Honda PCX 2021 hadir dengan pembaruan terbilang masif. Dari sisi mesin misalnya, ia tak lagi menggunakan kubikasi 150 cc. Skutik medium buatan PT Astra Honda Motor (AHM) sudah menggunakan mesin baru eSP+ berkapasitas 160 cc. Secara performa jelas meningkat dari model sebelumnya. Namun, output dari jantung mekanis itu bisa jadi tidak optimal, andaikata menemui enam masalah berikut.
Secara perbekalan, kemampuan Honda PCX 160 jelas kian mumpuni. Mesin SOHC empat silinder yang kini digendong, sanggup menghasilkan tenaga 16,2 PS @8.500 rpm dan torsi 15 Nm @6.500 rpm. Terdapat selisih signifikan dari sang pendahulu (PCX 150) dengan torehan 14,7 PS @8.500 rpm dan 13,2 Nm @6.500 rpm.
Tak cuma itu, faktanya dia pun mengungguli pencapaian Yamaha NMax (15,3 PS di putaran 8.000 rpm dan 13,9 Nm @6.500 rpm). Kendati demikian, PCX 2021 bisa saja tak lagi dominan. Terlebih jika ada masalah pada beberapa komponen yang mendukung pemasok daya.
Baik PCX 160 atau skutik lainnya, filter udara sejatinya berperan menyaring udara yang masuk ke ruang bakar. Dengan begitu, tidak ada kotoran atau debu bercampur. Sehingga pencampuran antara udara dan bahan bakar menjadi sempurna. Namun menjadi sebaliknya ketika penyaring tersebut kotor.
Lantaran tidak optimal, dampaknya bakal terasa saat Anda memuntir tuas gas. Putaran atau tarikannya menjadi berat dan tidak stabil. Bilamana didiamkan dalam waktu lama, tak jarang membuat motor mati mendadak.
Oleh karenanya, pemilik Honda PCX wajib melakukan pengecekan terhadap item ini. Terlebih ia menggunakan filter udara tipe basah yang mana tidak bisa dibersihkan - jika sudah kotor harus diganti. Beberapa penyebab kotornya perangkat ini sendiri bisa disebabkan oleh beberapa hal. Sebut saja lingkungan dan usia pakai.
Busi sendiri memiliki peran membakar campuran udara dan bahan bakar. Namun, mesin jua membutuhkan jarak kerenggangan yang tepat agar proses pembakaran berlangsung optimal. Untuk mengetahuinya coba ukur celah antara busi, ground dan center elektroda. Bila jaraknya melebihi 1 mm, segera lakukan penggantian busi.
Tak ada salahnya juga Anda datang ke bengkel resmi. Pasalnya, pengecekan busi selalu diperiksa saat konsumen melakukan servis rutin. Menurut Honda Cengkareng, item ini umumnya dilakukan setiap 4.000 km. Selain memeriksa jarak pengapiannya, busi juga selalu dibersihkan oleh mekanik.
Aktivitas tersebut sebenarnya bisa Anda lakukan di rumah. Akan tetapi, pemasangannya pun harus tetap diperhatikan. Salah-salah, insulator busi menjadi retak apabila terlalu keras mengencangkannya. Jika sudah begini, tarikan gas menjadi tidak stabil. Termasuk halnya pada motor injeksi seperti Honda PCX 160.
Output yang dihasilkan motor termasuk PCX 160 tak lepas dari kompresi. Tekanannya sendiri juga dipengaruhi klep atau valve. Itu berarti, harus benar dan sesuai pula penyetelannya. Apabila setelan klep terlalu rapat, maka klep cepat membuka dan lebih lama menutup. Jika setelan klep terlalu renggang, membuat posisi klep lambat membuka dan cepat menutup. Artinya, kedua hal itu membuat campuran bensin dan udara tidak ideal.
Apa dampaknya jika klep terlalu rapat? Sumber serupa menuturkan, kondisi ini akan membuat konsumsi BBM menjadi boros. Lalu membuat kebocoran pada tekanan kompresi. Yang mana bakal berdampak pula terhadap pengurangan keluaran output mesin. Selain itu, efek negatifnya pun membuat mesin tidak bisa stasioner dan susah dinyalakan.
Sejatinya, hal tersebut jua dialami ketika klep kepalang renggang. Namun ada lagi dampak lain seperti mesin lebih cepat panas, terasa tersendat-sendat di putaran mesin tinggi, hingga menimbulkan suara berisik di area dapur pacu. Tentu saja ada patokan soal penetapan kalkulasi klep in maupun klep ex tadi. Tapi, Anda disarankan melakukannya di bengkel resmi saja.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, jarak klep yang tidak ideal bisa menyebabkan stasioner mesin tidak ideal. Tarikan gas menjadi tidak stabil ketika putaran mesin di bawah standar. Disampaikan pula oleh mereka, standardisasi putaran mesin motor matik Honda umumnya disetel pada 1.710 rpm. Untuk itu, putaran stasioner mesti tepat. Hanya saja, alat ini biasanya tersedia di bengkel resmi.
Tidak responsifnya Honda PCX 160 Anda juga bisa diakibatkan oleh terganggunya kinerja pada sistem injeksi, salah satunya injektor. Injektor sendiri berfungsi menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang bakar. Lalu mengubah partikel-partikel bahan bakar menjadi kabut.
Meski begitu, injektor bisa saja tersumbat akibat menenggak bahan bakar yang kurang bagus. Otomatis memengaruhi pula kualitas penyemprotan bensinnya. Cara paling ideal adalah membersihkannya dengan cairan pembersih injektor. Jika lubang-lubang injektornya tertutup kerak atau kotoran, bisa dibersihkan juga menggunakan sikat khusus.
Perlu diketahui pula, penyumbatan pada injektor bisa terjadi karena bensin umumnya memiliki kandungan sulfur. Hal ini tentu bisa direduksi jika Anda menggunakan bensin beroktan tinggi. Sebut saja Pertamax yang memiliki kandungan sulfur tidak lebih dari 50 ppm (part per milion).
Bandingkan dengan Pertalite yang punya nominal kandungan belerang 188 ppm. Tentu ada risiko lebih besar terkait penyumbatan injektor. Logikanya, penggunaan Pertamax pada Honda PCX 160 lebih baik ketimbang Pertalite. Terlebih skutik baru buatan PT AHM ini sudah memiliki rasio kompresi tinggi yakni 12:1.
Setiap motor injeksi termasuk Honda PCX 2021 sudah pasti dilengkapi dengan pompa bahan bakar alias fuel pump. Salah satu fungsinya adalah menjaga tekanan bensin tetap tinggi. Ketika kinerjanya melemah, pendistribusian bahan bakar menjadi tidak maksimal. Sudah pasti juga memengaruhi proses pembakaran dan ujung-ujungnya berdampak terhadap respons semisal tuas gas dibetot.
Untuk diketahui, tekanan pada fuel pump umumnya dapat diukur dengan alat bernama fuel pressure gauge. Perangkat ini pun biasanya dimiliki oleh bengkel-bengkel resmi termasuk AHASS. Jika sudah tidak ideal, ada kemungkinan fuel pump motor Anda rusak. Cara terbaik sudah pasti menggantinya dengan fuel pump yang baru.
Seperti kita ketahui, Honda PCX 160 2021 menghadirkan penyegaran di ruang bakarnya. Bukan semata peningkatan kapasitas, perubahan jua terjadi pada rancang bangun seperti bore x stroke, jumlah klep hingga rasio kompresi.
PT AHM sendiri berhasil membuat terobosan lantaran, kemampuannya melebihi sang pendahulu bahkan kompetitor. Namun, Honda PCX 160 bisa jadi tidak lagi responsif saat menemui enam masalah di atas. Maka dari itu, wajib untuk Anda untuk selalu melakukan servis secara berkala guna menghindari terjadinya masalah di atas.