Pada balap Yamaha Sunday Race 2023 yang berlangsung di sirkuit Pertamina Mandalika, pekan lalu menyajikan kelas Yamaha R15 Junior Pro.
Kelas ini diikuti oleh rider-rider muda dengan usia kurang dari 16 tahun, yang disediakan untuk pembibitan pembalap.
Motor yang dipakai adalah Yamaha R15 generasi terbaru, bukan generasi sebelumnya yang dipakaikan bodi generasi baru.
"Tahun ini Junior Pro pakai R15 terbaru, kita ambil yang tipe paling bawah untuk ngejar dapat warna birunya," buka Disep Priyadi, Koordinator balap Junior Pro.
Ubahan mesin pun terhitung minimalis, hanya mengatur ulang celah klep, mengganti busi pakai NGK iridium juga knalpot dari Sakura.
Baca juga : Yamaha Sunday Race Mandalika : Pengalaman Perdana dan Tantangan Seting Motor
"Kelebihan lain adalah pakai quick shifter, komen rider ini lebih enak untuk pengoperasian lebih enak," tambahnya kepada Autofun.co.id.
Tapi kalau dilihat detail lainnya, sangat menarik lho. Tenang, bisa ditiru untuk kalian pemilik motor yang sama, siapa tahu mau ikut trackday.
Ubahan yang lumayan signifikan justru terdapat pada area kaki-kaki Yamaha R15 Connected ini.
Suspensi depan misalnya, pakai Kayaba tipe upside down namun memiliki setingan yang lengkap, ada preload, rebound, compression.
Begitu pula suspensi belakang monosok yang juga memiliki setingan namun hanya preload saja, agar bisa disesuaikan dengan karakter dan bobot rider.
Pengereman kedua roda pun masih pakai standar, hanya saja selang rem pakai tipe braided dari RCB, serta dipasangkan wirelock pada baut kaliper rem.
Terakhir adalah ban yang dipakai IRC MBR 110, ban harian namun dengan kompon balap dan karakternya soft, tapi tidak seempuk ban khusus balap.
Berkaitan dengan handling, area setang dipasangkan steering damper dari JDS, yang pastinya bisa disetel.
"Terus handle pakai RCB adjustable, jadi rider bisa seting jarak main handle rem dan koplingnya," lanjut Disep.
Baca juga : Cek Harga Rangka Honda Beat, Yamaha Mio M3 dan Suzuki Nex II, Nggak Sampai Rp 2 Juta
Kemudian rear set alias pijakan kaki diganti pakai RCB, dengan beberapa pilihan setingan.
Saat kami mencoba mendudukinya, posisi footstep ini memang terasa terlalu tinggi. Maklum saja, setingannya disesuaikan dengan rider belia.
Jika biasanya bodi asli motor diganti pakai fiber, maka untuk kelas ini tetap pakai bodi standar bawaan motor.
Disep mengaku berdiskusi dengan Rey Ratukore, dan hasilnya bodi bawaan aerodinamis sudah bagus.
"Hanya untuk under cowling bawah mesin kita tambahkan, karena itukan regulasi untuk di sirkuit ya," bebernya.
Under cowling bawah mesin sendiri berguna untuk menampung tetesan oli atau cairan, agar tidak langsung ke trek yang bisa membahayakan rider lain.
Hanya saja lampu pastinya dilepas, meski tetap ada lampu DRL yang non aktif, sebagai signature desain dari motor ini.
Gak rumitkan ubahannya?