo TS Bravo ada di tengah dan membuat beban depan juga belakang menjadi 50:50.
Ini lah yang membuat handling dari TS Bravo tetap nurut saat diajak meliuk-liuk di sirkuit. Untuk mengakomodir bebannya yang cukup berat, Alrendo TS Bravo dibekali suspensi depan model upside down dengan diameter as 41 mm.
Baca juga: Impresi Pertama Mencoba Yamaha E01, Ini Baru Motor Listrik yang Proper!
Tabung upside down pakai warna hitam yang dikombinasi warna as emas bikin tampilannya cukup mewah. Suspensi depannya dilengkapi dengan setelan soft dan hard, bisa ditemui di sisi atas suspensi baik kanan maupun kiri.
Dengan begitu pengendara bisa menyetel suspesi sesuai dengan kebutuhan. Menyetel suspensi depan cukup mudah, hanya membutuhkan obeng pipih untuk memutar setelannya.
Kalau yang belakang pakai monoshock namun tanpa setelan dan suspensinya langsung menopang ke swing arm, tanpa pro-link. Karakternya cukup lembut dan bisa meredam guncangan dengan baik.
Tentu saja akan terasa nyaman ketika dipakai sehari-hari dengan kondisi jalan yang beragam, namun ketika dipacu di sirkuit dengan melahap tikungan cepat makan akan terasa sedikit limbung.
Karena memiliki bobot yang cukup berat, tentu Alrendo TS Bravo membutuhkan pengereman yang mumpuni. Motor listrik ini dibekali sepasang cakram semi-floating dengan model bergelombang.
Baca juga: Deretan Brand Motor Listrik Pemeriah IMOS 2022, Ada Kejutan dari ION Mobility
Keduanya diapit dengan kaliper berlabel Alrendo model radial 4 piston dan yang belakang pakai cakram berdiameter 240 mm serta kaliper 1 piston. Posisi rem belakang berada di tangan sisi kiri, sehingga footstep kanan terasa kosong.
Untuk menjaga kedua rodanya tidak mengunci saat melakukan pengereman keras, ada fitur ABS pada seluruh remnya. Respon rem yang dirasakan cukup empuk dan bisa menghentikan laju Alrendo TS Bravo dengan baik.
Hanya saja saat diuji di sirkuit dan sudah melahap banyak putaran, respon rem jadi sedikit amblas akibat panas berlebih. Mungkin karena memang motor ini bukan ditujukan untuk penggunaan sirkuit atau balap, kalau hanya untuk dipakai sehari-hari sih amannn…
Dengan tampilan cruiser, tentu Alrendo TS Bravo menyuguhkan posisi berkendara yang khas akan motor cruiser. Bisa dilihat dari posisi joknya yang rendah serta posisi setang yang tinggi.
Baca juga: Motor Listrik 'Dipecut' Jakarta-Semarang, Jadi Pembuktian Kekuatan Produk U-Winfly
Menurut data spesifikasinya, tinggi jok Alrendo TS Bravo hanya 760 mm. Tentu saja dengan tinggi jok tersebut, pengendara postur 170 cm akan sangat mudah menapak sempurna, bahkan dengkul sampai menekuk.
Jok yang rendah dikombinasi dengan setang yang tinggi serta lebar, cukup membuat pundak juga punggung terasa santai. Badan terasa relax tanpa perlu menahan badan selama berkendara.
Sayangnya posisi footstep terasa nanggung, karena posisinya masih di tengah, belum berada di depan. Dengan begitu posisi kaki belum bisa selonjoran, masih menekuk seperti biasa.
Sebagai penggeraknya Alrendo TS Bravo menggunakan mesin listrik mid drive yang meneruskan tenaganya ke roda belakang melalui belt, ini membuatnya tetap senyap namun rigid.
Baca juga: Motor Listrik Charged Rimba Cocok Buat Polisi Hutan, Gaya Offroad Berdaya Jelajah 300 Km
Mesin listriknya ini diklaim memiliki tenaga maksimal 27,1 ps dengan torsi yang sangat besar, mencapai 117,6 Nm! Rpm maksimal yang bisa dicapai hingga 12.000 rpm.
Untuk memenuhi kebutuhan penggunanya, mesin listriknya dilengkapi 3 power modes yang bisa dipilih melalui sakelar kanan. Paling rendah ada Eco, sesuai dengan namanya tentu power modes ini untuk mode berkendara irit.
Respon tenaga yang dihasilkan sangat lembut, bahkan ada delay antara putaran selongsong gas dengan mesin listriknya. Kecepatan tertinggi yang bisa dicapai pada mode ini hanya 35 km/jam.
Berikutnya ada City yang mana memiliki respon tenaga cukup responsif, putaran selongsong gas dan hentakan tenaga juga terasa lebih selaras. Terutama saat cruising di putaran tengah, naiknya kecepatan begitu mudah dan cepat.
Baca juga: Punya Performa Setara Motor 125 Cc, Begini Spesifikasi Motor Listrik Yamaha E01
Rasanya mode ini lebih cocok untuk digunakan saat cruising di perkotaan, karena memiliki karakter tenaga yang tidak terlalu berlebihan. Kecepatan maksimal yang bisa dicapai pada mode ini berkisar 78 km/jam.
Terakhir ada mode Sport dan menjadi power mode yang paling tinggi. Saluran tenaga yang dihasilkan mode ini cukup mengisi sejak kecepatan rendah hingga kecepatan tinggi.
Kecepatan tertinggi yang bisa diraih mode ini juga lumayan, di spidometernya tercatat 135 km/jam dengan kondisi sudah mentok. Tentunya akan cocok digunakan saat digunakan di jalan yang cukup lenggang.
Spesifikasi Alrendo TS Bravo | ||
---|---|---|
Kapasitas maksimal baterai | 10,6 kWh | |
Nominal voltage | 86 Volt | |
Maximum voltage | 96,6 Volt | |
Berat baterai | 84 kg | |
Tipe charger | 16 ampere Schuko Socket Type 2 | |
Lama pengecasan 0-100 % | 4 jam | |
Pulley dan belt | Gates 88T 25 mm Poly Chain Carbon Belt | |
Final drive ratio | 2,78 | |
Top speed | 135 km/jam | |
Tipe pendinginan | Cairan | |
Torsi maksimal | 117,6 Nm | |
Tenaga maksimal | 27,1 ps | |
Rpm maksimal | 12.000 rpm | |
Tinggi jok | 760 mm | |
P x L x T | 1.185 x 885 x 2.300 mm | |
Jarak terendah ke tanah | 150 kg | |
Berat motor | 245 kg | |
Rem depan | Cakram ganda 300 mm + kaliper radial 4 piston | |
Rem belakang | Cakram 240 mm + kaliper 1 piston | |
Ban depan | 120/70-17 | |
Ban belakang | 180/55-17 | |
Suspensi depan | Upside down | |
Travel suspensi depan | 120 mm | |
Diameter as suspensi depan | 41 mm | |
Suspensi belakang | Monosok berisi nitrogen | |
Jarak tempuh jauh | 329 km @50 km/jam | |
Jarak tempuh sedang | 250 km @80 km/jam | |
Jarak tempuh pendek | 130 km @120 km/jam |