Honda Stylo 160 bisa dikatakan sebagai Honda Vario 160 dengan skin modern classic, karena keduanya punya harga yang mirip bahkan dengan penggunaan basis mesin serupa.
Stylo 160 tipe CBS dibanderol dengan harga Rp27,550 juta dan untuk tipe ABS ada di harga Rp30,425 juta on the road Jakarta.
PT Astra Honda Motor (AHM) pun langsung menyediakan beberapa unit tes yang bisa dicoba oleh para rekan jurnalis dan tamu undangan lainnya.
Lantas seperti apa rasa berkendara dari matic baru Honda satu ini? Apakah mirip dengan Vario 160? Mari kita ulas.
Melalui presentasi saat peluncurannya, Stylo 160 dikatakan memiliki posisi jok paling rendah dibandingkan dengan kompetitor lainnya.
Baca juga: Top 5 : Kemunculan Honda Stylo 160; Tiga Tipe Yamaha Lexi LX 155
Ini benar adanya, karena menurut data spesifikasinya motor ini punya tinggi jok 768 mm. Namun untuk pemilik postur 172 cm ternyata masih sedikit jinjit.
Meski posisi jok rendah, desain jok yang lebar cukup mengganjal paha pengendara ketika kaki akan menapak. Jika mau lebih menapak bisa memposisikan duduk sedikit lebih maju karena bentuk joknya tirus ke sisi depan.
Kulit jok pada tipe ABS pakai warna cokelat sedang tipe CBS pakai hitam. Mengenai materialnya dijelaskan kalau mendekati kulit asli. Tapi, karakternya justru menjadi sedikit kaku ditambah dengan busa jok yang tidak terlalu kenyal.
Posisi setangnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan Vario 160, ini membuat posisi lengan dan pundak lebih rileks.
Baca juga: Beda Tipe Honda Stylo 160 2024, Selisih Harganya Rp 2,8 Jutaan!
Dimensi setang juga tidak terlalu lebar dan punya lekuk ke arah pengendara yang pas. Saat belok patah pun ujung setang tidak sampai mentok ke kaki pengendara.
Selain beberapa poin soal kenyamanan di atas, sayangnya dek pijakan kaki pengendara milik Stylo 160 tergolong sempit. Sepatu ukuran 42 memiliki ruang yang tidak terlalu banyak sehingga kurang leluasa dalam menentukan posisi kaki.
Menggunakan basic yang identik dengan Vario 160 ternyata juga membuat berat dari Stylo 160 identik. Untuk tipe CBS beratnya serupa yaitu 115 kg sedangkan untuk tipe ABS 118 kg yang mana Stylo 160 ABS 1 kg lebih berat dibanding Vario 160 ABS (117 kg).
Namun Stylo 160 dibekali dengan roda yang lebih gambot, pelek ring 12 inci lebar 2.15 inci dibalut ban 110/90-12 untuk depan dan belakang pelek lebar 2.50 inci dengan ban 130/80-12 paling gambot di kelasnya.
Baca juga: Alasan Honda Stylo 160 2024 Pakai Rangka eSAF dan Mesin eSP+
Lantas seperti apa karakter handlingnya? Ternyata cukup lincah! Stylo 160 terasa begitu mudah dikendalikan, walaupun memang untuk membuatnya ‘rebah’ perlu sedikit ditekan.
Ini merupakan efek samping dari penggunaan ban gambot membuat handlingnya lincah dengan cengkraman ekstra tapi sedikit butuh tekanan agar Stylo bisa belok sampai ‘rebah’, kalau hanya untuk belok biasa sih rasanya tidak ada masalah.
Untuk suspensinya ternyata punya karakter redaman yang kontras, suspensi depan terasa begitu lembut bahkan cenderung limbung ketika diajak berbelok cepat.
Tapi terasa nyaman ketika melewati kondisi polisi tidur karena bisa meresap guncangan. Kendati demikian, karakter ini akan menimbulkan gejala mentok atau bottoming. Untuk itu akan kami uji lebih jauh jika sudah mendapatkan unit tesnya.
Baca juga: Geger! Honda Stylo 160 Resmi Dijual Mulai Rp 27 Jutaan
Suspensi belakang justru berbanding terbalik karena redaman awalnya memang empuk saat baru pertama kali diduduki. Namun begitu dibawa melewati polisi tidur ternyata hentakannya cukup terasa ke badan.
Sisi positifnya tentu saja area ‘bokong’ terasa stabil ketika meliuk cepat dan agresif, walaupun jadi kurang nyaman ketika melewati jalur rusak.
Honda Stylo 160 memiliki ground clearance 151 mm atau 11 mm lebih tinggi jika dibanding Vario 160. Salah satunya faktornya tentu saja karena penggunaan profil ban gambot.
Karenanya pengendara benar-benar bebas meliuk tanpa khawatir standar tengah ‘gesrot’ ke aspal. Kalaupun menyentuh aspal itu sudah dalam kondisi yang sangat miring.
Seluruh unit yang diuji merupakan tipe ABS, cakram depan berdiameter 220 mm diapit kaliper 2 piston plus ABS, lalu di belakang pakai diameter cakram yang sama namun dengan kaliper 1 piston.
Baca juga: Motor Listrik Honda EM1:e di Jabar lebih Mahal, Berapa Cicilannya?
Di sektor ini rasanya tidak ada masalah karena respons remnya cukup empuk dan bisa menghentikan laju Stylo 160 dengan sangat baik.
Begitu pula dengan respons modul ABS saat mendeteksi roda depan mengunci, hentakan pada handle rem depan terasa halus tidak terlalu menghentak.
Sayangnya, untuk tipe ini memang tidak dilengkapi dengan parking brake lock. Padahal, fungsinya cukup penting untuk menjaga motor tidak bergerak saat di persimpangan atau ketika parkir di tanjakan atau jalur tidak rata.
Mesin utuh milik Vario 160 turut dipasang pada Stylo 160 ini, tidak ada perbedaan dari basic mesin, CVT sampai rasio transmisi.
Baca juga: Kredit Honda Stylo 160, Cicilan Bisa Rp1 Jutaan
Satu perbedaannya hanya pada mapping ECM (Engine Control Module) yang disesuaikan kembali dengan konsep Stylo 160.
Itu berarti spesifikasi mesinnya pakai 4 langkah, eSP+, SOHC 4 katup, dan pendingin cairan.
Diameter pistonnya 60 mm dengan panjang langkah 55,5 mm, rasio kompresi dipatok 12:1 dengan klaim tenaga maksimal 15,4 Ps di 8.500 rpm dan torsi maksimal 13,8 Nm pada 7.000 rpm.
Saat kami jajal karakter tenaganya memang sangat identik dengan Vario 160 yang mana terasa sedikit lemot atau ‘ngeden’ saat awal melaju dari kondisi berhenti.
Baca juga: Daya Tarik Honda Vario 160 ABS, Lebih Murah Dari Yamaha Lexi LX 155 Termahal!
Kami juga menjajal simulasi merayap dan stop and go di tanjakan, dengan bobot 62 kg lagi-lagi Stylo 160 terasa ‘ngeden’ saat awal berjalan.
Namun kalau sudah cruising tenaganya menjadi lebih responsif saat buka tutup gas, ketika gas dibuka penuh racikan CVT-nya membuat keluaran tenaga menjadi linear dari tengah hingga putaran atas.
Cuma memang belum bisa mencicipi tenaga Stylo 160 sepenuhnya karena area tes yang terbatas. Kalau begitu untuk versi lengkapnya tunggu nanti saat kami sudah pegang unit tesnya untuk pemakaian harian.
Spesifikasi Honda Stylo 160 | ||
---|---|---|
Tipe mesin | 4 Langkah, 4 Katup, eSP+, pendingin cairan | |
Kapasitas mesin | 156,9 cc | |
Bore x stroke | 60 x 55,5 mm | |
Rasio kompresi | 12:1 | |
Tenaga maksimal | 15,4 Ps @8.500 rpm | |
Torsi maksimal | 13,8 Nm @7.000 rpm | |
Sistem suplai bahan bakar | PGM-FI (Programmed Fuel Injection) | |
Sistem starter | Elektrik | |
Sistem transmisi | Otomatis, Sentrifugal, Tipe Kering | |
Kapasitas Oli | 0,8 liter (Penggantian Periodik) | |
Tipe rangka | Underbone - eSAF (enhanced Smart Architecture Frame) | |
Ukuran ban depan | 110/90 - 12 M/C Tubeless | |
Ukuran ban belakang | 130/80 - 12 M/C Tubeless | |
Rem depan | 220 mm Cakram Hidrolik (ABS) & 190 mm Cakram Hidrolik (CBS) | |
Rem belakang | 220 mm Cakram Hidrolik (ABS) & Tromol (CBS) | |
Sistem pengereman | Anti-Lock Braking System (ABS) & Combi Brake System (CBS) | |
Tipe suspensi depan | Teleskopik | |
Tipe suspensi belakang | Swing Arm dengan Suspensi Tunggal | |
P x L x T | 1.886 x 706 x 1.133 mm (ABS) | |
1.886 x 701 x 1.133 mm (CBS) | ||
Jarak sumbu roda | 1.275 mm | |
Jarak terendah ke tanah | 151 mm | |
Tinggi tempat duduk | 768 mm | |
Berat kosong | 118 kg (ABS) | |
115 kg (CBS) |