Saat ini bahan bakar oktan 90 jadi bahan bakar yang paling banyak dipakai masyarakat, termasuk bikers.
Alasan utamanya adalah harganya yang relatif lebih terjangkau dari bahan bakar lainnya.
Tentunya isu kenaikan harga berdampak signifikan dan langsung mengundang kehebohan.
Contohnya ketika harga Pertalite yang naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter dan bertahan hingga kini karena subsidi.
Ditambah lagi banyak yang mengeluhkan konsumsi bensin motornya lebih boros, dan menyebut kualitas Pertalite menurun meski harganya naik.
Alhasil banyak yang beralih menggunakan bahan bakar swasta, salah satunya adalah Vivo Revvo 90.
Baca juga : Jadi yang Termurah, Harga Royal Enfield Hunter 350 2023 Cuma Rp 106,4 Juta
Meski harganya lebih mahal stok Vivo Revvo 90 tetap disukai, meski sebelumnya ada Revvo 89 namun sudah tak lagi dijual.
Kini Vivo Revvo 90 yang mengikuti harga minyak dunia bergerak fluktuatif, harganya kini di atas Rp 12.000 per liter.
Dan dengan angka oktan yang sama serta menjadi jenis bahan bakar yang banyak dipakai, apakah benar kualitas dan kinerja Pertalite jauh lebih buruk dari Revvo 90?
Pengetesan menggunakan 2 unit Yamaha Fazzio yang masih sama-sama gress, dan pinjaman dari Yamaha Indonesia.
Kondisi motor tentunya full standar, sehingga pas untuk menguji bahan bakar kali ini.
Mesin dyno yang dipakai adalah Dynomite milik Ultraspeed di Gading Serpong, Tangerang.
Pengujian dilakukan sampai lima kali running, hingga motor benar-benar lemas.
Tentunya data tenaga dan torsi terbaik yang diambil, dari masing-masing unit yang menggunakan Pertalite dan Revvo 90. Dan hasilnya?
Baca juga : Membandingkan Kenyamanan dan Performa Yamaha XMax VS Aprilia SR GT, Siapa Lebih Unggul?
Ternyata Pertalite unggul dari Revvo 90 nih, baik dari tenaga dan juga torsi. Meski sebenarnya perbedaannya tak begitu besar angkanya, masih nol koma sekian.
Yamaha Fazzio yang pakai Pertalite mampu mencatatkan tenaga 6,049 PS @4.515 rpm dengan torsi sebesar 9,4 Nm @4.515 rpm.
Lalu unit yang pakai Revvo 90, mencatatkan tenaga 5,83 PS @4.807 rpm serta torsi 8,6 Nm @4.644 rpm.
Ada selisih tenaga 0,219 PS serta torsi beda 0,8 Nm. Lumayan ya?
Dari grafik dyno pun BBM Pertamina tersebut memang lebih unggul, dengan garis yang selalu ada di atas Revvo 90.
Karena harganya paling murah, antrian Pertalite di SPBU Pertamina jadi yang paling panjang.
Hal ini pula yang membuat bikers banyak beralih ke Pertamax atau SPBU swasta yang antriannya lebih sedikit.
Malah kini ada kabar jika pembelian Pertalite akan dibatasi, sehingga tak semua masyarakat bisa menikmatinya.
Misalnya untuk motor bermesin 250 cc jelas akan dilarang, toh secara spesifikasi mesin memang tak dianjurkan pakai oktan 90.
Hal ini diatur dalam pasal 3 (2) tentang BBM Khusus Penugasan atau BBM Bersubsidi, nantinya motor dengan kapasitas mesin 150 cc ke atas bakal dilarang minum Pertalite.
Jadi motor seperti Honda Scoopy, Yamaha Fazzio, Suzuki Burgman Street 125 EX masih bisa menikmati Pertalite.