Meski bukan lagi menjadi idola pasca gempuran motor matic, namun motor underbone atau bebek masih punya penggemar, salah satunya Yamaha New Jupiter MX.
Bebek super yang punya mesin berperforma tinggi dan tampang sporty itu, kerap jadi bahan modifikasi.
Seperti dilihat dari trend modifikasi di kawasan Solo Raya yang sering merombak tampilan dari motor-motor dari segmen tersebut.
Umumnya dimodifikasi bergaya road race, dengan mengggunakan ban tebal dengan profil 'ngedonat' yang khas.
Jika Yamaha MX King 150 terlalu mahal karena banderolnya saat ini sudah di atas Rp 25 jutaan, maka Yamaha New Jupiter MX bisa jadi alternatifnya.
Pasalnya banderolnya saat ini sudah terbilang murah dan ramah kantong. Maklum saja, karena motor ini dirilis tahun 2010 silam.
Tahun produknya antara 2010 hingga 2015, sebelum digantikan Yamaha MX King, yang berarti usianya sudah lebih dari 10 tahun.
Namun berkat desainnya yang sporty ditambah populasi motor bebek yang semakin jarang, motor ini jadi terlihat menarik. Berikut 5 faktanya.
Baca Juga: Punya Desain Timeless, Yamaha Jupiter MX Karbu Ternyata Masih Dijual di Malaysia
Dipantau dari situs jual beli online, motor bebek ini sudah bisa didapat dengan harga Rp 5 jutaan saja.
Meski demikian, rata-rata harga jual bekasnya masih di angka Rp 7-9 juta. Tergantung tahun pembuatan dan kondisi motornya.
Namun umumnya motor ini sudah dalam kondisi yang terlihat usang, terutama pada area bodi yang lecet-lecet karena masa pakai.
Tapi tenang, asyiknya Yamaha harga bodi motornya masih terhitung terjangkau dan masuk akal kok.
Perbedaan signifikan dari model lawasnya langsung terlihat dari sektor bodinya yang makin aerodinamis. Tampilannya makin sporty dengan hadirnya bodi yang runcing.
Selain itu, di versi ini pun sudah mengandalkan pelek palang sebagai standarnya. Tak jarang pelek tersebut berbalut ban soft compound ala road race saat dimodifikasi.
Keunggulan di sektor tampang juga yang menjadi alasan motor satu ini digemari, meski saat itu Suzuki Satria FU150 sudah jadi kompetitor terkuat di segmen hyper underbone.
Desainnya yang menarik masih terbukti karena unit barunya masih diproduksi dan dijual, ya walau di negara tetangga alias Malaysia.
Maklum saja, pasar dan populasi motor bebek di sana memang masih tinggi, sehingga masih dilepas oleh Yamaha Malaysia.
Baca Juga: Yamaha Fazzio Dimodif Ala Kanvas Berjalan, Ada Versi Mooneyes Jepang Juga!
Yamaha Jupiter MX generasi pertama dirilis pada tahun 2005, sukses menjadi 'bebek super' pertama yang produksi secara lokal di Indonesia.
Kemudian tampilannya disegarkan tahun 2010. Julukan generasi ke-2 dari motor tersebut adalah Yamaha New Jupiter MX.
Varian tersebut jadi penutup keluarga Yamaha MX bermesin 135 cc yang beredar hingga 2015.
Setelah itu, giliran Yamaha MX King yang bermesin 150 cc jadi penerusnya, sampai sekarang ini.
Spesifikasi mesinnya masih bertipe 4-tak, SOHC 4 katup, pendingin cairan, atau Yamaha menyebutnya dengan LC4V dengan konfigurasi tegak.
Volumenya 135 cc berpendingin cair dengan 4 valve dengan sistem bahan bakar masih karburator.
Yamaha menyediakan motor ini dengan 2 tipe transmisi, yakni semi otomatis 4 percepatan dan manual 5 percepatan.
Tenaganya mencapai 12,3 PS di 8.500 rpm dan torsi 12,1 Nm di 6.000 rpm. Terhitung besar pada masanya untuk sebuah motor bebek.
Selain masih mengusung karburator, motor ini juga masih minim fitur canggih. Misalnya lampu yang belum LED. Jangan harap pula ada bagasi luas di balik joknya ya.
Bahkan kapasitas tangkinya pun setara motor matic keluaran baru sekarang, yakni cuma 4 liter untuk mesin 135 cc.
Alhasil banyak yang merasa motor ini boros, padahal karena tangki kecil jadi lebih sering mampir SPBU.
Lalu meski bawaannya sudah mengusung pelek palang, tapi masih memakai rem tromol di belakangnya.
Untungnya rumah kunci standarnya sudah dibekali dengan pengaman magnetic.
Yamaha New Jupiter MX 135 jadi opsi menarik dengan harga bekas yang sudah sangat terjangkau.
Namun mengingat usianya yang sudah cukup uzur, harus pintar-pintar mencari unit yang kondisinya 'mendingan'.
Perkara tampilan bodi yang sudah usang, bisa dicat ulang jika belum ada yang pecah, atau full ganti bodi baru.
Dan untuk mesin, suku cadangnya masih banyak beredar, apalagi basis mesinnya masih eksis dipakai hingga saat ini.