New Honda PCX 160 2025 sudah sampai ke redaksi AutoFun Indonesia, tentu saatnya untuk melakukan review secara lengkap mengenai PCX generasi ke-5 di Indonesia ini.
Generasi terbaru ini sekarang hadir dalam 3 pilihan tipe yang dimulai dari tipe CBS seharga Rp 33,750 juta, tipe ABS Rp 37,350 juta, dan tipe ABS-Roadsync Rp 40,350 juta OTR Jakarta.
Pengujian ini lebih berfokus kepada penggunaan New PCX 160 saat digunakan sehari-hari dari segi fitur hingga rata-rata konsumsi bahan bakarnya.
Yang kami uji merupakan varian tertinggi dari New PCX 160 2025, yaitu varian ABS-RoadSync dengan warna RoadSync Red, berikut ulasannya.
Hal paling menarik tentu saja spidometer baru, menggunakan layar TFT sebesar 5 inci dengan 3 pilihan tampilan seperti produk motor besarnya.
Baca juga: Persiapan Instruktur Safety Riding Honda Jelang Kompetisi Internasional
Ada model polos atau simpel yang hanya berisikan informasi jam, kecepatan, fuel meter, dan informasi odometer yang bisa diganti sesuai kebutuhan.
Atau kalau merasa terlalu polos, bisa mengganti tampilan dengan yang dilengkapi takometer, desain takometer pun ada 2 pilihan mulai dari model bar memanjang atau model setengah lingkaran.
Sayangnya pergerakan takometer ketika mesin hidup terasa kurang halus, grafis dari takometer terasa agak patah-patah ketika berpindah di tiap rpm nya.
Spidometer ini dilengkapi juga dengan sensor kecerahan otomatis seperti smartphone, jadi kecerahannya bisa menyesuaikan kondisi sekitar sehingga tidak menyilaukan pengendara.
Baca juga: Cuma Januari Ini, Beli Honda Scoopy Dapat Diskon Rp 1,3 Jutaan!
Bahkan layar putihnya bisa berganti menjadi hitam agar mata pengendara tetap nyaman saat di kondisi yang cukup gelap seperti malam hari.
Informasi lainnya bisa diakses melalui multi-function switch di saklar kiri seperti informasi trip A & B, average fuel cons. A & B, average speed A & B, fuel consumption A & B, mengatur jadwal servis, hingga mengakses menu pengaturan lainnya.
Selebihnya terdapat bezel yang cukup tebal di pinggir spidometer, terdapat lampu indikator sein, MIL (Malfunction Indicator Lamp), ISS (Idling Stop System), ABS, HSTC (Honda Selectable Traction Control), dan logo smart key system.
Fitur unggulannya tentu saja sistem konektivitas yang diberi nama RoadSync, smartphone pengendara cukup mengunduh aplikasi Honda RoadSync dan melakukan pairing dengan sambungan bluetooth.
Baca juga: Motor Listrik Jepang Paling Murah, Ini 5 Daya Tarik Honda ICON e:
Ketika sudah tersambung, maka akan muncul logo bluetooth dan saat aplikasi Honda RoadSync dibuka maka logo smartphone akan muncul di pojok kiri atas.
Nantinya pengguna bisa melihat informasi cuaca sekitar, navigasi, mengatur musik, dan mengatur volume yang semua pergerakannya dibacakan langsung sehingga sebaiknya menggunakan interkom untuk mendengarkannya.
Untuk navigasi iOS perlu mengunduh aplikasi Here We Go Maps terlebih dulu, sedangkan untuk perangkat Android mengandalkan Google Maps.
Informasi suara yang keluar dari RoadSync ini bergantung pada bahasa yang digunakan pada smartphone yang terhubung.
Kalau ingin bahasa Indonesia maka smartphone yang tersambung ke RoadSync harus diubah terlebih dulu ke bahasa Indonesia.
Baca juga: Menjelajah Kaki Merapi Dengan Honda CRF Series Tanpa Kehabisan Energi
Nantinya navigasi akan muncul di layar spidometer dalam bentuk informasi turn-by-turn, menunjukan jalur selanjutnya di depan dalam radius berapa meter, dan di bawahnya terdapat nama jalan yang dilewati juga.
Fitur ini bisa mencari lokasi terdekat seperti pom bensin langsung di spidometer, nantinya akan dibacakan beberapa pilihan mulai dari yang terdekat.
Atau bisa juga mencari lokasi dengan voice command, kalau mau lebih cepat bisa juga memfavoritkan tempat yang sering dikunjungi seperti rumah atau kantor agar tidak perlu mencari-cari lokasi lagi.
Fitur RoadSync ini juga bisa membacakan pesan yang masuk, mulai dari membacakan siapa pengirimnya sampai membacakan pesannya melalui persetujuan kita dengan menekan tombol multi-function switch.
Baca juga: Update Harga Motor Bebek Honda Januari 2025, Mulai Rp 17 Jutaan!
Namun pengalaman kami dalam menggunakan fitur ini terasa masih kurang stabil, seperti tidak semua pesan masuk dibacakan.
Kemudian fitur voice command untuk pencarian lokasi terkadang tidak bisa digunakan.
Begitu juga dengan fitur musik, tidak bisa langsung digunakan jika melakukan kontrol langsung dari spidometer.
Semoga berikutnya ada update agar fitur ini bisa lebih stabil sehingga pengalaman berkendara semakin menyenangkan.
Selebihnya beberapa fitur pada motor ini masih sama, seperti adanya ruang bagasi 30 liter yang bisa memuat 1 buah helm.
Lampu full LED, ABS 1 channel di depan, HSTC untuk menjaga roda belakang dari selip, rem cakram di kedua roda, dan smart key system dengan fitur answer back system dan anti-theft alarm.
Baca juga: Ini 9 Bagian yang Tidak Berubah di New Honda PCX 160
Lalu ada power outlet di laci dengan tipe colokan USB Type-C yang punya daya maksimal 5V 3A.
Seluruh lampunya baru, untuk lampu depannya menggunakan 4 titik untuk lampu dekan dan 2 titik untuk lampu jauh sehingga totalnya terdapat 6 titik lampu pada reflektor barunya.
Untuk sorot lampunya punya karakter yang cukup lebar tapi memang bisa dikatakan kalau sorotnya tidak terlalu tebal, sama seperti lampu LED pabrikan pada umumnya.
Untuk posisi berkendara tidak ada perubahan yang signifikan, tinggi jok 764 mm masih dirasa cukup untuk postur 170 cm, masih bisa menapak dengan baik karena didukung juga dengan bentuk jok yang tirus.
Baca juga: Begini Rasa Berkendara Honda ICON e:, Si Motor Listrik Rp 28 Jutaan
Sayangnya karakter busa jok yang tidak terlalu empuk masih dipertahankan pada generasi ini, cukup terasa ketika pertama kali bokong duduk di atas joknya yang mana busanya terasa agak kaku.
Yang asik dari jok ini adalah elevasi pada jok penumpang dan pengendara yang cukup tinggi, efeknya terdapat lumbar support sebagai sandaran tulang ekor selama pengendara sehingga terasa nyaman selama perjalanan.
Setang barunya yang kini dibalut cover hanya berbeda dari segi penampilan, namun untuk posisi cenderung sama saja.
Terasa cukup tinggi dan punya lekuk yang lumayan mengarah ke pengendara, sehingga setang terasa dekat dengan posisi pundak dan lengan santai karena tidak terlalu merunduk.
Baca juga: Perbedaan Honda CRF250 Rally dan CRF250L, Lebih Suka Mana Buat Blusukan?
Yang terasa agak berbeda paling ada di pijakan kaki pengendara untuk selonjoran, karena kini ruangnya terasa sedikit lebih luas.
Sehingga kaki tetap berada di pijakan atau tidak terlalu keluar bodi ketika selonjoran pada ukuran sepatu 43.
Ini improvement yang cukup bagus, di mana mengingat kalau kaki keluar dari bodi tentu cukup berbahaya ketika berkendara, karena tidak ada perlindungan pada telapak atau ujung kaki.
Varian ABS-RoadSync memiliki berat kosong 133 kg itu berarti jadi tipe paling berat, karena 1 kg lebih berat dibandingkan dengan tipe ABS dan CBS.
Namun tentu saja perbedaan 1 kg tidak akan langsung terasa, pengendalian dari PCX 160 terbaru ini bisa dikatakan masih jempolan yang mana cukup lincah dan juga nurut ke mana pengendara ingin mengarah.
Baca juga: Incar Yamaha Aerox Alpha Atau Honda Vario 160? Tipe Terendah Gak Sampai Rp 30 Juta!
Kombinasi lingkar roda depan 14 inci dengan ban 110/70-14 dan ban belakang 130/70-13 terasa sangat pas.
Handling terasa stabil bahkan saking enaknya sampai standar dan bodi bawah bisa menggesek aspal karena motor bisa miring namun pengendara tetap pede membawanya.
Suspensi depan teleskopik punya karakter yang lembut sehingga bisa meredam jalan rusak dengan baik, begitu juga dengan suspensi belakang barunya yang dibekali tabung.
Namun ada satu rasa yang memang agak mengganggu dan kerap dikeluhkan oleh para penggunanya di forum, yaitu ada sensasi jeduk dari sisi belakang ketika melewati polisi tidur atau melindas lubang secara cepat.
Setelah ditelisik ternyata jeduk tersebut bukan berasal dari suspensi, melainkan dari karet damper yang ada pada engine mounting sisi kiri.
Baca juga: 5 Daya Tarik Honda CRF150L, Trail 150 Cc Paling Pas!
Entah kenapa gap damper pada engine mounting dengan rangka ini cukup jauh, sehingga ketika membentur rangka maka rasa benturannya akan cukup terasa, jadi tidak heran kalau banyak dikeluhkan jeduk namun bukan jeduk bottoming dari suspensi.
Selebihnya sensasi rem masih sama terasa empuk dan cukup pakem, tidak ada perubahan spesifikasi tetap pakai model hidrolis di depan dan belakang dengan cakram dan ABS 1 channel di depan pada varian ABS.
Sektor mesin tidak ada perubahan, artinya masih menggunakan spesifikasi mesin 4 langkah, SOHC 4 katup, pendingin cairan, PGM-FI, dan eSP+.
Kapasitas murni mesinnya 156,9 cc hasil dari kombinasi diameter piston 60 mm dan panjang langkah 55,5 mm.
Baca juga: Baru Sebulan, Honda Scoopy Sudah Terjual 5.000 Unit Lebih di Jakarta-Tangerang
Mesin yang punya rasio kompresi 12:1 ini klaimnya memiliki tenaga maksimum 16 ps pada 8.500 rpm dengan torsi maksimal 14,7 Nm di 6.500 rpm.
Getaran yang cukup terasa ketika idle atau langsam masih terasa di generasi ini, namun begitu jalan suara mesin cukup halus dan minim vibrasi.
Karakter racikan CVT nya cenderung difokuskan di putaran tengah dan atas, sedangkan putaran rendahnya terasa sedikit ngeden, jadi ketika melewati tanjakan berboncengan perlu membuka gas lebih dalam.
Tidak ketinggalan ada pengujian akselerasi untuk melihat seberapa cepat Honda PCX 160 ABS-RoadSync bisa melaju dari keadaan berhenti.
Baca juga: Ratusan Ribu Orang Tercerahkan Ilmu Berkendara Aman Honda
Pengujian dilakukan beberapa kali menggunakan alat Racebox yang berbasis GPS agar mendapatkan hasil yang akurat.
Setelah beberapa kali pengujian, kecepatan 0-60 km/jam ditempuh dalam waktu 5,72 detik dan jarak 0-201 meter dicapai selama 12,38 detik di kecepatan 91,1 km/jam.
Kecepatan tertinggi yang bisa diraih motor ini di spidometernya menunjukan angka 119 km/jam dan yang terbaca di Racebox 118 km/jam, artinya spidometer ini punya deviasi yang cukup minim.
Untuk hasil lengkap pengujian akselerasinya bisa lihat tabel di bawah.
Data Tes Honda PCX 160 ABS-RoadSync | ||
---|---|---|
0-60 km/jam | 5,72 detik | |
0-80 km/jam | 10,06 detik | |
0-100 km/jam | 17,33 detik | |
0-100 meter | 7,84 detik @75,2 km/jam | |
0-201 meter | 12,38 detik @91,1 km/jam | |
0-402 meter | 19,8 detik @105,4 km/jam | |
Top speed spidometer | 119 km/jam | |
Top speed Racebox | 118 km/jam |
Terakhir menguji konsumsi bahan bakar dengan 2 metode, yaitu melihat dari informasi MID average fuel consumption yang ada pada spidometer dan kedua dilakukan secara full to full.
Baca juga: Sama-Sama Tipe Tertinggi, Pilih Honda PCX 160 atau Yamaha NMax 155?
Pengujian dilakukan secara natural dengan karakter berkendara beragam, mulai dari jalan santai, sampai sesekali gaspol untuk merasakan sensasi tenaga PCX 160 terbaru ini.
Kondisi perjalanan juga dibuat senatural mungkin melewati kondisi macet yang penuh stop and go, jalan dengan kondisi lenggang, dan tidak lupa melewati kondisi jalur menanjak juga menurun.
Tes konsumsi bahan bakar ini dilakukan menggunakan bahan bakar dengan kadar RON 92 yang banyak ditemui.
Uji Konsumsi Bahan Bakar Honda PCX 160 ABS-RoadSync | ||
---|---|---|
Konsumsi bensin full to full | 40,1 km/liter | |
Konsumsi bensin MID | 43,9 km/liter |
Pengujian dilakukan selama beberapa kali agar mendapatkan hasil rata-rata yang pas, hasilnya MID menunjukan angka 43,9 km/liter dan untuk full to full ada di angka 40,1 km/liter.
Artinya sekali isi penuh tangki bensin 8,1 liternya, kurang lebih PCX 160 ABS-RoadSync bisa melaju sejauh 300-355 km.
Lumayan…
Spesifikasi Honda PCX 160 2025 | |
---|---|
Dimensi | |
PxLxT | 1.936 x 742 x 1.123 mm |
Sumbu Roda | 1.313 mm |
Jarak Terendah | 135 mm |
Tinggi Jok | 764 mm |
Tangki | 8,1 liter |
Berat Kosong | 132 kg (CBS-ABS) 133 kg (RoadSync) |
Mesin | |
Tipe | 4-tak, SOHC 4 katup, eSP+ |
Pendingin | Cairan |
Rasio Kompresi | 12 : 1 |
Diameter x Langkah | 60 x 55,5 mm |
Kapasitas Mesin | 156,9 cc |
Tenaga Maksimal | 16 PS / 8.500 rpm |
Torsi Maksimal | 14,7 Nm / 6.500 rpm |
Transmisi | CVT |
Rangka & Kaki-Kaki | |
Tipe Rangka | Double Cradle |
Suspensi Depan | Teleskopik |
Suspensi Belakang | Ganda |
Rem Depan | Cakram |
Rem Belakang | Cakram |
Ban Depan | 110/70-14 |
Ban Belakang | 130/70-13 |
Harga | |
CBS | Rp 33,750 juta |
ABS | Rp 37,350 juta |
ABS-RoadSync | Rp 40,350 juta |