Yamaha Indonesia belum lama ini merilis generasi terbaru Yamaha Aerox 155. Penyajiannya sekarang terbilang masif, karena hampir diseluruh sektor pengembangan itu terjadi. Mulai dari desain, mesin hingga fitur. Wajar jika eksistensinya tetap mengancam rival sekelas.
Namun, di 2021 ini pula model lamanya tetap diniagakan pemegang merek. Sebelum membeli, ada baiknya kita tilik dulu perbedaan dari masing-masing varian.
Secara kasat mata, sudah bisa dilihat perbandingannya. Model baru Aerox 155 menawarkan desain lebih sporty. Bagian wajah jauh lebih padat, diikuti dengan revisi desain penerangan utama.
Rumah lampu depan membesar yang berdampak menghilangnya lampu senja bohlam di sisi headlamp. Sebagai ganti, terdapat daytime running light (DRL) LED di bagian atas. Item ini tak tersedia di generasi Aerox terdahulu.
Penanggalan lampu kuning tadi pun membuat Yamaha kian leluasa untuk mendesain ulang tubuh depan bak fairing motor sport. Bukan cuma terlihat bulky, bagian ini jua dicetak agar ramah. Tarikan meruncing yang ada di Aerox lama, tak lagi ada pada Aerox baru.
Dengan begitu, dipastikan tidak mentok dengan dengkul pengendara. Sementara pada area samping dan belakang tampak minor. Ubahan mencolok terletak pada lampu belakang yang punya ukuran minimalis.
Desain baru jua langsung kentara saat memandangi panel meter. Layar pada Aerox 2021 lebih besar dikarenakan sudah kedapatan fitur konektivitas gawai. Selain menyajikan informasi dasar secara digital, terdapat pula indikator ketika motor terhubung dengan smartphone.
Keterhubungan keduanya via jaringan Bluetooth dapat terjadi berkat adanya perangkat CCU. Dari sinilah Anda dapat mengetahui kinerja konektivitas, berikut indikator baterai gawai, hingga pemberitahuan apabila ada panggilan telepon, pesan singkat maupun email. Ya, terapan pada All New Yamaha Aerox 155 Connected ini sama persis dengan All New Yamaha NMax Connected.
Koneksi itu pula yang kemudian menjadi sarana bagi Anda agar dapat memanfaatkan aplikasi Y-Connect melalui ponsel pribadi. Selain itu, tak ada lagi tombol pengatur tampilan di sekitar panel meter. Pasalnya, tombol tersebut sudah berpindah ke setang sebelah kiri.
Jadi lebih praktis lantaran tangan tak perlu berpindah dari kemudi saat mengubah tampilan semisal spidometer, takometer, fuel meter, odometer, tripmeter, V-Belt trip, jam, Average F-Eco, Instant F-Eco, self-diagnosis dan voltase accu (Battery).
Hal tadi tersebut menjadi kelengkapan standar dari Aerox baru. Untuk informasi pula, pada edisi ini Yamaha Indonesia menawarkannya ke dalam dua pilihan yaitu Aerox 155 Connected dan Aerox 155 Connected/ABS.
Pembeda utama tentu terletak pada penggunaan sistem pengereman sensor roda depan. Selain itu, tipe tertinggi Aerox 155 juga sudah menyematkan dua perangkat tambahan seperti Stop & Start System yang letak tombolnya di setang sebelah kanan.
Sementara lainnya adalah sistem kunci pintar (Smart Key System). Untuk menyala-matikan mesin tak perlu mencolok anak kunci, hanya tinggal putar knop yang sudah terintegrasi dengan rumah kuncinya. Pembeli pun akan mendapat remote berfitur immobilizer guna mencegah terjadinya pencurian.
Tak ketinggalan Answer back system untuk mencari lokasi si skutik di tempat parkir. Ihwal sumber untuk mengisi ulang daya gawai, tetap ada di Aerox baru. Sudah ada penutup, namun belum USB port dan ruangnya tak cukup untuk smartphone berdimensi 6 inci.
Tak sekadar fitur, Aerox non-ABS dan ABS juga punya beberapa diferensiasi fisik. Pada tipe tanpa sensor, tak tersedia suspensi ganda subtank. Namun, penampilannya atraktif lewat penawaran warna-warna cerah seperti Dark Grey Yellow, Red, Matte Black Cyan dan Black.
Sementara Aerox 155 ABS, malah terkesan mature dengan pilihan warna Prestige Silver dan Maxi Signature Black & Gold. Namun eleganitas terpancar berkat suguhan laburan berwarna emas. Mengenai peredam kejut, tentu lebih baik varian atas karena suspensi belakangnya sudah memakai jenis tabung. Sematan demikian juga ada di varian tambahan Aerox 155 Connected/ABS MotoGP Edition.
Yamaha nyatanya ikut mendongkrak performa All New Yamaha Aerox 155 Connected. Mesin Bluecore dengan VVA dengan kalkulasi kompresi baru 11,6:1, sanggup memuntahkan tenaga 15,1 Hp @ 8.000 rpm serta torsi maksimum sebesar 13.9 Nm @ 6.500 rpm. Catatan ini meningkat dari Aerox lama yang cuma berkemampuan 14,7 Hp @ 8.000 rpm dan 13,8 Nm @ 6.250 rpm (kompresi: 10,5 ± 0,4 : 1).
Tak dipungkiri, bobotnya bertambah berat. Belum lagi daya tampung bahan bakar yang ikut bertambah dari 4.6 liter menjadi 5,5 liter. Dan, konsukuensi pengurangan kapasitas bagasi di bawah jok. Tapi dalam urusan power to weight ratio (PWR), Aerox 155 tetap terbaik di kelasnya. Kita hitung saja dari varian paling berat (Aerox 155 Connected ABS) yang punya bobot 125 kg.
Dengan metode hitung bobot dibagi tenaga. Artinya 125 Kg :15,1 Hp yang hasil adalah 8,27 kg/hp. Jadi setiap keluaran 1 daya kuda, Aerox 155 menarik beban seberat 8,27 kg. Sedikit membandingkan dengan Honda ADV 150 yang merupakan salah satu rival utama. Skutik Honda ini punya tenaga maksimal 14,3 Hp dan berat 136 kg. Maka hasil PWR darinya adalah 93 kg/hp.
Namun perlu diingat, Anda harus siap menebusnya dengan harga lebih tinggi. Aerox 155 Connected/ABS 2021 dipatok Rp 29 juta. Jika pun ingin meminang versi livery Monster Energy Yamaha, tambah Rp 500 ribu dari nominal tadi. Sebaliknya, harga lebih bersahabat tersedia pada Aerox 155 Connected. Cukup sediakan uang Rp 25,5 juta (on the road Jakarta).
Mengenai penetapan nominal ini, mungkin sebagian dari Anda lebih condong untuk membeli Aerox 155 model lama. Di jaringan pemasaran tentu ada pemberlakukan promo khusus agar unit tersebut ludes dari gudang penyimpanan.
Tapi coba ditilik lagi. Pada tipe terbawah berbanderol Rp 24,795 juta. Bukankah selisihnya hanya ratusan ribu dengan Aerox 155 Connected? Begitu pula pada tipe teratas (Aerox 155 S-Version) dipatok Rp 28,565 juta. Sementara varian atas yakni Aerox 155 Connected/ABS dilego Rp 29 juta. Dengan kata lain, membeli unit Aerox lama bukanlah langkah solutif. Bukan sekedar ketinggalan soal fitur dan performa, desainnya pun kalah modern ketimbang model baru.
P x L x T | 1980mm X 700mm X 1150mm |
Jarak sumbu roda | 1350 mm |
Jarak terendah ke tanah | 143 mm |
Tinggi tempat duduk | 790 mm |
Berat isi | 125 kg |
Kapasitas tangki bensin | 5.5 L |
Tipe Rangka | Underbone |
Suspensi Depan | Teleskopik |
Suspensi Belakang | Unit Swing |
Jarak sumbu roda | 1350 mm |
Ban Depan | 110/80-14M/C 53P |
Ban Belakang | 140/70-14M/C 62P |
Rem Depan | Disc |
Rem Belakang | Drum |
Tipe Mesin | Liquid cooled 4-stroke, SOHC |
Jumlah/Posisi Silinder | Single Cylinder |
Kapasitas Mesin | 155cc |
Diameter x Langkah | 58,0 mm x 58.7 mm |
Perbandingan Kompresi | 11.6 : 1 |
Daya Maksimum | 15,1 Hp/8.000 rpm |
Torsi Maksimum | 13,9 Nm/6.500 rpm |