Pecinta touring pasti bahagia karena kedatangan motor baru yang bisa mengakomodasi hobinya itu. Ya, lewat Honda CB150X 2022, tak perlu repot lagi modifikasi motor jadi lebih jangkung, pakai suspensi depan panjang, hingga merombak posisi setang jadi lebih tinggi dan lebar.
Baca Juga: Ini Bedanya Honda CB150X 2022 Dengan CB150R Streetfire 2022, Suka yang Mana?
Bisa dibilang, inilah motor entry level pertama di Indonesia bertemakan petualang. Harganya juga lebih terjangkau dari Honda ADV150 dan CRF150L. Pabrikan melepas ke pasaran dengan banderol Rp 32,950 juta dan Rp 33,450 juta untuk varian edisi spesial.
Bedanya enggak banyak, cuma beberapa unsur kosmetika yang jadi diferensiasinya. Selebihnya, Honda CB150X dibangun dari basis Honda CB150R Streetfire, maka jangan heran apabila keduanya punya kemiripan baik dari jantung mekanis, detail bentuk lampu, transmisi, maupun aspek teknis lain.
Lalu yang jadi pertanyaan, semenarik apa motor baru ini? Pantaskah jadi teman touring buat para penjelajah di Indonesia? Mumpung salah satu awak AutoFun Indonesia sudah menjajalnya, berikut ini catatan plus minusnya, semoga bisa jadi referensi sebelum beli.
Kita awali dari poin plus Honda CB150X 2022 dulu. Secara umum ulasan kelebihannya ini berkutat pada feeling berkendara menyangkut aspek kestabilan, bantingan suspensi serta karakter dapur pacu hingga tenaga yang dikeluarkan.
Pertama dari handling. Berkat penggunaan ban tapak lebar, serta kombinasi ayunan suspensi yang lembut menghasilkan racikan handling yang stabil nan licah. Rasanya mudah meliuk-liuk di tikungan kecil. Meskipun secara dimensi bentuknya tinggi, rasanya percaya diri untuk membuatnya merebah.
Selain itu karena penyematan setang yang lebar, membuat Honda CB150X jadi lebih mudah dikendalikan. Feeling-nya nurut dan ringan. Selepas melibas tikungan kemudian langsung ngegas, suspensinya tidak langsung jengat, sehingga posisi duduk tetap nyaman. Satu kata yang menggambarkan motor ini: lincah!
Kemudian kedua soal bantingan suspensinya. Ini berkaitan dari penjelasan sebelumnya. Secara teknis kaki-kakinya ini beda dari Honda CB150R Streetfire. Intinya didesain lebih panjang baik dari segi ukuran keseluruhan maupun jarak main si peredam kejut.
Karakternya bukan yang empuk mental-mentul, rebound dari kedua suspensi pada Honda CB150X tidak langsung balik cepat. Makanya ketika joknya diduduki, amblesnya cuma sedikit. Saat berakselerasi juga sukses meredam segala benturan dari permukaan jalan, makanya pergerakan suspensinya minim.
Puncaknya ketika melibas polisi tidur, lagi-lagi bukan yang jedak-jeduk bikin genggaman tangan terganggu dan bergetar. Bantingannya lembut tidak bikin limbung. Itulah makanya dari segi handling rasanya rigid, stabil ketika melintas berbagai medan jalan.
Ketiga, pembahasan beralih ke profil mesin Honda CB150X. Manakala Anda sebelumnya pakai Honda CB150R Streetfire, maka sama sekali tidak ada perbedaan. Tarikannya enteng dan sedikit responsif. Rasanya mudah untuk mencapai kecepatan menengah. Napasnya juga panjang ketika gigi 2 hingga 4.
Dari data teknis, meskipun mesinnya sama namun tenaganya berbeda, lebih kecil 1 PS. Ini dimaksudkan agar pengendara mudah dan cepat untuk mencapai tenaga puncak. Sajian ini tentunya dibutuhkan saat berjalan dalam kondisi konstan ketika dalam perjalanan jauh. Tidak boyo, tapi bertenaga.
Namun beda cerita ketika sudah mencapai posisi gigi atas. Napasnya tidak sepanjang di bawahnya. Maklum, tenaga mesin Honda CB150X sudah bisa diraih pada putaran mesin 9.000 rpm. Selebihnya memposisikan gigi atas untuk mempertahankan putaran mesin rendah agar konsumsi bahan bakarnya lebih baik.
Hemat kami, perpaduan mesin ini cocok selain untuk penggunaan jarak jauh, juga harian. Apalagi didukung posisi duduknya yang rileks, tidak terlalu condong ke depan. Membuatnya tidak akan mudah pegal kala komuter sehari-hari.
Baca Juga: Honda CB150X 2022 Tampil Ala Africa Twin, Makin Proper Buat Touring
Masuk ke poin yang kami rasa merupakan kekurangan Honda CB150X dan bisa jadi masukkan ke pabrikan. Pertama walaupun sudah dipadukan raiser tinggi, menurut kami posisinya masih kurang tinggi sedikit lagi. Supaya posisi tangan tidak begitu ke bawah.
Kedua, sayangnya minus fitur port USB atau power outlet 12 volt pada motor ini. Mengingat sebagai motor penjelajah, kemungkinan besar penggunanya pasti membutuhkan suplai listrik untuk mengaktifkan peranti GPS, atau menggunakan ponsel pintarnya untuk memandu arah destinasi.
Andai ada fasilitas pengecasan gawai, si pengguna Honda CB150X tinggal menyiapkan phone atau GPS holder di motor. Kalau sudah begini, biasanya memodifikasi lagi untuk memasang fitur tersebut. Tapi ingat, hal tersebut akan menghanguskan garansi ya karena menyangkut sistem kelistrikan.
Terakhir adalah posisi pelat nomor depan. Secara penampilan, tampang depannya sudah ganteng. Ditambah penggunaan paruh depan khas motor petualang lain yang berkubikasi mesin besar, seperti Honda CB500X supaya cipratan kotoran dari roda tidak mengenai lampu depan.
Tapi ternyata, komponen tersebut memiliki fungsi ganda. Selain tadi yang sudah disebutkan, ternyata juga digunakan sebagai tempat menyematkan pelat nomor. Coba bayangkan, estetika Honda CB150X bisa berkurang pastinya. Sebagai alternatif sebenanrya bisa disematkan dibalik windshield.
Secara umum, motor ini sudah memiliki kemampuan yang mumpuni untuk memenuhi kebutuhan para pemiliknya untuk touring, menjelajah keindahan Indonesia. Terlebih handling dan bantingan suspensinya membuat pengendaraan tetap nyaman. Lalu harganya juga relatif terjangkau untuk ukuran motor sport touring adventure.
Namun perlu ingat, Honda CB150X tidak dilengkapi fitur pengisian daya baterai gawai. Jadi supaya tetap bisa menggunakan GPS ponsel pintar, harus siapkan power bank dan meletakkannya di tank bag. Rekomendasinya hindari memodifikasi sistem kelistrikan, supaya garansi tetap terjaga.
Baca Juga: Honda CB150X 2022 Debut, Indonesia Bakal Jadi Basis Produksi Global?
Spesifikasi Honda CB150X 2022 | |||
---|---|---|---|
DIMENSI | |||
Dimensi (P x L x T) | 2.031 x 796 x 1.309 mm | ||
Jarak sumbu Roda | 1.315 mm | ||
Jarak terendah ke tanah | 181 mm | ||
Ketinggian tempat duduk | 817 mm | ||
Berat kosong | 139 kg | ||
RANGKA | |||
Rangka | Diamond Type, Steel | ||
Suspensi depan | Upside down, SFF-BP | ||
Suspensi belakang | Lengan ayun dengan suspensi tunggal (Sistem Suspensi Prolink) | ||
Ukuran Ban depan | 100/80 – 17 52P (Tubeless) | ||
Ukuran Ban Belakang | 130/70 – 17 62P (Tubeless) | ||
Rem depan | Cakram Hidrolik | ||
Rem belakang | Cakram Hidrolik | ||
MESIN | |||
Tipe mesin | 4 Langkah, DOHC, 4 Katup | ||
Tipe transmisi | Manual, 6 Kecepatan | ||
Pola pengoperan gigi | 1-N-2-3-4-5-6 | ||
Sistem pendingin mesin | Liquid Cooled with Auto fan | ||
Diameter x langkah | 57.3x 57.8 mm | ||
Kapasitas Mesin | 149.16 cc | ||
Perbandingan kompresi | 11.3 : 1 | ||
Daya maksimum | 15,6 PS @ 9.000 rpm | ||
Torsi maksimum | 13,8 Nm @ 7.000 rpm | ||
Kopling | Multiple Wet Clutch Coil Spring | ||
Sistem pelumasan | Wet | ||
Starter | Elektrik | ||
KAPASITAS | |||
Kapasitas tangki bahan bakar | 12 liter | ||
Sistem suplai bahan bakar | Injeksi (PGM-FI) | ||
Pelumas Mesin | 1.1 liter | ||
KELISTRIKAN | |||
Tipe Baterai | MF Wet 12V 5Ah | ||
Sistem pengapian | Full transisterized | ||
Tipe Busi | NGK MR9C-9N atau ND U27EPR-N9 |