Tiap bulan harga bahan bakar minyak alias BBM non subsidi sering kali berubah, bisa menjadi naik dan juga bisa menjadi turun.
Padahal BBM ini jadi salah satu syarat motor ICE (Internal Combustion Engine) bisa hidup dan cukup berpengaruh terhadap performa.
Salah satu cara yang kerap dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga adalah mengganti dari BBM non subsidi dengan RON di atas 92 seperti Pertamax menjadi bensin subsidi RON 90 seperti Pertalite.
Padahal penggunaan BBM ini perlu disesuaikan juga dengan spesifikasi mesin salah satunya rasio kompresi, artinya jangan sembarang isi BBM karena akan berdampak buruk.
Baca juga: Tampang ala Yamaha XMax, Motor China ini Tawarkan Mesin Mungil
“Sesuaikan dengan kebutuhan atau spesifikasi mesin yaitu rasio kompresi, jika rasio kompresi diatas 11:1 menggunakan pertalite akan terjadi pre-ignition yang mengakibatkan detonasi atau knocking.”
“Soalnya sepeda motor kecil gak ada sensor knocking kayak di mobil yang bisa maju mundurin pengapian saat knocking,” ujar Ferry Nurul Fajar selaku Technical & Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Jadi kunci utamanya yaitu perlu mengetahui rasio kompresi tiap motor yang dimiliki, caranya mudah dengan cara melihat website resmi tiap pabrikan makan akan ada spesifikasi lengkapnya.
Rasio kompresi dibawah 11:1 masih aman menggunakan RON di bawah 92, tapi kalau sudah di atas 11:1 maka perlu RON 92 atau lebih.
Baca juga: Biaya Perawatan Yamaha Lexi LX 155, Tiga Tahun Tembus Segini!
"Boleh sesekali pakai Pertalite tapi jangan sering. Karena efeknya terasa satu atau dua tahun keatas saat komponen mulai aus, pengaruhnya bikin performa tidak maksimal dan bahan bakar boros,” tambahnya.
Berikut beberapa efek jangka panjangnya.